Timor Tengah Utara Terkini

PMKRI Kefamenanu Kecam Tindakan Represif Aparat dalam Aksi Demo di Jakarta yang Renggut Nyawa Ojol

PMKRI Cabang Kefamenanu mengecam Tindakan Represif Aparat dalam Aksi Demo di Jakarta yang merenggut nyawa Driver ojek online ( Ojol ).

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/HO
KECAM TINDAKAN REPRESIF APARAT - Ketua Presidium PMKRI Cabang Kefamenanu, France Melkianus Angket PMKRI Kefamenanu Kecam Tindakan Represif Aparat dalam Aksi Demo di Jakarta yang Renggut Nyawa Ojol 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ( PMKR I) Cabang Kefamenanu Sanctus Yohanes Don Bosco mengecam dengan keras Tindakan Represif Aparat Brimob Polri dalam Aksi Demo di Jakarta yang merenggut nyawa seorang driver ojek online ( driver Ojol ) bernama Affan Kurniawan di Jakarta pada, Kamis, 28 Agustus 2025 lalu.

Kecaman itu disampaikan oleh Ketua Presidium PMKRI Cabang Kefamenanu, France Melkianus Angket, Sabtu, 30 Agustus 202

Ia mengatakan, kecaman itu murni lahir dari rasa solidaritas, kepedulian dan empati dari PMKRI Cabang Kefamenanu terhadap korban serta keluarganya.

Berdasarkan informasi, korban dilindas dengan mobil rantis Brimob.

Baca juga: Bupati Belu, Forkopimda, Komunitas Ojol Hingga Masyarakat Doa Bersama untuk Affan Kurniawan

France Melkianus Angket, Sabtu, 30 Agustus 2025, mengatakan, insiden tersebut merupakan bentuk arogansi aparat yang tidak bisa lagi ditolerir.

"Aparat yang seharusnya melindungi warga, justru melakukan tindakan luar biasa keliru hingga nyawa melayang. Kami mengecam sekeras-kerasnya tindakan arogan semacam ini," ujarnya.

Dikatakan France, upaya pengendalian massa berujung penghilangan paksa nyawa masyarakat sipil sesuatu yang tidak dapat dibenarkan dari semua aspek.

Hal ini menjadi salah satu bukti kegagalan aparat kepolisian di bawah pimpinan Kapolri.

Merespon hal ini, PMKRI Cabang Kefamenanu minta Presiden Republik Indonesian agar copot Kapolri sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap institusi dan pertanggungjawaban moral terhadap masyarakat sipil.

Ia menegaskan bahwa, penghilangan paksa nyawa masyarakat sipil oleh aparat adalah sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Kegagalan aparat mengendalikan massa dengan cara humanis adalah sisi kelam yang menuntut reformasi total di tubuh Polri.

Baca juga: Pasca Ojol Tewas Dilindas Brimob, Nicholas Saputra Desak Kapolri Listyo Sigit Mundur : Mundur Pak!

Jika pengendalian massa berujung pada penghilangan paksa nyawa masyarakat sipil, maka secara tegas membuktikan kegagalan dalam menjalankan tugas.

"Kapolri sebagai pucuk pimpinan polri harus bertanggung jawab. Kami menuntut Kapolri dicopot dari jabatannya dan ganti oleh figur yang berintegritas, agar kepercayaan publik terhadap polri bisa dipulihkan," bebernya.

France menilai pencopotan Kapolri bukan sekedar pilihan, tetapi sebuah keharusan demi menjaga marwah institusi kepolisian. Pasalnya, insiden yang merenggut nyawa masyarakat sipil akibat perbuatan aparat tidak boleh dianggap lumrah.

Hal ini bisa menjadi preseden buruk dalam penerapan sistem demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Mereka juga meminta agar Polri bisa mengusut dugaan penghilangan paksa nyawa driver ojek online secara transparan, jujur dan adil. (bbr)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved