Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 18 September 2023, 'Tuhan, Bersabdalah Saja Maka Saya akan Sembuh'

Sebelum menerima komunio kudus dalam Ekaristi, kita menyatakan iman kita kepada Tuhan, seperti yang dilakukan oleh perwira tentara Romawi di Kapernaum

Editor: Edi Hayong
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Senin 18 September 2023 dengan judul Tuhan, Bersabdalah Saja Maka Saya akan Sembuh' 

 POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul 'Tuhan, Bersabdalah Saja Maka Saya akan Sembuh'.

Dalam renungan pada Hari Minggu Biasa XXIV ini RP. John Lewar SVD merujuk pada Bacaan 1 Timotius 2: 1-8, Mazmur 28: 2.7.8-9 dan Lukas 7: 1-10

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul 'Tuhan, Bersabdalah Saja Maka Saya akan Sembuh'.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Sebelum menerima komunio kudus dalam Ekaristi, kita menyatakan iman kita kepada Tuhan, seperti yang dilakukan oleh perwira tentara Romawi di Kapernaum. “Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”, demikian doa kita, yang sangat paralel dengan ucapan sang perwira:

“Tuan janganlah bersusah-susah, sebab aku merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku. Sebab itu aku juga merasa tidak pantas datang sendiri mendapatkan Tuan. Tetapi katakanlah sepata kata, maka hambaku akan sembuh” (Lukas 7:6-7).

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Minggu 17 September 2023, Mengampuni dengan Tulus Hadirkan Sukacita

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023, Belaskasih dan Pengampunan

Ada dua alasan mengapa perwira itu ditolong dan dipuji Yesus. Pertama, ia seorang yang rendah hati. Ia menyebut diri tidak layak di hadapan Yesus. Yesus terlalu besar untuk datang mengunjungi dia. Kerendahan hati ini mencerminkan iman yang sebenarnya, walaupun ia sendiri mungkin tidak mengimani Yahweh, Tuhan orang Israel. Namun iman kepada Yesus akhirnya menuntun dirinya menuju Tuhan, karena barangsiapa melihat Yesus, melihat Bapa (Yohanes 14:9). Kedua, ia melayani umat Tuhan dengan melakukan yang baik.

Tua-tua Yahudi memberi kesaksian, bahwa perwira itu mengasihi mereka dan membiayai pembangunan rumah ibadat mereka (Lukas 7:4-5). Kita teringat akan kata-kata Santu Paulus:”Barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu”(Galatia 6:8).

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Kenapa kita sering mengucaokan kata-kata itu tetapi tidak pernah ada dampaknya? Mungkin karena kurang percaya. Kita hanya mengulang kata-kata itu tetapi tidak ada isinya karena tidak disertai dengan kerendahan hati dan pasrah kepada Tuhan. Mari kita hayati doa-doa dan seruan kita dalam Ekaristi, pasti Tuhan akan
mengabulkan seperti perwira yang percaya kepada Tuhan membuat mukjizatNya.

Kita membangun kwalitas rohani yang layak di mata Tuhan. Kita perlu belajar mengimani Kristus dengan rendah hati. Betapapun kaya, pintar dan berkuasanya kita, di hadapan Tuhan kita tidak berarti. Kita juga perlu mensyukuri karunia dan penyelenggaraan Tuhan dengan cara melayani sesama yang membutuhkan tanpa syarat apapun. Kita melayani karena Tuhan ada dalam diri mereka. Semoga dengan itu kita berhak meraih keselamatan di dalam Kerajaan Abadi.

Contemplasi:

Yesus memuji iman dan sikap perwira Romawi yang begitu tulus memperhatikan hambanya bahkan tanpa ragu dan malu memohon pertolongan Yesus hanya untuk seorang hamba. Perwira tersebut ternyata bukan orang Yahudi, tapi dia mampu mendorong tua-tua Yahudi datang kepada Yesus untuk menyampaikan pesannya. Hal ini menunjukkan relasi yang baik antara perwira kafir itu dengan tua-tua Yahudi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023, Kasih yang Berpengampunan

Bahkan dia menganggap dirinya begitu berdosa dan kotor sehingga merasa tidak layak didatangi Yesus. Perwira ini telah menunjukkan kwalitas iman yang
dimilikinya, sikap kerendahan hati yang mengagumkan dan mengajarkan cara menghargai martabat orang lain walaupun hanya seorang hamba. Dari kedalaman imannya ia mengatakan, berkatalah sepata kata saja, maka hambaku akan sembuh.

Sungguh iman yang luar biasa sampai-sampai Yesus memuji: “di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai”. Bagi Tuhan, iman semacam ini patut diandalkan dan layak mendapat ganjaran yaitu kesembuhan hamba perwira tersebut.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved