BKKBN Cegah Stunting
Kampanye Pencegahan Stunting Akan Terus Digelorakan di Seluruh Indonesia
Pemerintah melakukan kick off mencegah stunting dengan Kampanye #CukupDuaTelur yang diluncurkan oleh BKKBN pusat bersama Tribun Network.
"Orang stunting kurang beruntung. Karena biasanya dia hari tuanya, usia 40 tahun ke atas cenderung alami sentral obesitas karena pendek," ujarnya.
Mengalami obesitas tentu dapat memunculkan penyakit lain. "Penyakit cardiovascular, jantung, tekanan darah, kencing manis. Stunting seperti itu," kata Hasto.
Lebih lanjut ia pun menjelaskan bahwa stunting merupakan situasi gagal tumbuh dan gagal berkembang. Tumbuh itu ukuran tinggi badan dan berat. Sedangkan berkembang, merupakan kemampuan intelektual.
"Itulah stunting, akhirnya apa, stunting itu pasti pendek. Pasti tidak punya kemampuan intelektual hebat kemudian satu lagi," paparnya.
Pria lulusan UGM Yogyakarta ini pun menyampaikan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan angka stunting yang saat ini masih berkisar 21,6 persen di Indonesia.
"Meskipun masih tinggi, kita juga tentu harus bersyukur karena tahun lalu angka stunting 24,4 persen sehingga sudah ada turun 2,8 persen didukung kementerian/lembaga mempercepat penurunan stunting," ucap Hasto.
Hasto bertutur untuk mencegah stunting harus menyentuh sebabnya ada faktor jauh, menengah, dan dekat sekali. Faktor jauh contohnya lingkungan, sanitasi, jamban dan daerah yang kumuh. Lingkungan yang tidak bersih ini membuat timbulnya penyakit TBC sehingga tumbuh kembang anak terganggu.
Baca juga: BKKBN Gandeng TNI AU Canangkan Percepatan Penurunan Stunting Nasional 2023 di Provinsi NTT
“Contoh menengah adalah tidak melakukan program keluarga berencana (KB) terlalu muda atau terlalu tua masih pengin hamil,” ungkap Hasto.
Hasto mengingatkan bahwa puncak kejayaan biologis adalah usia 32 tahun. “Begitu 35 tahun pengen hamil sama saja sudah menua tiga tahun, ibarat pohon sudah tua ingin berbuah,” katanya.
Lalu, faktor paling dekat yakni makanan pentingnya protein hewani, obat vitamin, tablet tambah darah, ikan, dan telur. “Itu yang harus disentuh tiga faktor untuk mencegah stunting,” kata Hasto.
Pekerjaan Mulia
CEO Tribun Network Dahlan Dahi menceritakan betapa mulianya pekerjaan mengurus permasalahan stunting (gizi kronis). Dahlan menyadari pentingnya penanggulangan stunting saat Tribun Banten berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ).
"Saya belajar saat kami menggelar acara bersama BKKBN kemudian saya paham bahwa ini luar biasa. Ini pekerjaan yang sungguh-sungguh mulia," ujarnya.
Sejak itu, Tribun Network ingin terlibat langsung untuk menekan prevalensi stunting yang mencapai 40 juta orang.
"Kita tidak seperti tentara yang dibekali senjata tetapi kita punya wartawan di 320 kota dan mereka punya teman, temannya tentara, temannya BKKBN, temannya pengusaha, temannya tokoh agama, dan bagaimana kalau stunting ini kita gerakkan," tutur Dahlan yang juga Chief Digital Officer (CDO) Kompas Gramedia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.