Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Minggu 11 Juni 2023, Ego Sum Panis Vivus - Akulah Roti Kehidupan

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Ego Sum Panis Vivus : Akulah Roti Kehidupan.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - RD. Dr. Maxi Un Bria menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 11 Juni 2023 judul Ego Sum Panis Vivus : Akulah Roti Kehidupan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Ego Sum Panis Vivus : Akulah Roti Kehidupan.

RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 6:51-58.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kabar gembira dari dan tentang Yesus Kristus sebagai Roti Hidup telah telah diwartakan dari Yerusalem ke seluruh penjuru dunia, melintasi batas-batas kota, negara, dan benua.

Iman kepada Yesus sebagai Roti Hidup untuk hidup yang kekal telah merambah memasuki relung-relung hati segenap insan beriman Kristiani lintas budaya, generasi dan peradaban. Penyebaran dan warta iman yang efektif tentang Yesus sebagai Roti Hidup juga berhubugan erat dengan pilihan media.

Peter Horsfield dalam bukunya From Jesus to The Internet (2015 :1-2 ) menarasikan bahwa sejarah Kriatianitas berkaitan erat dengan media. Warta tentang Kabar Gembira Yesus Kristus yang menyebar secara global pada beberapa dekade dewasa ini tidak terpisahkan dengan kehadiran media baru yang berkembang sangat cepat di satu sisi dan di sisi lain kebangkitan agama di ranah publik juga dipandang memiliki kekuatan global yang berpengaruh atas budaya dan peradaban masyarakat dunia.

Pointnya adalah terdapat hubungan yang erat antara agama dan media dan bagaimana pemimpin agama mengkomunikasikan pesan kepada khalayak.

Namun dalam kajian perspektif budaya, media tidak dipandang sebatas sebagai intrumen komunikasi individu dalam menyampaikan pesan melainkan sebagai sebuah mediasi sosial yang berkontribusi bagi proses pembentukan makna dalam hidup.

Pendekatan kultural melihat komunitas umat beriman juga terbentuk ketika mereka bekerja dan berinteraksi dengan menggunakan sumber daya simbolik yang disediakan budaya untuk menciptkan makna bagi kehidupan sehari-hari,untuk berbagi pengalaman dan misteri, untuk mengelola kecemasan dan pengharapan untuk mengisi ruang-ruang hidup yang tidak terisi.

Pada Jaman Yesus tampil mengajar dan berkotbah memang belum ada internet. Namun Yesus juga telah memilih menggunakan cara-cara simbolik budaya masyarakat pada masa itu yang mudah dipahami untuk menyampaikan substansi pesan kepada para murid dan pendengar.

Sebagai contoh Yesus memilih menggunakan media roti dan anggur sebagai simbol untuk menjelaskan Tubuh dan Darah-Nya yang disantap para murid dalam perjamuan Ekaristi.

Maknanya adalah Tuhan mengorbankan diri-Nya dan memberikan diri-Nya sebagai Roti hidup yang disantap untuk keselamatan jiwa dan hidup kekal.

Tindakan komunikatif Yesus telah membangun makna yang diyakini dan diterima para murid dan sepertiga penduduk dunia dewasa ini.

Tindakan komunikatif Yesus juga dirayakan dari masa ke masa sebagai the way/jalan untuk memperoleh keselamatan dan hidup kekal.

Perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus menjadi perayaan Iman Kristiani yang penuh makna yang berkontribusi dan berdampak bagi terbangunnya persekutuan manusia dengan Allah yang diimani dan persekutuan gereja sebagai umat Allah.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved