Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 9 Oktober 2023, Siapakah sesamaku?
Dan setiap usaha dan karya kita untuk membantu sesama kita adalah bagian dari keluar dari diri kita kepada orang lain atau sesama kita.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul 'Siapakah sesamaku?'
Untuk Hari Minggu Biasa XXVII Bruder Pio Hayon SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I: Yun. 1:1-17; 2: 10 dan Injil:Luk. 10:25-37.
Berikut ini teks lengkap renungan dari Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Sesama adalah semua orang yang ada di sekitar kita di luar dari diri kita sendiri entah di dalam lingkungan keluarga atau dalam tatanan sosial kemasyarakatan.
Sesama bisa orang di dekat kita dan bahkan bisa jadi orang di luar kita termasuk musuh-musuh kita atau orang-orang yang tidak sejalan dengan kita. Intinya sesama itu adalah mereka yang berada di luar diri kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 8 Oktober 2023, "Tuhan Menghendaki Kita Hidup Benar"
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 8 Oktober 2023, Tatalah Hidup ini Agar Lebih Bermutu
Dan setiap usaha dan karya kita untuk membantu sesama kita adalah bagian dari keluar dari diri kita kepada orang lain atau sesama kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada kesempatan hari ini, kita diberi inspirasi dari dua kisah yang tidak asing lagi buat kita semua. Kisah pertama dari kitab nabi Yunus tentang pelarian Nabi Yunus dan dalam injil tentang kisah korban penyamun di Yerikho.
Kisah pertama tentang Nabi Yunus yang hendak melarikan diri di hadapan Tuhan hanya karena tidak mau diberi tugas untuk menobatkan orang Niniwe yang telah banyak berbuat dosa dan kejahatan. Semua orang dalam kota itu telah berdosa dan tak ada satu orang pun yang berbuat baik.
Dan Tuhan memanggil Yunus dan memberikan tugas untuk pertobatan bangsa Niniwe dari malapetaka yang Tuhan hendak jatuhkan untuk mereka. Bagi Yunus, melarikan diri di hadapan Tuhan dan tugas yang akan diembani adalah jalan terbaik.
Namun kenyataannya, Tuhan tetap ada di mana-mana bahkan menimpakan malapetaka agar Nabi Yunus sadar. Nabi Yunus akhirnya cuma bisa pasrah dan dia dibuang ke laut atas permintaannya sendiri. Nabi Yunus sangat tahu baik akan konsekwensi dari penolakkannya terhadap Tuhan.
Maka dia pasrah saja untuk dilemparkan ke laut. Dan benar setelah itu laut menjadi tenang. Dalam kehidupan kita, kadang tanpa kita sadari semua malapetaka yang kita alami itu Tuhan sengaja memberikan kepada kita tetapi sebenarnya karena kita sendiri telah menolak Tuhan dan tugas perutusanNya.
Sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan malapetaka itu sebenarnya kepada kita karena kita sendiri mau melarikan diri dari Tuhan dan perutusanNya. Maka jika kita mendapat malapetaka jangan cepat-cepat mempersalahkan Tuhan tetapi perlu merefleksikan diri sendiri, ada apa dengan saya sampai Tuhan memberikan malapetaka kepada saya?
Karena Tuhan pasti sudah meminta kita untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan kepada kita tetapi kita tak melakukannya. Bagi Yunus, tugas untuk memberi penyadaran kepada orang-orang Niniwe itu sebuah kejanggalan atau kemustahilan tetapi bagi Tuhan itu bukan bagiannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.