Opini
Opini Ismail Sulaiman: Bersama BRIN Menenun Pengetahuan Lokal
Selain itu masih rendahnya kepedulian anak bangsa dalam merawat dan memupuk pengetahuan lokal yang merupakan potensi dasar pemersatu bangsa.
Memang masih banyak pengetahuan lokal di luar sana yang belum terliput media bahkan belum tercatat, selain dua yang penulis uraikan di atas “ada pengatahuan lokal masyarakat Flores Timur, Provinsi NTT yang mengandung unsur dan nilai toleransi untuk Nusantara.
Di mana orang muslim baik remaja Masjid mapun orangtua menjaga keamanan saat kegiatan Samana Santa. Samana Santa atau Hari Bae itu adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka.
Kata Semana Santa berasal dari bahasa Portugis, Semana yang berarti “pekan” dan Santa yang berarti “suci”. Secara keseluruhan, Semana Santa berarti pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Rabu Trewa/Abu, Kamis Putih, Jumat Agung atau Sesta Vera, Sabtu Santo/Suci, hingga perayaan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.
Baca juga: Opini Peter Tan: Politik Identitas dan Populisme Islam di Indonesia
Semana Santa juga merupakan ikon dari masyarakat Flores Timur dan menjadi daya tarik tersendiri, bagi para peziarah maupun wisatawan. Selain menggeliatkan ekonomi dan pariwisata, tradisi ini juga menjadi wujud toleransi antar umat beragama di Flores Timur.
Begitupun budaya Idul fitri, Idul Adha maupun Natal dan Paskah bersama yang dilakukan tiap tahun dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan Provinsi di NTT yang ditandai dengan makan bersama dan Tarian Dolo dolo.
Tentunya masih ada di daerah lain yang tidak sempat penulis uraikan. Tapi beberapa contoh tersebut adalah pengetahuan lokal yang memiliki nilai toleransi yang tinggi.
Untuk itu, diperlukan sinergitas semua pihak dalam upaya menghimpun pengetahuan lokal yang berpotensi menjadi suatu kekuatan dahsyat dalam mempersatukan keragaman suku, agama dan warna kulit.
Untuk menghindari kepunahan budaya di tengah kehidupan globalisasi dan mengeliminir perilaku disharmoni antara satu etnis dengan etnis lainya, maka Direktorat Repository, Multimedia dan Penerbitan Ilmiah Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan berbagai terobosan kegiatan, di antaranya melakukan kegiatan sosialisasi penjaringan konten naskah buku dan audiovisual di berbagai provinsi, kabupaten/kota serta Perguruan Tinggi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Tujuan kegiatan tersebut antra lain, pertama, meningkatkan produktivitas dan pemanfaatan berbagai pengetahuan lokal, baik yang dihasilkan kalangan akademisi, periset, maupun masyarakat pada umumnya.
Baca juga: Opini Paul Ama Tukan: Buzzer Politik dan Ruang Publik yang Bising
Kedua, menerbitkan dan menyebar-luaskan ber¬bagai produk pengetahuan lokal dalam bentuk buku dan audiovisual yang kredibel dan inovatif yang selanjutnya dapat diakses dan dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi masyarakat pada umumnya.
Ketiga, dapat mengangkat berbagai pengetahuan lokal di semua wilayah NKRI agar menjadi sumber literasi yang terbuka dalam mendukung sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan unggul.
Keempat, mengajak dan mendorong para penulis buku dan creator film untuk menulis ataupun membuat film documenter yang bernuansa pengetahuan lokal.
Untuk itu diharapkan kepada semua Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, Pemda provinsi, kabupaten/kota dan Lembaga Swadaya Masyarakat agar dapat berperan aktif dan mengambil bagian dalam kegiatan ini, sehingga terhimpun secara utuh semua pengetahuan lokal yang nyaris punah akibat tergilas arus globalisasi.
Dan insaallah program dan kegiatan ini akan memberikan informasi terbuka kepada para dosen, guru, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk buku atau film dokumenter.
Selanjutnya diharapkan dapat mengirimkan karyanya ke BRIN. Karena Badan Riset dan Inovasi Nasional memiliki peran strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan unggul melalui penyediaan informasi ilmiah yang kredibel dan inovatif yang bermuatan ilmu pengetahuan lokal.
Maka, marilah bersama BRIN kita menenun pengetahuan lokal yang masih terurai, sebagai upaya pemersatu dan merajut keharmonisan antar berbagai etnis serta menjaga keaslian dari gempuran globalisasi. (Penulis adalah PPI Ahli Madya BRIN)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.