Opini
Opini Maksimus Ramses Lalongkoe: Mencari Kontestan Kontes Gagasan
Saat ini hingga jelang Pemilihan Umum 14 Februari 2024 mendatang, mulai marak dan bertebaran ragam gambar wajah para calon kontestan Pemilu.
POS-KUPANG.COM - Saat ini hingga jelang Pemilihan Umum ( Pemilu ) 14 Februari 2024 mendatang, mulai marak dan bertebaran ragam gambar wajah para calon kontestan Pemilu. Rakyat dengan sangat mudah dan gampangnya menemukan gambar wajah para calon kontestan.
Karena gambar-gambar tersebut marak beredar diberbagai media sosial, seperti facebook, twitter, grup whatsapp, dan lain sebagainya, termasuk terpampang dan terpajang di jalan-jalan dan pepohonan.
Ini merupakan fenomena biasa karena biasa dilakukan jelang Pemilu. Sebab itu semua merupakan alat peraga pengenalan diri kontestan. Atau alat peraga kampanye berupa semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya dari peserta Pemilu, symbol atau tanda gambar peserta Pemilu, yang dipasang untuk keperluan kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih peserta Pemilu tertentu.
Tanpa alat peraga itu, rakyat pemilih sulit mengenal dan mengetahui siapa sosok calon wakil rakyat yang harus dipilih nanti. Makanya tidak heran dan kaget kalau saat ini mata rakyat yang tidak ikut sebagai kontestan menjadi silau, karena cahaya gambar wajah-wajah para calon kontestan.
Apalagi kalau gambar wajah-wajah itu sudah melalui proses edit hingga wajah itu menjadi sangat sempurna, bahkan sampai terlihat masih mudah. Calon kontestan laki-laki terlihat sangat ganteng dan calon kontestan perempuan terlihat sangat cantik hingga teman dekat pun lupa mengenalinya.
Baca juga: Opini Thomas Dohu: Pemilih Pemilu Serentak 2024
Kita masih ingat kasus yang menimpa Evi Apita Maya, calon terpilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2019-2024 dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang pernah digugat di Mahkamah Konstitusi (MK), karena dianggap foto pencalonannya diedit hingga terlalu cantik.
Dan setelah melalui proses panjang di Mahkamah Konstitusi (MK) Evi Apita Maya tetap sah menjadi calon anggota DPD terpilih. Kini Evi Apita Maya kembali mendaftar sebagai calon anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi NTB untuk Pemilu 2024 mendatang.
Apa yang dilakukan Evi Apita Maya pada pemilu 2019 lalu, melalui foto cantik hasil kreasi desain grafis merupakan bagian dari upaya memegaruhi pemilih untuk memilihnya menjadi senator.
Semua cara-cara itu, sesungguhnya tidak lebih dari sekadar untuk menarik perhatian konstituen. Apalagi rakyat kita berbeda-beda motivasinya dalam menentukan pilihan.
Ada yang memilih karena calon itu memiliki kapasitas, ada yang memilih karena mungkin pernah mendapatkan bantuan dari calon itu, ada juga yang memilih karena tampilan gambar calon yang ganteng atau cantik dan macam motivasi lainnya.
Kontes Gagasan
Penyebarluasan alat peraga sebagai sarana pengenalan diri kontestan ke kontestuen, tentu tidak salah, apalagi telah diatur dalam perundang-undangan. Namun apakah rakyat kita hanya disuguhkan dengan tampilan gambar-gambar bisu tanpa gagasan?
Ini pertanyaan yang perlu direnungkan sekaligus untuk menyadarkan kita semua, bahwa pesta demokrasi untuk memilih wakil rakyat satu kali dalam lima tahun, bukan hanya sekadar ajang memamerkan wajah ganteng dan cantik untuk dipilih rakyat.
Baca juga: Opini Frans X Skera: Makna Pencapresan Ganjar Pranowo
Namun, harus menjadi momentum ajang kontes gagasan. Kontes di mana para kontestan berkompetisi gagasan, konsep dan program sehingga menjadi referensi rakyat untuk memilih.