Berita Timor Tengah Selatan

Kisah RD Petrus Damianus Terkait Awal Munculnya Virus Rabies di Timor Tengah Selatan

AB (45), warga Desa Fenun Kecamatan Amanatun Selatan menjadi korban pertama yang meninggal akibat gigitan anjing di kabupaten TTS.

Penulis: Adrianus Dini | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
RD. Petrus Damianus Lewotapo, Pastor paroki St. Frasiskus Xaverius Noetoko Kabupaten Timor Tengah Selatan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - Semua berawal dari misa pemakaman bagi jenazah AB pada Sabtu 20 Mei 2023 lalu. Pada saat itu, RD Petrus Damianus Lewotapo mendapat cerita dari keluarga bahwa saudara AB ini pernah digigit anjing. 

Hal itu dikisahkan RD. Petrus Damianus Lewotapo, Pastor Paroki St. Frasiskus Xaverius Noetoko Kabupaten Timor Tengah Selatan kepada POS-KUPANG.COM, Senin, 3 Juli 2023.

AB (45), warga Desa Fenun Kecamatan Amanatun Selatan menjadi korban pertama yang meninggal akibat gigitan anjing di kabupaten TTS.

Baca juga: BREAKING NEWS: Lagi, Bocah 7 Tahun di Timor Tengah Selatan Meninggal Dunia Akibat Virus Rabies

Untuk diketahui, penyelidikan terhadap kasus rabies di TTS ini baru dilakukan usai RD. Petrus Damianus berkomunikasi dengan kepala desa setempat dan tenaga kesehatan desa agar meminta dinas Peternakan Kabupaten TTS melakukan pemeriksaan terhadap anjing yang menggigit korban AB. Dirinya menduga korban terkena virus rabies.

"Seingat saya waktu itu hari Sabtu, 20 Mei 2023 ada misa pemakaman almarhum AB. Pada saat itu saya mendapat cerita dari keluarga korban bahwa saudara AB ini pernah digigit anjing," jelasnya.

RD. Petrus Damianus mengisahkan, berdasarkan pengalaman yang dirinya jumpai di Flores Timur terkait virus rabies dengan tanda-tanda yang dialami korban, ia menduga korban AB terkena virus rabies. 

Baca juga: Jeritan Bocah Korban Anjing Rabies: Saya Sudah Mati Mama

"Berdasarkan cerita keluarga, sebelum kematian, korban memang ada tanda-tanda yang menyerupai sakit rabies yaitu takut air dan cemas. Waktu itu belum terpikirkan sakit karena rabies karena orang belum berpikir ke sana dan rabies belum ada di daratan Timor. Saya karena ada sedikit pengalaman di Larantuka, saya menduga itu gejala rabies kalau dilihat dari kondisi korban," kisahnya.

Untuk meyakinkan dirinya terkait virus rabies yang dialami korban tutur RD. Petrus Damianus, dirinya mengecek lagi informasi terkait virus tersebut di YouTube. Bahkan dirinya menghubungi pihak keluarga di Larantuka untuk berbagi informasi.

"Untuk meyakinkan hal tersebut saya cari lagi informasi di YouTube. Kemudian saya juga menelepon keluarga di Larantuka untuk bertanya terkait gejala rabies. Setelah mereka ceritakan saya melihat ada kesamaan seperti yang dialami saudara AB," terangnya. 

Baca juga: Rabies Renggut Nyawa 5 Warga Timor Tengah Selatan, Korban Gigitan Anjing 594 Orang

Merasa mendapatkan kepastian informasi, pada hari berikutnya tepatnya saat perayaan misa hari minggu, RD. Petrus Damianus meminta perangkat desa setempat berkoordinasi dengan dinas peternakan kabupaten TTS untuk memeriksa anjing yang menggigit korban. 

"Selanjutnya pada hari Minggu, 21 Mei 2023 saat misa, kebetulan juga ada kepala desa dan bidan saya sampaikan kepada mereka untuk bekoordinasi dengan pihak kecamatan dan dinas peternakan agar ada petugas yang datang untuk melakukan pengecekan terhadap anjing yang menggigit korban, " tuturnya.

Baca juga: Terpapar Rabies, Seorang Bocah di Timor Tengah Selatan Kritis

Dirinya menduga virus tersebut telah masuk ke wilayah desa tersebut sehingga untuk meminimalisir penyebaran kasus perlu segera ditangani secara serius.

"Hal ini penting karena lebih baik mencegah daripada virus rabies menyebar semakin luas. Setelah misa, kades langsung berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan dinas terkait. Hari Senin atau Selasa, petugas langsung turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan di Fenun. Ada 1 anjing yang pernah digigit anjing dari luar dan sementara sakit, sehingga diambil sampelnya oleh petugas dan dikirim ke Denpasar, Bali. Sesudah itu diketahui hasilnya positif rabies," urainya.

Dia menuturkan, sebelumnya pihak keluarga tidak mengetahui virus ini karena belum pernah ada korban rabies di wilayah Kabupaten TTS.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved