Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 1 Oktober 2023, Ia Menyesal Lalu Pergi Juga.
Biasanya penyesalan itu datangnya kemudian karena ketika orang melakukan kesalahan orang tak pernah sadar dia telah melakukannya itu
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul …Ia Menyesal Lalu Pergi Juga.
Untuk Hari Minggu Biasa XXVI ini Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik merujuk pada Bacaan I: Yeh. 18:25-28, Bacaan II: Fil. 2: 1-11 dan Injil:Mat.21:28-32
Berikut ini teks lengkap renungan dari Bruder Pio Hayon SVD
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Semua kita pernah membuat kesalahan dan diikuti dengan penyesalan. Biasanya penyesalan itu datangnya kemudian karena ketika orang melakukan kesalahan orang tak pernah sadar dia telah melakukannya itu.
Dan ketika sampai pada kesadarannya, barulah ia menyesali perbuatannya. Dan yang paling penting adalah ketika penyenyesalan tiba, haruslah selalu diikuti dengan sebuah tindakan nyata untuk mengubah apa yang pernah salah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 30 September 2023, Kita dan Kitab Suci
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 30 September 2023, Tiga Cara Meningkatkan Wawasan
Karena tujuan utama dari sebuah penyesalan adalah perubahan hidup.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita memasuki hari minggu biasa ke XXVI. Pada hari minggu ini kita semua diajak untuk menyesal dan bertobat agar kita diselamatkan.
Nubuat Yehezekiel memberikan kita gambaran akan Allah yang selalu menerima semua yang datang dan berbalik dari dosa-dosanya: “Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehiangga ia mati, ia harus matii karena kecurangan yang dilakukannya.
Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan dia melakukan keadiladan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.”
Bagi Yehezekiel, pertobatan dari kefasikan dan dosa menjadi jalan Tuhan yang harus diikuti karena kadang kita mempersalahkan Tuhan karena tindakan Tuhan tidak tepat dalam hidup kita lalu kita berbalik melawan Tuhan.
Sebenarnya bukanlah tindakan Tuhan yang tidak tepat tetapi tindakan kita yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga kita sering salah dalam menjalankan kehidupan kita. Yang paling penting sekarang adalah jika kita sudah berbuat salah maka kita harus kembali dan berbalik kepada Allah. Tindakan untuk berbalik inilah kadang menjadi sangat berat kita lakukan karena kita masih sangat nyaman dengan keadaan kita dalam situasi dosa itu sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 30 September 2023, Refleksi Spiritual Santo Hieronimus
Padahal kita sedang membuat kefasikan dalam dosa dan kita masih merasa kita tak berbuat salah.
Dan supaya kita tidak terus jatuh dalam dosa, St. Paulus mengajar kita untuk bersikap seperti Kristus: “Walaupun dalam rupa Allah Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.