Berita Sumba Timur
Korban Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Meningkat, RSK Lindimara Waingapu Gelar Workshop
Kris menjelaskan berbagai program dan aktivitas telah dilaksanakan dalam rangka memastikan tidak ada yang tertinggal termasuk di Kabupaten Sumba Timur
Penulis: Ferdi Naga | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ferdinand Edo Putra Naga
POS-KUPANG.COM, SUMBA TIMUR- Korban kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat, Rumah Sakit Kristen atau RSK Lindimara Waingapu Kabupaten Sumba Timur menggelar workshop dan simulasi.
Kegiatan workshop dan simulasi buku panduan tata laksana, penanganan korban kekerasan berbasis Gender KBG yang di gelar di Aula Rumah Sakit Lindimara, ,Rabu, 31 Mei 2023.
Kegiatan Workshop ini di buka oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing dihadiri Asisten III, Konsultan, Tenaga Ahli Sekertaris Naisional Persekutuan Pelayan Kristen Untuk Kesehatan di Indonesia (Seknas PELEKSI), Tim Woman Crisis Center (WCC) Sinode GKS, Direktur RSUD Umbu Rara Meha, Direktur RSK Lindimara.
Baca juga: Keluarga RSK Lindimara Waingapu Berduka, Dokter Jaga Wafat Akibat DBD
Dalam sambutannya Kris Praing mengapresiasi kepada Seknas PELEKSI. Apresiasi ini di sampaikan karena PELEKSI sebagai fasilitator terlaksananya kegiatan tersebut.
Ia juga mengatakan,lembaga tersebut berbasis keagamaan, yang sangat bermanfaat dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara holistik, yang memandang kesehatan manusia secara utuh, baik dari segi fisik, mental, sosial serta spritual.
Kris menjelaskan berbagai program dan aktivitas telah dilaksanakan dalam rangka memastikan tidak ada yang tertinggal termasuk di Kabupaten Sumba Timur.
Baca juga: Angka Stunting di Kabupaten Sumba Timur Turun
Lebih lanjut dikatakan, upaya yang dilakukan oleh tim Seknas PELEKSI, tim Ahli WCC Sinode GKS, tim Pokja Pastoral, tim FPKK RS Bethesda Yogyakarta dalam menyusun panduan Tata Laksana Penanganan Korban Kekerasan Berbasis Gender KBG, patut di acungi jempol.
"Ini menjadi pedoman layanan jejaring kerja sama, antara rumah sakit dengan stakeholder, baik lintas program atau lintas sektoral dari tingkat desa atau kelurahan maupun kabupaten," ujarnya.
Kris Praing mengakui bahwa kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten Sumba Timur selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sumba Timur.
Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2021 terdapat 63 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, diantaranya 32 kasus persetubuhan, 19 kasus KDRT, 7 kasus pencabulan, 2 kasus penganiayaan, 1 kasus penelantaran, 2 kasus pembunuhan dan 3 kasus lainya.
Baca juga: Angka Stunting di Kabupaten Sumba Timur Turun
"Selanjutnya, di tahun 2022 terdapat 128 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, diantaranya 56 kasus persetubuhan, 27 kasus KDRT, 11 kasus pencabulan, 18 kasus penganiayaan, 3 kasus pencabulan, 18 kasus penganiayaan, 3 kasus penelantaran, 1 kasus hak asuh dan 12 kasus lainya," imbuhnya.
Dikatakan, dengan peningkatan kasus tersebut tentu hanya berdasarkan laporan yang ada.
"Kita bersyukur karena saat ini masyarakat khususnya perempuan, sudah semakin cerdas dan berani melaporkan kepada pihak berwajib terkait kekerasan yang dialami atau yang terjadi di sekitarnya," ujarnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.