Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 9 Oktober 2023, Belaskasih, Jalan Menuju Keselamatan
Salah satu ajaran ini terungkap dengan jelas dalam perumpamaan yang sangat terkenal, yaitu orang Samaria yang baik hati
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Belaskasih, Jalan Menuju Keselamatan.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa Pekan XXVII merujuk pada Yunus 1: 1-17; 2: 10, Mazmur, diambil dari Yesaya 30: 1-18 dan Injil
Lukas 10: 25-37.
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus
“Belas kasih adalah keinginan untuk melihat orang lain terbebas dari penderitaan.” Perkataan Dalai Lama, pemimpin spiritual tertinggi Tibet ini, secara tidak langsung mengungkapkan pesan bahwa belas kasih menjadi dasar terwujudnya kedamaian dan keselamatan. Akan tetapi, jauh sebelum Dalai Lama, Yesus Kristus sebenarnya telah mengajarkan kepada para pengikut-Nya tentang belas kasih sebagai jalan untuk mencapai keselamatan.
Salah satu ajaran ini terungkap dengan jelas dalam perumpamaan yang sangat terkenal, yaitu orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:25-37). Perumpamaan ini bermula dari pertanyaan seorang ahli Taurat kepada Yesus, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Bagi masyarakat Israel kuno, hidup kekal dipahami sebagai kondisi hidup yang tenang dan damai di tanah yang diberikan TUHAN kepada mereka (Im. 18:5; Ul.4:1, 40; 8:1; 16:20; 30:6, 16-20). Dalam perkembangan selanjutnya, hidup kekal kerap dihubungkan dengan “kehidupan yang akan datang” (setelah kematian).
Namun, sejatinya, hidup kekal itu ungkapan lain dari keselamatan. Dalam tradisi alkitabiah, keselamatan itu bersifat relasional. Artinya, orang mengalami keselamatan jika relasinya selalu harmonis dan tidak kacau, baik terhadap diri sendiri, sesama, alam semesta, maupun Allah. Karena sifat yang relasional inilah, maka Yesus menyetujui pandangan bahwa jalan untuk mencapai keselamatan adalah kasih.
Sebab, kasih itu sifatnya relasional, melibatkan dua belah pihak. Dia pun mengamini kesimpulan ahli Taurat bahwa cara untuk mencapai hidup kekal atau keselamatan adalah dengan mengasihi Allah dan sesama. Kali ini Yesus mengajarkan secara lebih spesifik mengenai keselamatan yang tercipta dalam relasi dengan orang lain sebagaimana perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati.
Jika membaca lebih teliti perumpamaan ini, maka akan terlihat jelas, apa yang membedakan antara kedua petugas Bait Allah (imam dan Lewi) dan orang Samaria dalam memperlakukan korban perampokan yang sekarat itu adalah belas kasih: “ketika ia (orang Samaria) melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.”
Sejatinya, belas kasih itu adalah kesadaran, perasaan sekaligus perbuatan.
Awalnya adalah kesadaran akan penderitaan orang lain. Dari kesadaran ini lahirlah perasaan yang menyatu dengan perasaan orang lain yang sedang menderita. Tetapi, lebih dari sekadar sadar dan merasa, mereka yang berbelas kasih umumnya akan melakukan tindakan untuk menyelamatkan sesamanya yang menderita.
Inilah yang dilakukan oleh orang Samaria itu. Ia merawat luka-luka si korban, membawanya ke tempat penginapan, dan mengeluarkan uang dari tabungannya sendiri untuk membayar biaya pengobatan orang itu sampai sembuh.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 8 Oktober 2023, "Tuhan Menghendaki Kita Hidup Benar"
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 9 Oktober 2023, Siapakah sesamaku?
Belas kasih jelas menuntut pengorbanan juga. Ia tidak pernah berpikir orang di depannya ini musuhnya atau bukan, atau dari bangsa apa. Ia hanya melihat orang di hadapannya sebagai orang yang sedang membutuhkan pertolongan.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Boleh jadi kita juga seperti Imam dan Lewi tadi. Tahu dan lihat bahwa ada orang yang butuh bantuan. Tetapi kita putuskan untuk tidak menghiraukannya. Boleh jadi kita juga seperti orang Samaria yang memandang sesama bukan sebagai korban atau musuh tetapi sebagai manusia yang punya jiwa kemanusiaan, yang wajib untuk dibantu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.