Berita NTT
IBI NTT Gandeng UNICEF dan Dinkesdukcapil NTT Gelar Diseminasi PPIA
mendeteksi secara dini bagi ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit menular sangat penting melalui program triple desiminasi
Dirinya menjelaskan program Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA), merupakan program pemerintah RI melalui kementrian Kesehatan untuk mencegah penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari seorang
ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
Menurut dia, melalui Peraturan Kementrian Kesehatan nomor 52 Tahun 2017, tentang triple eliminasi, dimana setiap ibu hamil, saat melakukan pemeriksaan kehamilannya.
"Pertama kali akan mendapatkan pemeriksaan darah untuk mengetahui ibu hamil anemi atau tidak, pemeriksaan Malaria, dan pemeriksaan terhadap HIV, Sifilis dan Hepatitis B ( atau yang sering disebut pemeriksaan untuk Triple Eliminasi penyakit HIV, Sifilis dan Hapetitis B," jelasnya.
Menurut dia, apabila seorang ibu hamil terdeteksi penyakit, maka segera dimulai pengobatan terhadap ibu hamil tersebut, agar bayinya terhindar tertular penyakit yang diderita seorang ibu.
Baca juga: Satker PJN Wilayah IV NTT Gerak Cepat Tangani Longsor Jalan Trans Flores Ende-Maumere
"Ibu yang terdeteksi positif HIV, harus mendapat pengobatan segera dan berkelanjutan selama hidupnya, agar janin yang dikandungnya tidak mendapatkan penyakit tersebut," tuturnya.
Dirinya menyayangkan, tidak semua ibu hamil dengan HIV positive sadar untuk selalu berobat teratur dikarenakan berbagai alasan.
Menurut dia, perlu pendampingan keluarga ataupun sukarelawan masyarakat untuk memotivasi ibu positif HIV agar rajin berobat untuk Kesehatan diri dan bayi yang dikandungnya.
Dinas Kota Kupang didukung UNICEF dan IBI provinsi NTT sejak tahun 2022 menginisiasi model pendampingan pengobatan ibu hamil oleh relawan masyarakat sebagai pendamping Ibu hamil.
Pendampingan ibu hamil dipilih pada mereka yang punya pengalaman terhadap penanganan HIV/ AIDS.
"Hal ini akan membantu keberhasilan pengobatan HIV pada ibu dan keberhasilan pencegahan penularan HIV pada anak yang dilahirkannya," tandasnya.
Diharapkan pelatihan ini mendapat dukungan dari seluruh pihak terkait dalam menjamin pengobatan HIV/AIDS, dan dapat berlangsung dengan baik sesuai standar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat membantu para ibu hamil yang terditeksi penyakit menular, khususnya HIV agar mendapat pendampingan.
"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan nantinya Kota Kupang dalam hal pencarian orang yang terindikasi positif HIV itu lebih banyak yang terjaring, kemudian dalam kegiatan penatalaksanaan semakin tuntas, sehingga orang bisa memperpanjang hidupnya dengan pengobatan yang teratur akan menekan angka kematian," Ungkapnya.
Baca juga: Gunakan eFishmart, UMKM Perikanan dan Kelautan di NTT Merasa Terbantu
Ia menambahkan bahwa yang perlu diperhatikan adalah adanya pengawasan dalam proses meminum obat dari pihak faskes atau minimal dari pihak keluarga terdekat, sehingga orang tersebut dapat menjalani terapi pengobatan secara teratur.
"Ya artinya bahwa kita tahu HIV/AIDS ini sebenarnya adalah suatu penyakit yang tidak perlu kita Stigmakan, karena dalam kegiatan ada yang orang tahu dan ada pula yang tidak tahu, sehingga melakukan perilaku hal seperti itu tidak tahu dan itu tentunya yang menjadi perhatian bersama," tandasnya.
George Hadjoh Mengaku Diminta Gubernur NTT untuk Kelola Potensi Kota Kupang |
![]() |
---|
Produktivitas Rendah, Petani di NTT Hanya 6,73 Persen yang Gunakan Teknologi |
![]() |
---|
Penerimaan Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang Prioritas Warga Pesisir NTT |
![]() |
---|
Komnas HAM RI Sambangi DPRD NTT Bahas Masalah Perdagangan Orang di NTT |
![]() |
---|
Gunakan eFishmart, UMKM Perikanan dan Kelautan di NTT Merasa Terbantu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.