Opini

Opini Albertus Muda S.Ag: Pendidikan, Pengajaran dan Kekerasan

Suasana rumah tidak lagi nyaman dan menyenangkan. Sekolah sebagai salah satu medium pendidikan karakter pun belum memberi rasa aman sepenuhnya.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM
Albertus Muda, S.Ag, Guru Honor SMA negeri 2 Lewoleba, Kabupaten Lembata. Koordinator Festival Literasi Daerah Lembata-Nusa Tenggara Timur ini menulis Opini: Pendidikan, Pengajaran dan Kekerasan. 

Orang tua dan guru pasti pernah mengalami rasa jengkel atau marah karena anak yang kurang kooperatif. Apalagi kalau sedang dilanda banyak masalah tentu emosi negatif sangat mudah terungkap ke permukaan.

Mungkin sudah bersabar tetapi kadang tidak terhindarkan sehingga memicu kejengkelan, membentak, atau bahkan main hakim sendiri.

Oleh karenanya, ketiga kekerasan pengajaran dan kesepuluh kesalahan pendisiplinan di atas, hendaknya selalu mengingatkan orang tua dan guru.

Memperpanjang napas kesabaran sebagai guru dan orang tua adalah sangat penting di dalam menemani pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak-anak secara sehat.

Guru dan orang tua sebagai pribadi yang lebih dewasa, tentu saja diharapkan lebih berpikir jernih, lebih bijaksana dan lebih sabar di dalam menanggapi sikap dan perilaku anak-anak.

Sepanjang tahun 2022 ada 117 kekerasan di sekolah dengan pelakunya adalah guru (https://tekno.tempo.co, 31/12/2022). Apabila dipetakan, ada 105 kasus kekerasan seksual, 65 kasusk kekersan fisik dan 24 kasus kekerasan non fisik.

Kekerasan lainnya seperti pelecehan seksual bahkan pemerkosaan, bullying, pemukulan, membentak, mengejek, juga intoleransi masih marak terjadi. Mirisnya, tindakan tersebut juga menimpa anak-anak difabel.

Olehnya, semua pihak mesti bersinergi agar tindakan-tindakan di atas dapat diminimalisir dalam rangka pendidikan dan pengajaran dan kehidupan secara umum.

Guru, kepala sekolah dan orang tua mesti hadir sebagai teman seperjalanan dalam dialog yang dibangun secara kontinu dan berkesinambungan.

Rumah harus sungguh menjadi home dalam arti menjadi tempat nyaman untuk tinggal bukan sekedar house dalam arti bangunan.

Demikian juga sekolah mesti menjadi dunia yang khusus dan lain dari dunia masyarakat di mana anak-anak merasa aman, bahagia, dan mengalami suasana yang membebaskan. (Guru Honorer SMA Negeri 2 Nubatukan-Lewoleba-Kabupaten Lembata)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved