Berita NTT
Konservasi Reptil Komodo, Akademisi Undana Kupang, Dr. Hamzah H. Wulakada: Perlu Diperhatikan
programnya jangan parsial antar daerah tapi terintegrasi secara Kawasan dalam wilayah koordinasi di 11 kabupaten.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kita mengapresiasi upaya konservasi reptil Komodo melalui pembibitan, ini komitmen positif pemerintah dalam melestarikan khasanah bangsa.
Komodo bagi saya bukan sekedar ikon pariwisata tapi harus didorong menjadi ikon ekologi kebangsaan sebab menjadi satu-satunya hewan purba yang masih tersisa di dunia.
Sayangnya proses pembibitan dilakukan di luar Kawasan habitusnya, ya mungkin pertimbangan fasilitas dan sumberdaya yang tersedia di Taman Safari Indonesia.
Habitat Komodo itu padang rumput terbuka (sabana) dan hutan belukar, kadang cukup betah hidup di pesisir pantai.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah NTT Hari Ini
Karakter geneusnya sebagai kelompok predator cenderung mengembara, memilih hidup bebas tanpa kendali batasan ruang (jangan dikandangkan) tapi orbitase hidupnya cenderung terbatas sehingga sejauh pengembaraannya, Komodo cenderung memilih Kembali ke tempat asal karena kenyamanan.
Perilakunya penyendiri, hanya berkumpul saat makan dan berkembang biak, sehingga pengembaraan Komodo cenderung didorong oleh keinginan untuk mendapatkan makanan.
Dia tidak akan bergerak jauh asalkan rantai pasok makanannya tersedia, dan dibiarkan alami hidup, jangan diberi makan nanti cenderung malas dan dimanjakan.
Sebelum dia terlampau betah di habitat awal pasca penetasan, baiknya dikembalikan ke tempat asalnya dan biarkan tumbuh secara alami di alam liar.
Tentunya pihak BKSDA sudah tahu prosedurnya; harus ada kajian pemetaan genetic [haplotype] lalu lakukan survey lapangan untuk analisis kesesuaian habitat.
Dalam tahap persiapan, perlu penyesuaian pola makan saat di kendang karena nantinya akan dibiarkan mencari makan sendiri.
Pra kondisi di tempat tujuan juga harus disiapkan, Sarana prasarana penunjang disiapkan dan para petugas tetap siaga mendampingi selama proses adaptasi dan tahap awal pelepasliaran.
Yang perlu perhatikan adalah saat proses pengiriman harus dipastikan standarnya agar tidak menimbulkan stress pada anak Komodo, bisa mengganggu psikisnya hingga mood makan saat tiba di tempat yang baru.
Kita berharap ke depan Pemerintah Pusat bisa berpikir untuk menyediakan fasilitas dan sumberdaya untuk pengembang biakan di dalam Kawasan Taman Nasional Komodo atau TNK, mungkin dipertimbangkan 1 pulau khusus diantara beberapa pulau dalam Kawasan Taman Nasional Komodo atau TNK yang menjadi tempat khusus pembibitan Komodo (pulau penangkaran) dari pada harus dibawa jauh keluar Kawasan untuk pengembang biakan.
Baca juga: Cuaca NTT Hari Ini 24 September 2023,Angin Kencang Reda,BMKG:Tetap Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan
Dari perspektif eko-wisata, pilihan kebijakan Presiden menetapkan Labuan Bajo menjadi salah satu Destinasi Prioritas hingga menjadi kelas premium yang terkonsentrasi di Labuan Bajo adalah keberlanjutan upaya mengkonservasi eksistensi Komodo.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.