Breaking News

Berita Timor Tengah Utara

Renovasi Rumah Adat Suku Tas'au di Desa Maubesi,Timor Tengah Utara Jadi Momentum Pelestarian Budaya 

Renovasi rumah adat selama beberapa 2 Bulan ini merupakan momentum yang sakral bagi Suku Tas'au untuk melaksanakan rangakaian proses.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
RUMAH ADAT - Imam Saat memberkati Rumah Adat dan Hauteas dalam Misa Syukur Renovasi Rumah Adat Suku Tas'au, Jumat 6 Oktober 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Keluarga besar Suku Tas'au di Kampung Taenmetan, Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah melaksanakan kegiatan renovasi atau perbaikan rumah adat.

Renovasi rumah adat selama beberapa 2 Bulan ini merupakan momentum yang sakral bagi Suku Tas'au untuk melaksanakan rangakaian proses.

Selama sebulan, semua generasi dari Suku Tas'au dibantu beberapa suku lainnya mengerjakan Gubuk atau Rumah Adat Suku Tas'au. Sedangkan lopo atau tempat pertemuan dan penyimpanan hasil kebun juga dikerjakan dalam kurun waktu 1 bulan.

Baca juga: HUT TNI ke- 78, Dandim 1618/TTU Sebut Perayaan Dilaksanakan Secara Sederhana

Saat diwawancarai, Jumat, 6 Oktober 2023, Ketua Koordinator Pelaksanaan Pembangunan Rumah Adat dan Lopo Suku Tas'au, Maximus Tas'au mengatakan, sebelum dilaksanakan pembangunan rumah adat dan lopo, semua Tua Adat Suku yang berada di wilayah Desa Maubesi yakni Suku Saunoah, Naisaban, Afenpah, Kauni, Naisumu, Naimena, dan Oeleu diundang menghadiri pertemuan dalam lopo Adat Suku Tas'au yang terletak di Taenmetan, Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pertemuan ini dilaksanakan dengan tujuan membicarakan dan memperoleh kata sepakat untuk melaksanakan pesta adat Suku Tas'au. Pasca dilakukan pertemuan dan ditemukan kata sepakat, dimulailah pembangunan rumah adat dan lopo tersebut.

Baca juga: Bank NTT Cabang Kefamenanu Timor Tengah Utara Dukung Pemberdayaan Gerakan Perempuan Peduli Pertanian

Setelah pembangunan tuntas dilaksanakan, dilakukan pengambilan Hauteas (Kayu yang bercabang tiga) atau kayu symbol kekuatan dan Oe,Leu (air pemali) dari sumber mata air Suku Tas'au yang menjadi simbol kekuatan yang diberikan Tuhan menjadi pedoman hidup leluhur sebagai manusia ciptaan untuk mendiami Bumi dan menguasai segala makhluk ciptaan.

Pengambilan Hauteas dan Oe'Leu ini berlangsung pada, dini hari sekira pukul 03.00.

Menurutnya, ada beberapa bagian penting dan arti dari Hauteas ini yakni cabang yang pertama (paling tinggi) melambangkan Tuhan sebagai Pencipta Langit dan Bumi serta segala isinya yang harus dipuji dan di sembah oleh setiap manusia termasuk didalamnya para lelulur yang telah kembali ke pangkuan Bapa sebagai Malaikat dan menjadi pendoa bagi generasi yang masih hidup di dunia.

Baca juga: Terduga Pelaku Penyebar Foto Syur di TTU Diduga Gunakan Akun Facebook VS untuk Kelabui Korban

Cabang yang kedua melambangkan alam termasuk didalamya ( pohon, air, ikan, binatang,dan semua jenis tumbuhan) yang harus dipelihara, dikuasai, dan dinikmati oleh manusia termasuk para leluhur dan dipelihara agar tetap lestari yang menjadi sumber hidup manusia di dunia.

Sedangkan, cabang yang ketiga melambangkan manusia termasuk para leluhur dan pemerintah yang merupakan ciptaan Tuhan yang sempurna utuk menguasai alam semesta dan mengatur kehidupan manusia.

Hauteas kemudian ditanam di depan rumah adat Suku Tas'au.

Baginya, Hauteas adalah lambang kekuatan di mana salah satu cabang yang paling tinggi melambangkan Tuhan, dan dua cabang lainnya yang nyaris sejajar yakni alam dan leluhur.

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Anak Tewas Tenggelam di Embung Nefonikis Insana Timor Tengah Utara

"Tuhan dalam hal ini Gereja, mendukung eksistensi leluhur mengelola alam semesta," tukasnya.
 
Ia menambahkan, Oe'leu (Air Pemali); adalah air kehidupan yang diambil dari sumber mata air Suku Tas'au yang telah menjadi sumber kehidupan bagi semua orang yang berada di wilayah Desa Maubesi termasuk Suku Tas'au. Oe'Leu (Air Pemali) Suku Tas'au ini tetap terpelihara oleh semua suku di Maubesi karena merupakan sumber kehidupan semua orang di Maubesi.

Pohon-pohon yang berada di wilayah tersebut tidak boleh ditebang sembarangan. Apabila hal ini dilanggar maka warga setempat akan mengalami musibah atau kekeringan. Oe'Leu atau Air Pemali di simpan dalam Rumah Adat Suku Tas'au.

Baca juga: Terduga Pelaku Penyebar Foto Syur di TTU Diduga Gunakan Akun Facebook VS untuk Kelabui Korban

Ia mengatakan, Misa Syukur Pembangunan Rumah Adat sebagai bagian dari peran Gereja mendukung eksistensi dari budaya lokal di Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara. Momentum tersebut merupakan pesta adat Suku Tas'au. Suku Tas'au berada di dalam rangkuman beberapa suku besar yang ada di Maubesi. 

"Suku Tas'au berada di antara suku besar yang ada di Maubesi," tukasnya.

Ia menegaskan bahwa, perbaikan rumah adat Suku Tas'au didukung oleh suku-suku besar yang ada di Maubesi. Hal ini diwujudkan dalam kehadiran suku-suku besar tersebut dalam kegiatan ini.

Baca juga: Kelompok Tani Firdaus Noemuti TTU Dapat Pelatihan Pembuatan Pakan dari Dosen Prodi Peternakan Unimor

Pasca dilakukan Mis Syukur Renovasi Rumah Adat, dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban dan tarian adat dari semua suku yang ada di Desa Maubesi.

Setiap suku mengenakan pakaian adat lengkap dan memperagakan tarian lokal diiringi gong dan gendang.

Acara penutupan dari semua rangkaian kegiatan renovasi rumah adat ini yakni semua keluarga Suku Tas'au menari di sekeliling Hauteas diiringi bunyi gong dan gendang.

Lopo tersebut merupakan tempat pemersatu bagi semua generasi yang telah diperkenalkan oleh leluhur di dalam lopo adat itu. Lopo ini menjadi tempat berkumpul dan berembuk untuk memecahkan berbagai persoalan.

Baca juga: Jatuh Pingsan Saat Ditetapkan Sebagai Tersangka, Jaksa Tunda Penahanan Bendahara BPBD TTU

Maximus menjelaskan, ada tiga hal yang tidak dapat dilepaskanpisahkan dari pembangunan rumah adat yakni Tuhan, Alam dan Leluhur. Hal ini termanifestasi dalam  gambaran arsitektur Hauteas.

Lopo yang digunakan sebagai tempat berembuk, berbeda dengan Rumah adat. Pasalnya, rumah adat merupakan tempat bersemayam para leluhur. Di rumah adat dilaksanakan berbagai macam ritual untuk menghormati para leluhur dan Tuhan Sang Pencipta. Aspek gotong-royong semua generasi suku Tas'au dalam pembangunan rumah adat ini sangat luar biasa.

Maximus berharap, budaya atau ritual adat di Desa Maubesi tidak boleh hilang seiring perkembangan zaman. Budaya dalam Suku Tas'au selalu diperkenalkan kepada semua generasi agar mereka bisa melestarikan budaya ini.

 

"Sehingga Tuhan itu melindungi kita semua selama kita hidup di dalam lopo, dalam suasana kebersamaan," ujarnya.

Sementara itu dalam Kotbahnya, Romo Yopi Tas'au mengatakan, semua proses perbaikan rumah adat hingga sampai pada syukuran berjalan baik dan lancar karena didasari oleh satu sikap yakni mendengarkan.

Rencana pelaksanaan perbaikan rumah adat Suku Tas'au ini tidak akan berjalan baik dan lancar apabila semua generasi Suku Tas'au maupun Tua Adat Suku-suku besar yang berada di Desa Maubesi tidak saling mendengarkan.

Selaras dengan pesan Injil bahwa, mendengarkan adalah bagian paling penting bagaimana semua persoalan dan rencana serta solusi bisa menemui titik terang.  (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved