Penelitian Lambung Orang Timor

BREAKING NEWS: Profesor Jepang dan China Teliti Lambung Orang Timor

Kabupaten Belu memiliki potensi yang tinggi terhadap kanker lambung dengan penyebabnya oleh kuman atau bakteri Helicobacter Pylori cukup tinggi.

|
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
TIM PENELITI - Bupati Belu, dr Agus Taolin didampingi Plt Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua bersama sejumlah tim peneliti termasuk Profesor Jepang dan China, foto bersama di Kebun Percontohan Motabuik Pemerintah Kabupaten Belu. 

Selama melakukan penelitian, kata dia, tim peneliti akan didampingi oleh dokter Rasco Sihombing, Sp.PD dari RSUD Mgr Gabriel Manek Atambua.

Dokter Ansilla yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu ini menyampaikan terimakasih kepada Bupati Belu, dokter Agus Taolin, Sp.PD-KGEH, FINASIM yang telah berupaya mendatangkan tim peneliti ke Kabupaten Belu.

"Terimakasih kepada Bapak Bupati Belu dan Profesor Ari (Prof. DR, dr, H. Ari Fahrial Syam, red) yang telah merencanakan kegiatan ini sejak launching endoskopi setahun lalu. Prof Ari bekerjasama dengan Prof Mifta dari Unair Surabaya dan Prof Yamaoka dari Jepang untuk melakukan penelitian ini," jelas drg Ansila.

Baca juga: Lantik Penjabat Desa Fatuketi, Bupati Belu Tegaskan Berikan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat

Dikatakan pula bahwa saat ini telah datang tim peneliti dari UNAIR Surabaya yang diketuai oleh Dokter Alida, spesialis penyakit dalam bersama tim. 

Kemudian, beberapa hari ke depan akan datang Prof Ari bersama prof Yamaoka dari Jepang untuk melihat jalannya penelitian dan memberikan kuliah serta seminar awam yang akan dilangsungkan di Atambua. 

Mengenai alasan mengapa penelitian dilakukan di Atambua, Kabupaten Belu, dokter Ansila mengatakan, bahwa Indonesia khususnya Kabupaten Belu memiliki potensi yang tinggi terhadap kanker lambung dengan penyebabnya oleh kuman atau bakteri Helicobacter Pylori cukup tinggi.

"Jadi tim ini datang untuk meneliti keadaan di Kabupaten Belu dan mereka sangat mengapreiasi bahwa Pak Bupati memberikan kesempatan untuk mereka melakukan penelitian agar bisa mengetahui kondisi lambung dari masyarakat kabupaten belu untuk selanjutnya mencegah agar tidak sampai jatuh kepada kanker lambung yang lebih parah," urai drg Ansila.

Lebih lanjut, ia mengatakan ada beberapa faktor resiko penyebab tingginya potensi kanker lambung adalah karena perilaku mengonsumsi minuman keras (miras), merokok dan tingkat konsumsi garam yang cukup tinggi.

"Itu semua akan diteliti dan hasilnya akan disampaikan serta dipublikasikan pada jurnal internasional. Nanti dokter Rasco membackup penuh kegiatan ini. Kami dari RSUD mendukung dan menyiapkan kebutuhan untuk penelitian ini. Kita saling melengkapi, ruangan, siapkan alat, bahan dan obat-obatan yang tidak mereka siapkan. Juga pemeriksaan laboratoriumnya kita siapkan," papar drg. Ansila.

Ketua Tim Peneliti, dr. Alida dari RS DR. Sutomo Surabaya pada kesempatan itu menjelaskan bahwa ini kali pertama dirinya bersama tim melakukan penelitian di Atambua setelah sebelumnya melakukan penelitian serupa di Medan, Makassar, Manado, Ambon, Papua dan Kupang.

"Dan berdasarkan data, indonesia timur ini kasusnya paling tinggi. Bupati dan Prof Ari telah menginisiasi kegiatan ini. Dan yang kami lakukan adalah endoskopi, teropong dari saluran cerna, mengambil jaringannya. Di sana akan terlihat bagaimana mukosa perut, dan kuman Helicobacter Pylori," jelas dr Alida. (cr23) 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved