Berita NTT
Fraksi PDIP DPRD NTT Minta Pertanggungjawaban Pemprov Terkait Realisasi Pendapatan Turun Rp885,973 M
Dana Transfer di setiap Tahun Anggaran semakin menurun bahkan di tahun 2022 mengalami penurunan sebesar Rp.946,818 miliar.
Kedua, Pemerintah perlu serius memperhatikan catatan BPK RI terutama terkait dengan pembangunan infrastruktur baik meliputi jalan, atau embung yakni memperhatikan kualitas atau mutu pekerjaan, penatausahaan anggaran, dan pengawasan karena alokasi pembangunan infrastruktur berasal dari pinjaman daerah yang harus dikembalikan dengan bunga.
"BPK menemukan adanya kekurangan volume pekerjaan atas 12 paket pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat senilai hampir 988 juta rupiah lebih, dan berbagai temuan BPK lainnya terkait pembangunan infrastuktur. Hal ini harus segera ditindaklanjuti," tutur Emanuel.
Ketiga, Fraksi PDI Perjuangan memandang, pemerintah belum serius dan memberi prioritas belanja kepada OPD-OPD yang berfungsi menarik retribusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dimana OPD- OPD dimaksud tidak diberikan anggaran operasional program yang memadai termasuk tidak adanya anggaran untuk pemeliharaan.
Baca juga: Tingkatkan Kekerabatan, IKA Gandeng UPTD Taman Budaya NTT Gelar Seminar
Keempat, Fraksi PDI Perjuangan meminta penjelasan pemerintah atas terabaikannya usaha-usaha yang mendatangkan PAD, seperti Budi Daya ikan di Noekele dan Tablolong, usaha Tambak Garam dan efektivitas pemanfataan Pelabuahn Perikanan (TPI) Oeba dan Tenau.
Selain itu, Emanuel menyampaikan, terkait Pembiayaan Daerah, Pemerintah menyampaikan bahwa penerimaan pembiayaan di tahun anggaran 2022 sebesar Rp.796,167 miliar lebih atau setara dengan 97,15 persen, yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, penerimaan pinjaman daerah dan penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah.
Pengeluaran pembiayaan dilaporkan sebesar Rp.322,953 miliar lebih atau 93,06 persen, untuk dana cadangan, penyertaaan modal daerah dan pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo.
Dengan demikian terdapat deficit anggaran sebesar Rp.390,179 miliar lebih maka dalam neraca APBD Tahun Anggaran 2022, terdapat SILPA sebesar Rp.83,034 miliar lebih.
"Fraksi PDI Perjuangan meminta penjelasan pemerintah, mengapa kita memproleh SILPA yang semakin meningkat padahal kenyataan menunjukkan banyak kebutuhan anggaran pembangunan yang urgen, tidak terakomodir?," ungkap Emanuel. (Cr.20)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
NasDem NTT Enggan Komentari Gugatan Sistem Pemilu |
![]() |
---|
Partai Gerindra NTT Siap Ikuti Apapun Keputusan MK Terkait Sistem Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Kondisi APBD NTT Sangat Kritis, Bunga Pinjaman Terancam Tidak Terbayar |
![]() |
---|
Pendapatan Daerah Turun, Fraksi PDIP Minta Pertanggungjawaban Pemprov NTT |
![]() |
---|
Marlini Turnamen Season Satu Jadi Wadah Gamers NTT Adu Kemampuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.