Opini

Opini Dr Hamza H Wulakada: Pisang Goreng Telah 'Membangunkan' Ku

Undana patut berbangga karena salah satu putra terbaik NTT dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Mikrobiologi Veteriner dan Parasiitologi.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO-UNDANA
Rektor Undana Dr drh Maxs UE Sanam, MSc dikukuhkan sebagai Guru Besar. 

POS-KUPANG.COM - Di tengah kemelut dunia pendidikan NTT yang sepekan terakhir dilanda kebijakan [tak tertulis] dari Gubernur NTT, ada hal luar biasa yang patut dihikmati, bahwa masuk sekolah 05.30 Wita bagi SMA/SMK itu berpotensi lahirkan generasi emas NTT masa depan.

Generasi yang konon ‘dipastikan’ tembus dalam persaingan global, generasi yang punya daya juang tinggi menggapai cita. Ya, itu pengharapan kita semua meskipun pintu masuknya dilahirkan secara caesar tanpa alasan saintifik, hanya meraba-raba seolah anak-anak dijadikan kelinci percobaan.

Apapun perdebatan, hal itu telah dimulai namun kita boleh berharap dinas terkait sudah punya instrument pengontrol yang kelak dijadikan alasan pertobatan bahwa membangun manusia harus sistemik dan manusiawi.

Pergunjingan di sosial media pun sedikit meredah seiring redahnya hujan awal pekan ini. Mendung memang masih menyelimuti gugusan pulau Nusa Tenggara namun warga Flobamorata tak perlu cemas, ada banyak varian asa di balik pengharapan itu.

Mentari pasti kan bersinar lagi. Mentari yang diharapkan mampu menyinari kancah pendidikan NTT yang salah satunya akan dikukuhkan per 8 Maret hari ini.

Masyarakat NTT khususnya civitas akademika Undana patut berbangga karena di tengah kemelut 05.30, salah satu putra terbaik NTT dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Mikrobiologi Veteriner dan Parasiitologi.

Baca juga: Opini Januar J Tell: Mengkritisi Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Membanggakan NTT sebagai provinsi ternak yang sempat tersengat cemeti ‘berternak S.Pt’ setidaknya telah mulai menemukan solusi jalan kebuntuan.

Sebelum dilema 05.30 datang, warga NTT sempat dihebohkan dengan ancaman virus African Swine Fever (ASF) pada babi. Memang tidak sesadis kala awal 2021 bersamaan dengan datangnya badai Covid-19, namun ini sebuah peringatan agar kita lebih mawas menjaga kandang dan dapur agar tetap sehat dan hiegenis menyajikan menu penganulir stunting.

Para peternak dan pecinta hewan di NTT kini boleh sejenak menghela napas karena untuk pertama kalinya NTT memiliki seorang Guru Besar yang keluar dari rahim veterinary.

Ini tidak hanya pada hewannya tapi sudah sampai pada mikrobiologinya sehingga tak pelak ke depannya kita punya optimisme tinggi untuk memastikan NTT adalah provinsi ternak.

Setidaknya warga NTT tidak lagi menjadi parasit dalam deretan angka keterbelakangan karena telah memiliki ahli parasitologi yang diharapkan mampu menjamin higenisitas menu makan para siswa yang hampir tertinggal sarapan karena harus masuk sekolah pukul 05.30. Para pelajar kita kelak tak kekurangan protein dan zat besi hingga menjadi stunting hanya karena ketiadaan pakar yang memastikan kualitas daging aman dari virus. Mentari itu telah bersinar.

Semenjak satu dekade lalu NTT melalui Undana telah memiliki dapur untuk melahirkan para veterinary. Meskipun terlambat karena hewan piaraan tak lagi menjadi kebanggaan adat mempersunting kaum hawa namun setidaknya sudah lebih dari 200 Dokter Hewan (drh) telah lahir dari rahim Undana, kini tengah berpatri untuk NTT.

Baca juga: Opini Prof Feliks Tans: Surat Terbuka Kepada Gubernur NTT, Menciptakan Sekolah Unggul

Sederetan Dokter Hewan dimaksud dipandu oleh para pakar yang salah satunya adalah Prof. Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc.

Per awal 2023, beliau telah dinobatkan menjadi Guru Besar FKKH Bidang Ilmu Mikrobiologi Veteriner dan Parasitologi dan akan dikukuhkan 8 Maret 2023.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved