Berita Manggarai Timur

BPBD Manggarai Timur Belum Terima Laporan Terkait Bencana Longsor Saluran Irigasi Wae Lipang

Hal ini disampaikan oleh Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Timur Petrus Subin, SKM kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 1 Maret 2023.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO ISTIMEWA
LONGSOR - Saluran irigasi terlihat terkena tanah longsor. Gambar diambil, Selasa 28 Februari 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG - Curah hujan yang secara terus menerus menguyur wilayah Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur mengakibatkan  saluran Irigasi Wae Lipang di Desa Golo Wune, terjadi longsor belasan meter, Selasa 28 Februari 2023.

Dampak longsor ini, air pada saluran irigasi tersebut tidak bisa mengaliri lahan persawahan milik warga setempat. Akibatnya tanaman padi terancam gagal tanam dan gagal panen. 

Terkait dengan ini Pemkab Manggarai Timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) belum menerima laporan dari masyarakat atau pun Pemerintah Desa setempat. 

Hal ini disampaikan oleh Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Timur Petrus Subin, SKM kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 1 Maret 2023.

Baca juga: Saluran Irigasi Wae Lipang Manggarai Timur Jebol, Tanaman Padi Petani di Heso Terancam Gagal Panen

Subin mengatakan, meskipun  demikian, pihaknya akan segera melakukan konfirmasi terkait bencana alam tanah longsor memutuskan saluran irigasi Induk Wae Lipang itu. 

"Belum terima laporannya. Kami akan konfirmasi terkait hal ini," ujar Subin. 

Roby warga desa Golo Wune, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 1 Maret 2023, menerangkan intensitas curah hujan yang tinggi dan secara terus menerus selama sepekan menyebabkan saluran induk Wae Lipang Longsor sepanjang belasan meter. 

Baca juga: Hujan Disertai Angin Kencang, Gedung Kapela Stasi Munda Manggarai Timur Ambruk Rata Tanah

Ambruknya selokan induk membuat air tidak bisa mengaliri sawah milik warga kampung Heso yang mencapai ratusan hektar. Material longsor juga menimbun padi sawah yang baru berusia dua bulan. 

"Sementara ini para petani belum bisa berbuat banyak karena cuaca ekstrim berupa hujan dan angin masih berlangsung. Saat ini memang ada padi yang sudah tumbuh masih sedikit terbantu dengan hujan yang turun, tapi kalau tidak cepat diperbaiki, maka pada musim hujan terancam gagal tanam dan gagal panen di area persawahan ini," ujarnya.

Roby juga mengatakan, direncanakan ke depan para petani akan melakukan gotong-royong memperbaiki saluran irigasi pada titik longsor secara manual agar air bisa melewatinya. 

"Harapan kami agar saluran irigasi ini bisa segera dibangun permanen. Karena itu kami tentu berharap kepada Pemerintah untuk bisa membantu kami," tutup Roby. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved