Semana Santa Larantuka

Semana Santa Larantuka, Hari Kamis Putih Kesempatan Mulai Cium Tuan Ma dan Tuan Ana

Hari Kamis Putih adalah hari pertama dalam rangkaian perayaan Tri Hari Suci, bagian dari Pekan Suci, yang diikuti oleh hari Jumat Agung, Sabtu Suci

Editor: Agustinus Sape
nttsatu.com
Para peziarah berbaris sambil berlutut untuk mendapat giliran mencium patung Bunda Maria di Kapela Tuan Ma di Balela pada perayaan Semana Santa Larantuka. 

POS-KUPANG.COM - Hari Kamis Putih adalah hari pertama dalam rangkaian perayaan Tri Hari Suci, bagian dari Pekan Suci, yang diikuti oleh hari Jumat Agung, Sabtu Suci/Minggu Paskah. Hal itu berlaku umum dalam lingkungan Gereja Katolik, mulai dari Vatikan hingga ke pelosok terpencil dunia.

Secara umum pada hari Kamis Putih, Gereja Katolik menggelar misa peringatan imamat pada pagi hari, dilanjutkan perayaan ekaristi pada malam hari untuk mengenang Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama murid-muridNya sebelum Ia menderita dan wafat di salib.

Perayaan Hari Kamis Putih juga diwarnai dengan upacara pembasuhan kaki untuk mengulangi apa yang dilakukan Yesus kepada murid-murid-Nya malam terakhir.

 

Namun, perayaan Kamis Putih di Larantuka selalu punya kelebihan. Selain ritual-ritual tersebut di atas, perayaan Kamis Putih di Larantuka juga diwarnai devosi cium Tuan Ana dan Tuan Ma.

Peringatan imamat

Hari Kamis Putih merupakan hari pesta bagi para imam sebagai peringatan khusus bagi Sakramen Imamat yang telah diterimanya.

Dalam praktiknya, Uskup mengundang para imamnya untuk mengikuti misa imamat yang dipimpinnya pada pagi hari, diikuti acara ramah tamah untuk menghidupkan persaudaraan di antara uskup dan para imam dan di antara para imam sendiri.

Sakramen imamat itu justru berawal pada Hari Kamis Putih saat Yesus mengadakan perjamuan terkahir dengan para muridNya, momen Tuhan Yesus sendiri melembagakan ekaristi.

"Lakukan ini sebagai kenangan akan Daku," demikian kata-kata Yesus pada malam perjamuan terakhir, kata-kata yang terus diulang oleh imam sebagai Persona Christi setiap kali merayakan misa atau ekaristi. Hanya imam/uskup yang boleh mengulanginya.

Pada hari Kamis Putih, setiap imam menghidupkan kembali pesta lembaga imamat pentahbisannya sendiri. Dia menarik dari sumber sukacita pemberian diri Kristus dalam sakramen dan memanifestasikan amal Allah bagi setiap orang yang dibaptis.

Pada hari Kamis Putih, seluruh Gereja bersukacita bersama mereka dalam harta keimamatan yang memberi mereka Ekaristi dan Sabda Tuhan. Kamis Putih adalah momentum untuk membagikan kegembiraan ini kepada dunia.

Melalui pesta imamat ini Gereja meminta agar semua imam di setiap keuskupan berkumpul di sekitar uskup mereka untuk merayakan Misa Krisma, di mana mereka memperbarui bersama janji imamat mereka dan menegaskan kembali penyatuan mereka dengan Kristus, kesetiaan kepada Firman Allah dan sakramen.

Dengan itu para imam memperkuat presbyterium. Istilah ini menunjuk pada keuskupan, semua imam yang terikat pada persekutuan di sekitar uskup mereka.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved