Rabies Serang Timor Tengah Selatan
Kunjungi Timor Tengah Selatan, Gubernur NTT Telepon Menkes RI Minta Serum Anti Rabies
Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun mengatakan, dari 10 korban yang digigit anjing, satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menelpon Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin untuk meminta penyaluran serum anti rabies.
Viktor Laiskodat menghubungi Menkes Budi saat kunjungannya ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kamis 1 Juni 2023. TTS menjadi Kabupaten yang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.
Viktor Laiskodat saat itu didampingi Bupati TTS Epi Tahun bersama rombongan. Viktor Laiskodat tampak memegang dan sedang mengutak-atik telepon genggamnya. Mantan anggota DPR RI itu lalu berbicara dengan seorang yang merupakan Menkes Budi.
Baca juga: Rabies Serang Timor Tengah Selatan Tujuh Kecamatan Terinfeksi, Pemprov NTT Siapkan 100 Dosis Vaksin
"Pak Menteri, saya minta tolong, saya ada di daerah yang rabies. Namanya, Timor Tengah Selatan. Saya butuh itu, apa namanya, serum karena ada yang digigit di muka tidak bisa pakai vaksin biasa harus pake serum," kata Viktor Laiskodat, dalam sebuah video yang diperoleh Kamis sore.
"Buat manusia, buat manusia, anjingnya buat makan aja. Di Timor Tengah Selatan. Kalau bisa kirim sepuluh ribu begitu supaya kita bisa nangani langsung disini. Terima kasih pak Menteri," lanjut Viktor Laiskodat.
Kabupaten TTS melaporkan ada sembilan kecamatan yang terinfeksi anjing rabies. Namun, ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) untuk penanganan rabies di Kabupaten TTS, saat ini kosong.
Untuk penanganan darurat, Dirjen Kesehatan Hewan Kementerian Kesehatan bakal mengirim 2.500 dosis vaksin.
Baca juga: Rabies Serang Timor Tengah Selatan, Pemda TTS Segera Keluarkan Instruksi Bupati
"Memang saat ini stoknya kosong namun untuk bantuan darurat, kemarin saya sudah telepon ke Dirjen Kesehatan Hewan jadi ada kirim 2.500 dosis khusus wilayah TTS dan akan tiba hari ini," kata Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar, Kamis siang secara terpisah.
Menurutnya, jumlah populasi anjing di Kabupaten TTS yang dihitung secara estimasi sekitar 60 ribu ekor dan tersebar di 240 Desa atau Kelurahan.
"Sudah ada upaya untuk memesan 15.000 dosis vaksin untuk wilayah NTT namun diperkirakan akan tiba pada Agustus 2023," jelas Melki Angsar.
Ia menerangkan, dugaan sementara penyebaran rabies di Kabupaten TTS dibawa masuk dari pulau luar Pulau Timor, sehingga Desa Fenun langsung ada kasus gigitan anjing rabies. Tercatat Pulau Timor baru pertama kali terjadi kasus rabies.
"Yang pastinya masuk dari luar pulau Timor karena virus rabies hanya ada di Pulau Flores tapi belum bisa dipastikan dari daerah mana," ujar Melki Angsar.
Sebelumnya, Desa Fenun di Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten TTS, diisolasi setelah rabies mewabah disana. 10 orang warga dilaporkan menjadi korban gigitan anjing rabies.
Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun mengatakan, dari 10 korban yang digigit anjing, satu orang dilaporkan meninggal dunia.
"Benar kasus rabies. Yang meninggal satu orang. Seluruh korban digigit anjing sebanyak sembilan orang. Kondisi minggu lalu dan lokasinya sudah diblok," ungkapnya, Selasa (30/5) lalu. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.