Berita NTT
BI NTT Extra Effort Jaga Inflasi di Kota Kupang, Pasang Papan Harga di Tiga Pasar
Apalagi bulan depan sudah memasuki bulan puasa diikuti Paskah dan Idhul Fitri yang akan menjadi double impact.
Laporan Reporter Pos-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur akan melakukan effort extra untuk menjaga angka inflasi di Kota Kupang.
"Untuk di NTT khususnya di kota Kupang, Bank Indonesia triple extra effort karena sudah membutuhkan angka satu dan angka inflasi secara yoy 6,65 persen. Ditargetkan tahun ini minimal NTT bisa di bawah 5 persen,"ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT (KPw BI NTT), Stefanus Donny H Heatubun saat dalam diskusi bersama Pimpinan Perusahaan PT. Timor Media Grafika yang membawahi Harian Pagi Pos Kupang, Margaretha Iin Wahyuningrum dan Pemimpin Redaksi Harian Pagi Pos Kupang, Hasim Ashari di lantai 3 Kantor BI NTT pada 21 Februari 2023.
Disampaikannya, dalam diskusi terkait penanganan inflasi ini pihaknya berkomunikasi intens khususnya dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang karena menjadi salah satu kota penyumbang inflasi terbesar di NTT yaitu 80 persen setelah Kota Maumere dan Waingapu.
Baca juga: Kemenkumham NTT Musnakan 6.787 Arsip Fisik Substantif Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua
Oleh karena itu, Bank Indonesia sudah mulai melakukan operasi pasar murah bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membuat harga acuan, khususnya untuk komoditas yang selalu menyumbang angka inflasi. Seperti beras dan minyak goreng bekerjasama dengan Badan Urusan Logitik (Bulog).
Menurutnya, Bulog memiliki beras kualitas medium yang sebenarnya bisa dimasukkan kualitas premium dengan harga jual Rp 8.600 per kilogram. Kemudian Minyakita stok sudah ada di Bulog dengan harga jual Rp 12.500 dan masih diupayakan untuk menjual tidak lebih jauh dari harga beli di Bulog.
Apalagi bulan depan sudah memasuki bulan puasa diikuti Paskah dan Idhul Fitri yang akan menjadi double impact.
Harga Komoditi yang terus melonjak, namun dalam survei BI ditemukan ketersediaan atau suplai komoditas di NTT masih tercukupi "berarti ada hal yang harus dibenahi bersama-sama agar angka inflasi terkendali. Karena inflasi mengurangi daya beli dengan kenaikkan harga komoditas terus-menerus dalam jangka waktu tertenntu. Sehingga inflasi penting dijaga,"tandas Kepala Kantor Perwakilan BI NTT ini.
Dengan memasang running text LED di Pasar Kasih, Pasar Oebobo dan Pasar Oeba jadi harga yang kita inginkan serta media setiap hari juga memberikan informasi terkait ini. Selain itu masyarakat juga bisa membeli langsung ke Bulog.
Baca juga: Jenazah Pekerja Migran Non-Prosedural di Malaysia Dipulangkan ke NTT
Sebagai Bank Central, Bank Indonesia penting menjaga inflasi apalagi relatif melewati Pandemi Covid-19 dua tahun yang waktu itu juga Bingung menanggulangi dengan kondisi geografis dan masyarakat majemuk, bukan produsen vaksin juga malah lebih cepat teratasi.
"Baru memulai pemulihan ekonomi muncul isu geopolitik yang menyebabkan semuanya terdampak. Indonesia selalu bagus blessing in disguise-nya ya, 2022 kita masuk dengan kenaikkan harga komoditas, blessing in disguise ya, pertukaran oke, CPO oke, itu kan menambah pundi-pundi kita,"bebernya.
Mulai 2022 isu inflasi tinggi, salah satu penyebabnya adalah geopolitik melanda dunia. Dari situlah muncul isu ketahanan pangan selain energi, termasuk penghasil gandum, menyebabkan masyarakat mengkalkulasi dalam pemenuhan kebutuhan.
"Mie instan sudah mulai naik semua. Logikanya, kita kan makhluk ekonomi ya. begitu satunya naik, kita cari substitusinya kan yang tadinya mie instan jadi emergency food, karena kenaikkan itu, masyarakat mulai berhitung lagi karena Gandum menjadi isu dan balik lagi lah makan nasi,"terangnya saat didampingi Kepala Deputi BI NTT, Daniel Agus Prasetyo.
Sehingga sejak triwulan II-2022 harga beras pun mulai melonjak. Meskipun Kenaikkan sedikit namun akan banyak yang terdampak dari pertimbangan angka inflasi ini. Adapula faktor-faktor inflasi di luar kendali seperti cuaca ekstrem, sehingga banyak kopi gagal panen yang menjadi isu distribusi.