Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 1 Oktober 2023, Tuhan mencintai Hati yang Remuk Redam
Ada banyak kisah anak-anak terluka batinnya. Luka-luka psikologis ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tuhan mencintai Hati yang Remuk Redam.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Minggu Biasa XXVI dengan merujuk pada Bacaan Yehezkiel 18: 25-28, Mazmur 25: 4-5.6-7.8-9, Filipi 2: 1-11 dan Injil : Matius 21: 28-32
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP.John Lewar SVD
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Para orangtua diharapkan memperlakukan semua anak sama rata, tetapi cukup sering kita menemukan kasus, bahwa mereka memperlakukan anak-anaknya secara berbeda. Ada banyak kisah anak-anak terluka batinnya. Luka-luka psikologis ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kepribadiannya.
Ada anak yang tidak sanggup membebaskan diri dari dendam terhadap orangtuanya sendiri, termasuk ketika ia sudah dewasa dan bisa berpikir jernih. Ada yang lain merasa dendam juga terhadap saudarasaudaranya yang menurut anggapannya diperlakukan secara lebih istimewa oleh orangtuanya.
Mereka mendapat fasilitas lebih baik, kesempatan studi dan berkembang lebih baik dan sebagainya, sementara ia merasa disepelekan dan tidak pernah didukung oleh orangtuanya.
Injil hari ini berbicara tentang dua anak dengan karakter yang berbeda. Yang satu digambarkan sebagai “yes men”, selalu mengatakan “ya” terhadap
suruhan ayahnya, tetapi tidak pernah melaksanakannya.
Sementara yang lain sering membantah dan membuat kesulitan ayahnya, tetapi biasanya ia menyesal lalu melaksanakan perintah sang ayah itu. Dalam pandangan Yesus, kriteria menilai baik tidaknya kedua anak itu terletak pada dilaksanakannya perintah sang ayah atau tidak.
Dengan itu, Yesus memberikan gambaran situasi yang terjadi di lingkungan umat Yahudi. Perikop injil ini merupakan sebuah kritikan terhadap para pemimpin Yahudi yang menganggap dirinya benar di hadapan Tuhan dan meremehkan pemungut cukai dan orang berdosa.
Tetapi sebenarnya mereka adalah kelompok pembohong dan orang berdosa . Yesus mengecam sikap dan perlakuan mereka karena mengatakan „ya‟ di hadapan Tuhan tetapi tidak percaya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 1 Oktober 2023, Ia Menyesal Lalu Pergi Juga.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 30 September 2023, Kita dan Kitab Suci
Mereka tahu tentang yang benar dan yang salah, tetapi menanamkan dalam dirinya sebuah kesadaran baru yang jahat dan buruk, maka mereka menjadi jahat. Yesus memandang mereka lebih rendah dari pada pemungut cukai dan orang berdosa.
Kelompok tak terpandang ini masuk dalam kategori orang yang bertobat dan percaya. Maka tidaklah mengherankan bila Yesus mengatakan bahwa para pemungut cukai dan perempuan pelacur mendahului mereka masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Dan tepatlah apa yang dikatakan nabi Yehzkiel:”Orang benar berbalik dari kebenarannya dan melalukan kecurangan sehingga mati” (Yeh 18, 27). Kaum Farisi merasa diri istimewa karena taat pada hukum, tetapi sesungguhnya merekalah yang tidak melaksanakan kehendak Allah karena mengabaikan kasih.
Pada sisi lain, orang-orang berdosa seperti pemungut cukai, pelacur dan sampah masyarakat lain menunjukkan sikap tobat dan berbalik dari kesalahan mereka, lalu mewujudkan hukum kasih. Inilah yang justru berkenan kepada Bapa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.