Berita NTT

LP3KD NTT Gelar Audisi Seleksi Peserta Pesparani Katolik III Tahun 2023

Ketua LP3KD NTT Frans Salem mengatakan pada bulan Oktober 2023 akan diselenggarakan Pesparani Katolik III di DKI Jakarta.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
AUDISI - Foto bersama peserta audisi mazmur tanggapan dalam rangka persiapan menuju Pesparani Katolik III tahun 2023 tingkat Nasional. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi NTT menggelar audisi untuk menyeleksi peserta Pesparani Katolik III tahun 2023. 

Audisi yang dimaksud untuk kategori perseorangan seperti mazmur tanggapan untuk kategori anak, remaja dan dewasa. LP3KD NTT menyelenggarakan audisi ini, Sabtu 29 Juli 2023. 

Ketua LP3KD NTT Frans Salem mengatakan pada bulan Oktober 2023 akan diselenggarakan Pesparani Katolik III di DKI Jakarta.

Keputusan itu disampaikan saat Rapimnas bulan Mei 2023 kemarin. 

Baca juga: Pesparani Nasional 2022, Ketua LP3KD NTT Frans Salem Sebut Persiapan Sudah 95 Persen 

NTT sebagai tuan rumah Pesparani Katolik ke II. Hal ini mendorong NTT agar ikut berpartisipasi dalam salah satu ajang keagamaan itu. Meski dari sisi anggaran terbilang belum cukup. 

"Akan sangat lucu kalau kemudian kita tidak ikut di tingkat nasional dengan mayoritas penduduk Katolik," sebut dia, Sabtu sore. 

Frans Salem menyebut, anggaran yang minim membuat LP3KD NTT tidak bisa melakukan seleksi antar kabupaten/kota se-NTT untuk memilih peserta yang dikirim ke tingkat nasional. Pengalaman pada penyelenggaraan sebelumnya pihaknya cukup kewalahan sehingga ditanggulangi oleh keuskupan di NTT maupun sponsor dan pemerintah daerah. 

Baca juga: Kabupaten Sikka jadi Tuan Rumah Pesta Paduan Suara Gerejani Pesparani Katolik III tahun 2023

Terhadap kondisi itu, LP3KD NTT membentuk tim kerja. Tim itu lalu merumuskan dua pola yang digunakan agar NTT bisa ikut dalam kejuaraan nasional ini. Pola pertama, kata dia, peserta dari enam kategori paduan suara, ditawarkan ke Kabupaten yang memiliki anggaran dan bersedia untuk mewakili NTT ke tingkat nasional. 

"Ada beberapa kabupaten yang merespon positif. Alor siap, mereka minta paduan suara anak, Manggarai Timur mereka minta paduan suara campuran, Kota Kupang melalui SMPK Santa Theresia juga menyatakan kami siap membiayai sendiri, kami minta untuk remaja gregorian," ujarnya. 

Sementara untuk dua paduan suara seperti kategori pria diakomodir oleh Pemkab Manggarai Barat dan paduan suara dewasa wanita diambil alih oleh Flores Timur dari semula Lembata. Dia menyebut hingga kini masih ada kategori OMK yang hingga kini belum ada kesediaan dari pemerintah daerah di NTT. 

Baca juga: NTT Tuan Rumah Pesparani Nasional 2022, Ketua LP3KD, Frans Salem: Event Ini Pasti Meriah

Menurut dia itu merupakan pola penunjukan langsung. Sedangkan tim kerja juga menyodorkan pola kedua yakni audisi untuk kategori perseorangan yang terdiri dari 11 peserta. Adapun mazmur tanggapan ada empat kategori, cerdas cermat enam kategori, dan bertutur kitab suci ada satu kategori. 

Audisi itu dilakukan semata karena keterbatasan anggaran dan waktu, di samping adanya latihan yang lebih maksimal. Menurut Frans Salem, langkah itu pun disepakati oleh semua LP3KD se-NTT. 

Kesepakatan untuk audisi, sebut dia, juga hanya dikhususkan bagi wilayah di daratan pulau Timor, tetapi membuka ruang bagi daerah lain. Daratan Timor menjadi pilihan karena memang punya potensi cukup baik khususnya kategori mazmur. 

Baca juga: Pesparani Nasional 2022 Sukses Diadakan di Kupang NTT

"Waktu Pesparani I di Ambon, NTT mendapat juara I kategori mazmur dewasa. Peserta dari Kabupaten Belu. Kemudian tahun kemarin, kita hanya mendapatkan satu juara mazmur dewasa, itu juga dari Kabupaten TTU. Itu lah mengapa di pusatkan audisi," jelasnya. 

Frans Salem menyebut NTT ingin belajar juga dari Ambon. Ketua menjadi tuan rumah di Pesparani I, Ambon tidak mendapat juara. Tetapi Pesparani II justru mendapat juara umum. Inspirasi dari hal itu, NTT ingin mendorong peserta agar menjadi juara di Pesparani Katolik III. 

Frans Salem mengatakan proses audisi ini dinilai oleh lebih dari 10 dewan juri. Jumlah itu terbilang sangat banyak. Tujuannya agar menjaring peserta yang lebih baik. Dia juga menjamin obyektivitas dewan juri yang melakukan penilaian terhadap peserta.  

Baca juga: Priscila Senang Bisa Pulang Kampung Wakili Jakarta Dalam Ajang Pesparani Nasional 

Dengan kepastian yang sudah ada saat ini, LP3KD NTT mencatat jumlah peserta sudah berada di angka 200 orang dari ketetapan 250 orang. Jumlah ini sudah termaksuk dengan pendamping, official maupun LP3KD. 

Salah satu peserta audisi mazmur tanggapan kategori dewasa, Mario Tannur mengatakan Pesparani Katolik bertujuan menghidupkan iman Katolik sekaligus mengajak orang untuk lebih antusias dalam bermazmur. 

Menurut dia, mazmur merupakan bagian dari liturgi yang Kudus. Mario mengaku bangga ketika dikirim oleh Kabupaten Belu untuk mengikuti audisi itu. 

"Saya bersyukur karena mendapat kesempatan ini, karena ini langka sekali. Dan dengan begini kita dilatih lebih baik," sebutnya di auditorium Unwira Kupang usai audisi. 

 

Mario berharap audisi itu bisa terus diadakan setiap tahun. Baginya, agenda itu juga mendorong kedekatan umat dengan Tuhan. Mario melakukan persiapan cukup singkat menyesuaikan dengan informasi yang diterima dari LP3KD NTT

Mario juga mengaku ia baru pertama kali mengikuti ajang semacam itu. Meski baru awal, dia percaya diri, apalagi bisa mewartakan sabda Tuhan dalam mazmur. 

"Kalau bisa alumni (pemazmur) yang sudah ada dikumpulkan. Kita buat acara untuk para pemazmur, atau kita buat suatu kegiatan positif lainnya, mungkin itu akan menumbuhkan semangat mazmur seperti kami juga," kata Mario. (fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved