Opini
Opini Yohanes Krisostomus Dari: Tuan Rumah ASEAN Summit ke-42 dan Harapan Bagi NTT yang Tertinggal
Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat bukanlah tempat yang asing di telinga para pencinta wisata khususnya dan masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, hasil optimal dari desentralisasi belum dapat dinikmati oleh beberapa daerah karena tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah yang memadai dalam mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Tambahan pula masih minimalnya peran pemerintah pusat dalam memonitor penggunaan anggaran di daerah-daerah membuat desentralisasi semakin berjalan kurang efektif.
Kedua adalah partisipasi masyarakat yang merupakan elemen yang amat penting dalam pembangunan di mana ia menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan dan implementor terhadap aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi hidup mereka.
Baines-Jonson and Balici (2018) menggarisbawahi peran patrisipasi masyarakat sebagai sebuah sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dari sebuah proyek sekaligus sebagai tujuan akhir dari proyek itu sendiri.
Baca juga: Opini Ansel Deri: Vivick dan Polisi Berparas Humanis
Namun, berbagai fakta social menunjukan bahwa partisipasi masyarakat masih sangat kecil dan bila partisipasi tersebut ada maka partisipasinya masih bersifat pasif apalagi yang berkaitan dengan proyek-proyek pembangunan yang tidak mendapatkan keuntungan secara langsung, jangka pendek dan personal.
Dengan terselenggaranya KTT ASEAN, masyarakat NTT mengharapkan ada pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan yang dapat mensejahterakan bukan saja bagi Labuan Bajo sebagai venue utama kegiatan tersebut melainkan juga merambah ke daerah-daerah lain yang mendapatkan manfaat secara tidak langsung dari event international tersebut.
Kesuksesan dalam perhelatan KTT akan meningkatkan kepercayaan dari masyarakat ASEAN dan dunia untuk berinvestasi, berwisata atau melakukan kunjungan-kunjungan lainnya.
Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari investasi atau pariwisata yang dapat membawa NTT keluar dari ketertinggalannya hanya akan menjadi isapan jempol bila aparatur-aparatur pemerintah yang telah diberikan wewenang untuk mengatur wilayahnya masih berkutat dengan mentalitas korupsi, kolusi dan nepotisme, rendahnya sumberdaya, inovasi dan partisipasi masyarakat serta terbatasnya infrastruktur yang menunjang roda pergerakan ekonomi masyarakat.
Semoga kesuksesan dalam memanage KTT ASEAN di Labuan Bajo menjadi starting point untuk Flobamora yang lebih maju dan sejahtera. (Yohanes Krisostomus Dari, S.Fil, M.A, Warga Kota Kupang)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.