Opini
Opini Yohanes Krisostomus Dari: Tuan Rumah ASEAN Summit ke-42 dan Harapan Bagi NTT yang Tertinggal
Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat bukanlah tempat yang asing di telinga para pencinta wisata khususnya dan masyarakat Indonesia.
POS-KUPANG.COM - Seorang bapak, dalam sebuah wawancara dengan salah satu media, Berita Indonesia Terkini, menyampaikan rasa syukurnya ketika menyaksikan bagaimana perubahan yang terjadi di kota Labuan Bajo, yang menjadi venue perhelatan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Summit atau KTT ASEAN.
“Apa yang dibangun oleh pemerintah saat ini member dampak yang begitu signifikan bagi kepentingan seluruh masyarakat. Perubahannya besar sekali”, katanya.
Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat bukanlah tempat yang asing di telinga para pencinta wisata khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
Kota “Seribu Sunset” menjadi julukan yang disematkan kepada Labuan Bajo karena pesona alam yang ia miliki. Kemolekan alam Labuan Bajo telah mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesignnya menjadi destinasi wisata super prioritas.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menegaskan bahwa Labuan Bajo dan empat destinasi wisata super prioritas lainnya akan dipersiapkan untuk menjadi “Bali baru” bagi Indonesia, sehingga berbagai upaya pembangunan mulai dari infrastruktur, telekomunikasi, ekonomi kreatif hingga sumber daya manusia telah mulai digalakan hingga saat ini (Kemenparekraf 2023).
Baca juga: Opini Frits O Fanggidae: Dunia Menatap ASEAN!
Penetapan destinasi wisata super prioritas, tentunya akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitarnya, karena semakin banyak wisatawan baik domestic maupun mancanegara yang berkunjung, semakin besar pula peluang transaksi ekonomi yang terjadi dan nantinya akan bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya.
Pariwisata mendorong investasi dan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah karena ia mampu menghasilkan devisa, mencipatakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan pajak pemerintah (Du and Lew 2016).
Tuan Rumah KTT ASEAN
Indonesia telah tiga kali menjadi tuan rumah KTT ASEAN sejak assosiasi ini dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand.
Sebagai salah satu founding fathers peran Indonesia bagi ASEAN amat vital dalam mewujudkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, pendidikan dan bidang-bidang lainnya serta dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas wilayah ASEAN dan dunia, seperti yang tertuang dalam deklarasi ASEAN.
Baca juga: Opini Petrus Kanisius Siga Tage: ASEAN Summit dan Isu Migran di Wilayah Timur Indonesia
Sebut saja ASEAN Industrial Corporation atau AICO yang merupakan proyek-proyek industry di Indonesia yang bekerjasama dengan ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sebuah kerja sama ekonomi yang bertujuan untuk mengintegrasikan ekonomi secara menyeluruh sehingga negara-negara ASEAN dapat bebas dari jeratan kemiskinan, dan hidup makmur dan sejahtera secara berkelanjutan atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk pengelolaan sector produksi sehingga mempunyai value yang tinggi di pasar ASEAN mapun dunia dan masih banyak kerja sama lainya (Kompasiana 2022).
Bentuk-bentuk kerja sama di antara negara-negara ASEAN tersebut telah berkontribusi secara positif bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya dan KTT ASEAN adalah sebuah pertemuan di antara para pengambil kebijakan tertinggi dari masing-masing negara anggota, untuk mengevaluasi, memperkuat komitmen, strategi, dan arah yang memungkinkan relasi antara negara-negara ASEAN memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi kemakmuran, kesejahteraan dan perdamian masyarakat ASEAN dan dunia.
Dalam ASEAN Summit ke 40 & 41 di Kamboja pada November 2022 lalu, salah satu dokumen penting yang telah dihasilkan para pemimpin ASEAN tersebut adalah master plan pembangunan daerah terpencil (master plan on rural develompement) 2022-2026 yang menyoroti gap yang cukup besar di antara negara negara ASEAN sejak 2015-2018 dilihat dari tingkat kemiskinan (Poverty Line), distribusi kekayaan (Wealth Distribution) dan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index), serta memformulasikan upaya-upaya dan langkah langkah strategis untuk mengurangi kesenjangan tersebut.
Baca juga: Opini Dr. Yonas KGD Gobang: Inovasi Merdeka Belajar dalam Menjembatani Kesenjangan Pendidikan
Pada ASEAN Summit ke-42 dan ke 43 tahun 2023 Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk ke-4 kalinya dan KTT tersebut akan berlangsung di dua tempat berbeda yakni di Labuan Bajo untuk KTT ke-42 pada tanggal 9-11 Mei 2023 dan di Jakarta untuk KTT-43 pada 5-7 September 2023.
Mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia sebagai pemimpin dalam KTT ASEAN kali ini menggarisbawahi peran sentral ASEAN sebagai motor penggerak stabilitas dan perdamaian yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi serta sebagai sentra pertumbuhan ekonomi yang cepat, inklusif dan berkelanjutan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.