Berita NTT
Cegah Inflasi Pangan, BI NTT Tanam Ribuan Benih Cabai di Kabupaten Kupang
Program penanaman cabai itu dilakukan BI NTT dalam upaya mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) NTT telah melaksanakan kegiatan tanam perdana menanam ribuan tanaman cabai yang beralamat di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT.
Program penanaman cabai itu dilakukan BI NTT dalam upaya mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Kegiatan itu mengusung tema "Sinergi dan Inovasi, Penerapan Teknologi Digital Farming Jinawi dan Tanam Perdana Cabai Untuk Mendukung Gerakan Nasional Pemgendali Inflasi Pangan".
Baca juga: OJK dan BI NTT Gelar Media Gathering 2023 di Solo
Kegiatan tersebut bertempat di Kampung Neketuka, Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang pada, Rabu 2 Agustus 2023.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Donny H. Heatubun, Kepala Balai Besar Peternakan Kupang, Kepal Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, Kepala Desa Baumata Timur dan undangan lainnya.
Dalam kegiatan itu juga, Kepala BI NTT bersama undangan yang hadir secara simbolis menanam langsung anakan benih cabai yang dipersiapkan oleh petugas.
Selain melakukan penanaman benih cabai, Kepala BI NTT pun melakukan peninjauan di kawasan lahan pertanian tersebut.
Baca juga: BI NTT Siapkan Rp 3,78 Triliun Uang Tunai Hadapi Hari Besar Keagamaan
Dalam sambutannya, Donny H. Heatubuan menyampaikan BI NTT terus melakukan
akselerasi program pengendalian inflasi pangan yang di dorong melalui penguatan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah NTT sudah menunjukkan komitmen tersebut melalui gelaran GNPIP NTT pada, 15 Juli 2023 di Kabupaten Sumba Timur bersama Gubernur NTT dan 22 Bupati/walikota se-NTT.
Sinergi GNPIP Provinsi Nusa Tenggara Timur, kata dia bertujuan untuk mengambil langkah-langkah strategis pengendalian inflasi dari sisi supply, agar lebih integrative, massive, terstruktur dengan melibatkan banyak pihak dan berdampak nasional dalam pengendalian harga, melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD), Digital Farming dan inovasi lainnya dalam bidang pertanian serta komunikasi untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi di wilayah Provinsi NTT.
Baca juga: Bank Indonesia NTT Onboarding UMKM Usai Kurasi 102 UMKM Menuju Exotic Tenun Fest 2023
"Kita melakukan penanaman perdana cabai pada lahan GS Organik II, sebagai salah satu lahan contoh penerapan digital farming di sisi hulu, dengan menggunakan alat Jinawi, yaitu teknologi digital farming yang berbasiskan IoT (Internet of Things) sebagai alat pengukur Ph tanah dan penyedia informasi presisi terkait kebutuhan pupuk NPK,"
Diharapkan dari penerapan alat digital farming ini agar, terjadi peningkatan baik di sisi hulu maupun hilir.
Pada sisi hulu, menurut dia penerapan digital farming dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan efisiensi biaya produksi. Sementara di sisi hilir, dapat meningkatkan akses pemasaran dan memberikan nilai tambah terhadap komoditas cabai itu sendiri.
Baca juga: Mahasiswa KKNT-PPM Unwira Antusia Tebar Bibit Sayur Kepada Warga Desa Baumata Timur Kupang
Dampak lain, disampaikannya bahwa dari penerapan alat digital farming ini dapat menjadi role model bagi para pelaku usaha tani, para siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian dan Mahasiswa yang sedang melakukan praktik kerja lapangan, khususnya yang melakukan praktik lapangan di GS Organik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.