Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023, Mihi Enim Vivere Chiristus Est

Renungan Harian Katolik berikut ditulis berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Mihi Enim Vivere Chiristus Est

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - RD. Dr. Maxi Un Bria menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 24 September 2023 dengan judul Mihi Enim Vivere Chiristus Est; Bagiku Hidup adalah Kristus. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Mihi Enim Vivere Chiristus Est; Bagiku Hidup adalah Kristus.

RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan Injil Matius 20 :1-16.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Minggu 24 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Pengangguran adalah masalah sosial yang meresahkan. Setiap orang yang menganggur dan disapa penganggur karena belum memiliki pekerjaan atau karena tidak mau bekerja, akan selalu dirundung kecemasan dan kegelisahan. Tidak ada masa depan. Bila masalah pengangguran tidak diatasi dengan baik akan melahirkan masalah sosial lainnya.

Menganggur dan belum memiliki pekerjaan akan mengkondisikan orang tetap menjadi parasit-hidup yang terus menerus bergantung pada orang lain.

Kehilangan kemandirian sosial dan rasa percaya diri. Pengangguran dapat diatasi dengan kesediaan untuk berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan kerja, dan atau bekerja secara bertanggungjawab, baik karena diupah ataupun tanpa upah.

Yesus menggunakan perumpamaan tentang undangan untuk bekerja di kebun anggur sebagai tawaran untuk mendapatkan kehidupan dan keselamatan. Pemilik kebun aggur bersepakat dengan para pekerja yang ditemui pagi-pagi benar untuk bekerja dengan upah satu dinar sehari.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023, RancanganKu Bukanlah Rancanganmu

Kesepakatan itu menjadi basis argumentasi keadilan dalam membayar upah setelah selesai bekerja. Sementara upah yang layak yang akan diberikan pula oleh pemilik kebun anggur bagi para penganggur yang ditemui di pasar dan di jalan-jalan pada jam 9,12, 15 dan 17 sore untuk ikut menggarap kebun anggur-Nya adalah semata-mata karena pernyataan belaskasih dan kemurahan hati pemilik kebun anggur bagi para penganggur.

Dalam hal ini pemilik kebun anggur yang adalah Allah sendiri bertindak adil karena memenuhi kesepakatan dengan para pekerja lebih dari itu Allah sangat murah hati karena memberikan pekerjaan kepada semua penganggur yang dijumpai di pasar dan di pinggir jalan sebagai kepedulian yang tinggi atas hidup dan masa depan mereka.

Sekali lagi pemilik kebun anggur bersikap adil karena memenuhi janji dan kesepakatan untuk mengupah pekerja dengan satu dinar sehari.

Masalahnya adalah para pekerja yang bekerja sejak subuh, bersungut-sungut terhadap pemilik kebun anggur yang murah hati karena membayar yang sama nilainya kepada mereka yang bekerja kemudian.

Hal ini terjadi karena mereka tidak memahami sikap adil dan kemurahan hati Allah yang melampaui ketentuan-ketentuan dunia dan manusia.

Nabi Yesaya megatakan bahwa "Rancangan dan pikiran Allah selalu berbeda dengan racagan dan pikiran manusia." Karena itu manusia sepantasnya mencari dan mendekati Tuhan agar mampu memahami kehendak-Nya( Yesaya 55:8).

Seringkali manusia jatuh dan mengalami penderitaan karena tidak mampu menyelaraskan pikiran dan rancangannya dengan pikiran dan rancangan Allah.

Rasul Paulus dalam hidupnya telah berupaya menyelaraskan pikiran dan hidupnya dengan pikiran dan hidup Kristus. Itulah yang membuatnya teguh, tabah dan bersukacita karena berbuah banyak dalam pelayanan. Ia menegaskan optimisme dan imannya yang besar kepada Kristus dengan mengatakan, "Mihi enim vivere Chiristus est, et mori lucrum."

Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Hidup dan bekerja bagi Kristus selalu mendatangkan buah kebaikan yang menggembirakan dan menyelamatkan ( Filipi 1:21 & 23 ).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 23 September 2023, Kita Mesti Berjuang Memerangi Diri

Hari ini kita masih bertahan hidup dan dapat melaksanakan tugas-tugas kita dengan baik semata-mata karena sikap adil dan kemurahan hati Allah atas diri dan hidup kita. Itulah sebababnya sebagai insan beriman, kita sepantasnya bersyukur kepada Allah yang maha kasih dan murah hati yang telah menganugerahkan pengampunan , kasih dan berbagai kebaikan atas hidup kita tanpa memikirkan ketidaksetiaan dan dosa-dosa kita.

Kesadaran akan kebaikan , keadilan dan kemurahan hati Allah yang terus direfleksikan dalam hidup mengantar kita untuk mengucap syukur dan menggandakan kasih serta kebaikan dalam hidup. Sementara lupa diri, dan lupa terhadap kebaikan dan kemurahan hati Allah yang telah diterima akan menjebak kita dalam sikap arogan yang selalu bersungut-sungut dan iri hati terhadap kelimpahan anugerah rohani dan jasmani yang Allah anugerahkan kepada sesama.

Marilah berusaha menjadi pribadi-pribadi yang tahu bersyukur, mampu menghadirkan sikap adil , belaskasih dan murah hati kepada sesama seperti Allah yang selalu adil dan murah hati terhadap diri kita. Kita sepatutnya bersyukur dan dan terus bersyukur atas setiap anugerah kesehatan, persahabatan, pekerjaan, pelayanan, kemudahan, kelancarana, kebahagiaan, damai dan sukacita yang telah kita terima dari Allah sepanjang waktu.

Allah sangat peduli dan setia menganugerahakan keselamatan bagi semua orang termasuk orang berdosa. Asalkan saja manusia mau terbuka dan kembali menanggapi tawaran keselamatan dari Allah.

Sikap bersungut-sungut, iri hati dan argumentasi arogan yang lahir dari manusia dalam merespons kemurahan hati Allah terhadap diri dan sesama kadang-kadang hanyalah cerminan dari keterbatasan pemahaman dan kurangnya refleksi serta pernyataan syukur atas anugerah kasih dan kemurahan hati Allah yang telah diterima.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 23 September 2023, 3 Cara Agar Manusia Tetap Mau Mempunyai Ketekunan

Kini telah tiba waktunya untuk bangkit dan sadar. Hendaklah kita menjadi murah hati seperti Bapa yang selalu murah hati. Bila sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk hidup, berarti hidup kita mesti berbuah kebaikan, pengampunan, belaaskasih, keadilan dan kemurahan hati.

Agar bila tiba waktunya kita dapat merayakan sukacita kemenangan bersama Tuhan yang telah diimani dan dihayati selama hidup. Sebagaimana diungkapkan Rasul Paulus, “Mihi enim vivere Chiristus est, et mori lucrum -  Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."

Tuhan memberkati.

Teks Lengkap Bacaan Minggu 24 September 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 24 September 2023. (DOK. POS-KUPANG.COM)

Bacaan Pertama : Yesaya 55:6-9

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku

Bacaan dari Kitab Yesaya:

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:2-3,8-9,17-18

Refr.: Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya.

1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

2. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.

3. TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.

4. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

5. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

6. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan Kedua : Filipi 1:20c-24,27a

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus, itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.

Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil : Ibr 4:12

Refr. Alleluya

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.

Bacaan Injil : Matius 20:1-16

Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Inilah Injil suci menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya.

Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar.

Katanya kepada mereka, “Pergi jugalah kalian ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.” Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi.

Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?’ Jawab mereka, “Tidak ada orang yang mengupah kami.’Kata orang itu, ‘Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.’

Ketika hari sudah malam berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar.

Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved