Berita Internasional

Bom Bali Hingga Serangan WTC New York, Inilah 10 Teror Abad 21 yang Menewaskan Ratusan Warga

Ada serangkaian teror mengerikan yang terjadi di abad ke 21 tak hanya terjadi di belahan negara lain tetapi juga di Indonesia.

|
Editor: maria anitoda
DW
Situasi pasca Bom Bali 12 Oktober 2002 

Pagi hari 7 Juli 2005, empat buah bom meledak di sejumlah tempat di kota London, Inggris.

Tiga bom meledak di kereta bawah tanah dan satu lagi di sebuah bus tingkat di Lapangan Tavistock.

Akibat serangan bom ini, 52 orang tewas dan 700 lainnya terluka.

Ini adalah serangan teror terburuk di Inggris setelah pengeboman pesawat Pan Am penerbangan 103 di atas Lockerbie, Skotlandia, pada 1988.

Dua pekan kemudian, sebuah percobaan serangan bom kembali terjadi di Inggris, tetapi kali ini serangan tersebut gagal dan tak menimbulkan korban jiwa.

5. Bom Bali I (2002)

Tragedi ini terjadi pada 12 Oktober 2002 di kawasan wisata Kuta, Bali.

Serangan ini menewaskan 88 warga Australia, 38 warga Indonesia, dan 20 orang lainnya dari berbagai kebangsaan, serta 209 orang terluka.

Serangan ini melibatkan tiga peledakan bom, yaitu satu bom bunuh diri, satu bom mobil di luar sebuah kelab malam populer di Kuta, dan satu bom kecil di luar konsulat AS di Denpasar.

Sebuah rekaman audio yang diduga berisi suara Osama bin Laden mengatakan pengeboman di Bali dilakukan sebagai pembalasan atas perang melawan teror yang dikobarkan AS dan keterlibatan Australia dalam kemerdekaan Timor Leste.

Pada 8 November 2008, tiga orang terpidana utama Bom Bali I, yaitu Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron alias Muklas menjalani eksekusi hukuman mati di Nusakambangan.

Pada 9 Maret 2010, Dulmatin yang diyakini meledakkan salah satu bom di Bali dengan menggunakan telepon genggam tewas dalam baku tembak dengan polisi di Jakarta.

6. Pengepungan Teater Dubrovka Moskwa (2002)

 Pada 23-26 Oktober 2002, sebanyak 40 orang anggota separatis Chechnya bersenjata lengkap menyandera teater Dubrovka yang sedang dipadati pengunjung.

Puluhan orang Chechnya yang dipimpin Movsar Barayev menyandera setidaknya 850 orang dan menuntut penarikan mundur pasukan Rusia dan mengakhiri Perang Chechnya kedua.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved