Berita NTT
Melki Laka Lena Klaim Angka Stunting di NTT Terus Turun, Pemerintah Fokus di Kabupaten TTS
Melki Laka Lena yang bermitra dengan Kementerian Kesehatan mengakui, penurunan angka stunting tidak terlepas dari upaya dari berbagai pihak
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena mengklaim angka stunting di NTT terus mengalami penurunan.
Melki Laka Lena yang bermitra dengan Kementerian Kesehatan mengakui, penurunan angka stunting tidak terlepas dari upaya dari berbagai pihak, termasuk dirinya yang fokuss ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah.
"Memang kita lakukan dalam rangka membantu pemerintah provinsi, kabupaten/kota, khususnya di Kota Kupang untuk kita bisa menekan angka stunting yang untuk kita di NTT makin lama makin bagus. Itu kerja sama semua pihak," jelasnya usai acara Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan stunting di Wilayah Khusus bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI di Kota Kupang, Sabtu 12 Agustus 2023.
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena Sebut Angka Stunting di NTT Alami Penurunan
Ketua DPD Golkar NTT itu bahkan menyebut, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk penanggulangan stunting di tahun 2023 sebesar Rp 30an lebih triliun. Jumlah itu tersebar di beberapa kementerian yang ikut membantu menekan angka stunting.
Saat ini, DPR RI dan Pemerintah Indonesia telah bersepakat untuk melakukan penganggaran untuk membeli alat USG dan antoprometri. Dua alat itu akan disebar di semua puskesmas di seluruh Indonesia.
Menurut dia, USG itu akan mendeteksi bayi dalam janin ibu, sedangkan antoprometri akan digunakan sebagai alat ukur tinggi dan berat badan bayi. Hal itu berimbas pada hasil pendataan yang akan menggunakan sistem satu data.
Baca juga: Melki Laka Lena Puji Pemkab dan Masyarakat Ende Terkait Upaya Pencegahan DBD
"Seluruh penimbangan satu negara ini akan sama, tidak pakai dacing lagi," kata dia.
Daerah di NTT yang menjadi fokus penanggulangan stunting adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Namun, dia melihat angka stunting di tempat itu kini terus menurun.
Kolaborasi yang terjalin dari semua pihak ini diharapkan mampu menurunkan angka stunting di bawah 10 persen sesuai dengan target nasional. Akan tetapi, dia meminta agar edukasi terkait penanganan stunting harus terus dilakukan.
"Banyak orang kurang paham. Cara menangani stunting itu sebelum menikah, saat menikah, saat dia lagi hamil, saat dia melahirkan, mesti itu tanggung jawab kita banyak orang. Kalau dipandu dengan baik, mudah-mudahan seluruh masyarakat kita bisa baik," ujarnya.
Baca juga: GMNI Malaka Minta Melki Laka Lena Tetap Dukung Pembangunan Rumah Sakit Pratama di Wewiku
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, drg. Fransisca Ikasasi mengatakan angka stunting terakhir di Kota Kupang berada di 19 persen atau setara dengan 4000-an anak stunting.
Angka itu dibandingkan pada angka sebelumnya di akhir tahun 2022 sebesar 21,5 persen, maka terjadi penurunan, yang diikuti dengan upaya operasi timbang pada bulan Febuari 2023 lalu.
Untuk mendapat perkembangan data terbaru, ia mengaku akan terlihat pada operasi bulan timbang yang digelar pada bulan Agustus ini. Dia meminta partisipasi masyarakat dalam bulan timbang ini menjadi penting.
"Peran serta masyarakat sangat menentukan kasus stunting di Kota Kupang. Partisipasi kurang, mudah-mudahan tahun ini kita bisa kurangi (angka stunting)," katanya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.