Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 19 September 2023, 'Hati yang Tergerak Belaskasihan'
Peristiwa Yesus membangkitkan anak laki-laki seorang janda di Nain berawal dari kepekaan Yesus terhadap kesedihan dan kepedihan yang amat mendalam
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul 'Hati yang Tergerak Belaskasihan'
Dalam renungan pada Hari Biasa Pekan XXIV ini RP. John Lewar SVD merujuk pada Bacaan 1Timotius 3: 1-13, Mazmur 101: 1-2ab.2cd-3ab.5,6 dan Bacaan Injil
Lukas 7: 11-17.
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul 'Hati yang Tergerak Belaskasihan'
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Peristiwa Yesus membangkitkan anak laki-laki seorang janda di Nain berawal dari kepekaan Yesus terhadap Kesedihan dan kepedihan yang amat mendalam
seorang janda yang anak laki-laki tunggalnya meninggal dunia. Kita pasti juga bisa merasakan betapa sedih, pedih dan susahnya hati sang ibu. Si janda tidak
meminta Yesus untuk membangkitkan anaknya, namun hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada si janda yang sedang menangis.
Gerakan hati Yesus tidak hanya sebatas emosi, melainkan juga mengandung kekuatan dan peneguhan dalam kata-kata: “Jangan menangis!” Yesus tidak hanya berhenti pada kata-kata hiburan yang biasa diucapkan kita tatkala menghibur orang yang sedang berduka, namun Ia juga bertindak. Yesus mendekati usungan dan
menyentuhnya. Yesus bahkan tidak hanya menyentuh, tetapi kemudian mengucapkan kata-kata yang penuh kuasa: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (Luk. 7:14).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 September 2023, Cara Agar Dapat Meningkatkan Keinginan yang Kuat
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 September 2023, Beriman dengan Rendah Hati
Orang itu pun bangun, duduk dan mulai berkata-kata. Kata-kata Yesus memang penuh kuasa, membuat si janda yang dirundung Kesedihan dan kepedihan mendalam dapat kembali mengalami sukacita besar serta juga menghidupkan orang yang telah meninggal. Kekuatan dan kuasa Yesus membangkitkan anak laki-laki tunggal si janda, tidak hanya berdampak pada si janda dan anaknya, tetapi juga pada iman semua orang yang menyaksikan peristiwa itu.
Apa yang terjadi pada orangorang yang menyaksikan peristiwa itu? Mereka ketakutan dan memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” (Luk. 7:16). Peristiwa Yesus membangkitkan orang mati telah membawa setiap orang kepada pengakuan
akan Allah yang hadir di tengah-tengah mereka dan sekaligus menggerakkan mereka untuk memuliakan Allah. Melalui Yesus, semua orang sungguh mengalami kehadiran Allah dan karya-Nya yang luar biasa.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Apa makna kisah di atas bagi kita? Yang dialami oleh si janda juga dialami oleh setiap orang, termasuk kita. Tak ada orang yang dapat luput dari situasi
demikian, situasi sedih tatkala orang yang kita cintai dan yang mencintai kita meninggal dunia. Perkataan Yesus “jangan menangis!” menjadi sumber
kekuatan yang dapat membebaskan kita dari rasa sedih dan pedih. Memang, orang yang meninggal tak akan bangun, duduk dan berkata-kata sebagaimana
anak laki-laki si janda.
Namun, Yesus adalah kebangkitan dan hidup. “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh. 11:25). Kuasa perkataan Yesus “jangan menangis” tidak hanya berlaku dan berdaya pada peristiwa kematian, melainkan juga dalam situasi ketika kita mengalami berbagai tantangan, kesulitan, cobaan dan penderitaan karena iman kita akan Yesus.
Dalam situasi seperti itu, kata-kata Yesus “jangan menangis” akan menjadi sumber kekuatan karena Yesus tidak hanya sekedar berkata-kata, melainkan Ia selalu
menghampiri, menyentuh dan membangkitkan kita dari kesedihan, rasa putus asa dan keterpurukan yang menimpa kita. Kita percaya bahwa Yesus yang tergerak hati-Nya oleh belas kasihan ketika menyaksikan kesusahan si janda, juga senantiasa tergerak hati-Nya oleh belas kasihan saat Ia menyaksikan kesusahan dan kesedihan kita yang percaya kepada-Nya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 September 2023, Tuhan, Bersabdalah Saja Maka Saya akan Sembuh
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 September 2023 , Selayaknya Engkau Menolong Dia
Semoga kita pun senantiasa “mengusung” segala kesedihan dan kesusahan kita sendiri dan “mengusung” saudara-saudari yang sedang berkesusahan kepada Yesus,
Sang Nabi Besar yang senantiasa hadir di tengah-tengah kita. Jadi, jangan menangis!
Contemplasi:
Pertanyaan refleksi: apakah kita ini mempunyai rasa belas kasih dan peduli terhadap sesama kita, terhadap keluarga kita, orang tua, bahkan saudara kandung kita yang sedang mengalami kesusahan? Bagaimana sikap kita terhadap orang di sekeliling kita, orang yang tidak dipedulikan dan tidak diperhatikan?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.