Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juni 2023, Akulah Roti

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Akulah Roti Hidup.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 11 Juni 2023 dengan judul Akulah Roti. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Akulah Roti Hidup.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ul. 8:2-3.14b-16a, bacaan kedua 1 Korintus 10: 16-17, dan bacaan Injil Yohanes 6: 51-58; Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Roti menjadi bahan makanan utama di belahan bumi Eropah dan sekitar wilayah Asia Timur dan sekitarnya.

Roti sudah menjadi makanan pokok untuk menjadi kehidupan mereka.

Ada sebagian negara lainnya menggunakan roti hanya sebagai makanan tambahan saja atau sekedar snack saja.

Namun yang penting di sini adalah bahwa roti itu sudah menjadi bahan makanan untuk hidup dan kehidupan manusia.

Jadi ketika bicara dengan roti kita pasti mengarahkan pikiran kita kepada makanan yang akan kita makan dan yang memberi kepuasan saat kita lapar dan memakannya.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini Gereja sejagat merayakan Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Perayaan ini kita rayakan minggu ke dua sesudah Pentakosta.

Perayaan ini merupakan perayaan besar dalam gereja karena kita mengenangkan Yesus sebagai Tuhan yang diutus Allah kepada manusia dan yang menyerahkan diriNya untuk disalibkan dan wafat bagi pemulihan dosa-dosa manusia.

Penyerahan diri sampai sehabis-habisnya sampai menyerahkan tubuhNya sendiri dan bangkit dalam kemuliaan Tuhan.

Dalam konteks inilah perayaan besar ini kita rayakan. Kisah inspiratif dari bacaan-bacaan yang kita dengar pada hari ini dimulai dari kisah perjalanan bangsa Israel.

Dalam kitab Ulangan itu, Musa memberikan peringatan kepada umat Israel tentang semua kisah perjalanan mereka dari Mesir sampai ke tanah Kanaan.

Semua kisah perjalanan itu ditandai dengan begitu banyak cerita pembangkangan dan penolakan bangsa Israel kepada Allah karena mereka telah diberi banyak pencobaan dan tantangan yang luar biasa menurut versi mereka.

Nabi Musa mau mengingatkan bangsa Israel itu: “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu.

Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.”

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Minggu 11 Juni 2023, Ego Sum Panis Vivus - Akulah Roti Kehidupan

Tuhan sebenarnya membiarkan semua pencobaan dan tantangan yang dialami oleh bangsa Israel itu dengan maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan Allah sendiri.

Hal ini sudah jelas disampaikan oleh Musa kepada umat Israel.

Tuhan sebenarnya hanya ingin mengetahui apakah kita masih tetap berpegang teguh pada perintahNya atau tidak oleh karena pencobaan-pencobaan yang telah terjadi dan seakan dibiarkan oleh Allah terjadi atas diri manusia.

Kita juga tentu sudah mengalami banyak pencobaan dan tantangan yang kita alami.

Dan kadang kala kita merasa sudah tak sanggup lagi atau bahkan merasa Tuhan tidak adil atas hidup dan diri kita.

Lebih dari itu kita kadang mempersalahkan Tuhan karena sudah membiarkan pencobaan-pencobaan itu hadir dalam hidup kita.

Tetapi seperti kata nabi Musa, Tuhan ingin merendahkan hati kita dan ingin mengetahui hati kita sehingga dengan itu Tuhan tahu apakah kita masih tetap teguh berpegang pada perintahNya atau tidak.

Dan kebanyakan kita kalah dan bahkan meninggalkan Tuhan.

Dan seperti Tuhan telah memberikan Manna di padang gurun kepada bangsa Israel untuk dimakan, Paulus menegaskan bahwa Manna itu telah nyata dalam diri Yesus Kristus sebagai Roti hidup.

Roti yang satu dan sama itu maka roti itu hanya satu dan kita yang banyak ini mendapat berkat dari roti yang satu dan sama itu yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.

Yesus sendiri menegaskan kembali lagi bahwa DiriNya sendiri memberikan dagingNya untuk dimakan dan darahNya untuk diminum. Barang siapa makan dagingNya dan minum darahNya akan hidup selama-lamanya.

Yesus mau menyampaikan kepada para pendengarNya bahwa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah menjadi satu dalam diriNya.

Dengan makan daging dan minum darahNya sebagai tanda paling nyata menjadi satu daging. Karena semua yang dimakan pasti akan menyatu dengan diri kita.

Persatuan spiritual itulah yang dimaksudkan oleh Yesus. Maka Yesus menyebut dirinya sebagai Roti Hidup sebagai makanan bagi setiap orang yang mau bersatu dengan diriNya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juni 2023, Ekaristi - Sakramen Mahakudus

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita, pertama, dalam setiap pencobaan, Tuhan selalu punya rencana besar untuk kita.

Kedua, Yesus menyebut diriNya Roti hidup agar kita dapat makan dan bersatu denganNya.

Ketiga, Makan daging dan minum darahNya sebagai tanda menjadi satu seutuh dengan Yesus.

Teks Lengkap Bacaan 11 Juni 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juni 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juni 2023. (Tokopedia)


Bacaan Pertama: Ulangan 8:2-3.14b-16a

“Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”

Bacaan dari Kitab Ulangan:

Di padang gurun seberang Sungai Yordan berkatalah Musa kepada umat Israel, “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu.

Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Jadi Tuhan merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan.

Ingatlah selalu pada Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.

Dialah yang memimpin engkau melalui padang gurun yang luas dan dahsyat itu, dengan ular-ularnya yang ganas serta kalajengkingnya, dengan tanahnya yang gersang, yang tidak ada airnya.

Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras.

Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”

Demikianlah sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 147:12-13.14-15.19-20

Refr. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.

1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.

3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bacaan Kedua: 1 Korintus 10:16-17

“Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh.”

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudaraku terkasih, bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus?

Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus?

Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu.

Demikianlah sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Yoh 6:51, 2/4

U : Alleluya, alleluya.

Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil: Yohanes 6:51-58

“Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!”

Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku.

Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved