Berita NTT
Gandeng Dekranasda NTT, Ivan Gunawan Kenalkan Produk Bertema Mata Hati
Ivan bekerja sama dengan Pemprov NTT, lewat Dekranasda NTT. Koleksi terbaru bertajuk Mata Hati, disebut hadir dengan nuansa berbeda.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Perancang busana Ivan Gunawan menggandeng Dewan Kerajinan Nasional Daerah ( Dekranasda NTT ) memperkenalkan sebuah produk dengan tema Mata Hati.
Sebagai perancang busana, Ivan Gunawan adalah orang yang sangat produktif. Ia memiliki banyak merek fashion, seperti First Line Ivan Gunawan, Mandjha Hijab Ivan Gunawan, Ivan Gunawan Privilege hingga LoveRed Label Ivan Gunawan, dan Miss to Mom.
Selama 20 tahun berkarya di industry fashion, Ivan Gunawan telah mengadakan puluhan fashion show. Ivan juga menduduki posisi penting dalam organisasi mode bergengsi Indonesia.
Ivan Gunawan berkolaborasi dengan orang lain yang menggunakan popularitasnya untuk membuat citra pribadi dan perusahaannya lebih terkenal.
Kali ini, Ivan Gunawan mengajak semua pelaku fashion dan industri kreatif untuk tumbuh lebih besar dengan bekerja sama dalam pagelaran Garis Poetih, yang berlangsung selama tanggal 15-17 Februari 2023 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Baca juga: BPBD NTT Sebut Longsor di Takari Diupayakan Buka Jalur Alternatif
Dalam event Garis Poetih, Ivan bekerja sama dengan Pemprov NTT, lewat Dekranasda NTT. Koleksi terbaru bertajuk Mata Hati, disebut hadir dengan nuansa berbeda.
Ia menyuguhkan kain tenun sotis yang berasal dari Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Menurut Ivan, NTT punya kain tenun dengan nuansa motif yang sangat berbeda dibanding kain wastra yang lain.
Hal ini menginsipirasi dirinya untuk sebagai busana pilihan di hari raya. Selain sebagai desainer, Ivan mengaku dirinya punya tanggungjawab untuk melestarikan kain wastra Indonesia dalam desain yang dibuat.
"Jadi aku ingin membuat lebaran dengan nuansa Indonesia, dimana kain tenun Sotis asal NTT yang merupakan salah satu kain wastra kebanggan Indonesia ini aku buat menjadi potongan-potongan yang sopan dan loose di setiap koleksi itu sendiri," ujar Ivan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 18 Februari 2023.
Ivan Gunawan akan mengeluarkan sebanyak 32 koleksi yang terdiri dari 20 busana wanita dan 12 busana pria. Koleksi ini hadir dengan konsep bertumpuk ata layering. Kain tenun NTT tersebut dipadukan dengan organdi, shifon, lace, katun, dan linen yang membentuk busana resort wear.
Hadir dengan warna-warna yang soft seperti nude, biru dan putih, membuat koleksi “Mata Hati” terlihat lebih ringan namun tetap kental dengan nuansa lebaran.
Baca juga: Emil Bei Terpilih Jadi Ketua ASPPI DPD NTT Lewat Musda di Labuan Bajo
"Warna-warna yang kupilih memang soft banget untuk dipakai di hari raya. Semuanya dipadukan layer dalaman atau luaran dari organdi, shifon, lace, katun, linen yang menjadikan
koleksi ini sangat resort,” ungkapnya.
Tampilan resort dalam koleksi lebaran kali ini memang sengaja dibuat Ivan, karena tradisi masyarakat Indonesia yang sering menjadikan momen lebaran sekaligus untuk liburan,
"Masyarakat saat ini sering menjadikan momen lebaran untuk liburan. Jadi saya menciptakan desain baju lebaran yang juga bisa dipakai untuk liburan. Selain desainnya yang ringan, bahannya juga ringan dan ngga gampang lecek. Sehingga memudahkan untuk dibawa kemana-mana saat libur lebaran," jelas Igun, sapaan akrabnya.
Dalam pagelaran ini Ivan juga menghadirkan busana dalam berbagai siluet seperti jaket, outer dengan berbagai desain dengan potongan loose dan oversized, celana palazzo, jaket serta rok lebar bertumpuk.
Ivan juga menambahkan embellishment semacam kristal, payet dan Mutiara yang membuat busana-busana ini semakin jelita, serasi, tanpa kesan berlebihan.
“Disini aku banyak membuat potongan jaket dan karena diaplikasikan pada kain tenun yang sifatnya lebar dan pendek jadi harus aku patchwork. Terus kalau celana aku sengaja membentuk potongan palazzo yang loose. Karenakan biasanya kalau lebaran, kita makannya banyak. Dan kalau pakai potongan pallazo, lebih enak. Kemudian aku pakai bahan tulle bordir yang aku aplikasi payet tapi payetnya lebih ringan. Meski demikian tetap dapat efek glam," ujar Ivan.
Kain tenun Sotis ini tak hanya diaplikasikan untuk busana, Ivan juga membuat perhiasan dan tas dari kain tenun khas NTT ini. Ia bercerita, perhiasan, ia terinspirasi dari bunga lili sehingga bentuknya pun seperti kelopak bunga lili yang berasal dari Bali.
Sementara untuk tas, Ivan membuat sejumlah model tas tenteng dengan ukuran yang mudah dibawa kemana-mana.
Baca juga: Sambut Tim Komisi VIII DPR RI, Kakanwil Kemenag NTT Mohon Dukungan Pembangunan Bidang Keagamaan
Tas tenun ini terlihat sangat modis karena kesan etnik yang melekat padanya. Dengan tassel dibawahnya, membuat tampilan tas ini semakin cantik modis saat dipakai di hari raya,
“Sekarang ini aku lagi suka tas ukuran kecil yang mudah dibawa kemana-mana. Tas tenteng cantik yang bisa dipakai untuk mukenah," katanya.
Di mata Ivan Gunawan, renunan Sumba Timur sudah terkenal dimana-mana bahkan motifnya sudah dikutip dan di cetak dalam ragam bentuk kebutuhan, seperti bad cover, gorden dan sebagainya.
Kain tenun Sumba Timur dalam gaya dan corak ragam hiasnya berbeda dengan kain tenun dari Kabupaten lainnya yg ada di NTT.
"Kain tenun Sumba Timur mempunyai kelebihan dalam ornamen dekoratif dengan motif margasatwa yang realistis, motif roh leluhur dan juga motif flora," sebut dia.
Menurut fungsinya tenun Sumba Timur berfungsi sebagai busana adat, hadiah dalam berbagai peristiwa, pembayar denda dalam hukum adat, belis/maskawin dalam adat
perkawinan, pembukus jenazah bekal kubur, perhiasan dan barang dagangan.
Di Sumba Timur semakin banyak orang memiliki tenunan maka semakin tinggi status sosialnya. Tenunan menurut masyarakat setempat, sama halnya dengan emas atau perak, fungsi religius dan simbolis. Dari tenunan Sumba Timur terdapat dalam corak motifnya, seperti motif kuda.
Kuda merupakan ternak yg sangat berguna sebagai belis dalam adat perkawinan, sebagai alat transportasi, dan sebagai penentu status sosial juga sebagai teman dalam peperangan.
Motif udang dan ular, motif ini dikaitkan dengan kepercayaan mereka bahwa pada dasarnya manusia tidaklah mati, pengertian ini dilambangkan dengan pergantian kulit yg dianalogikan
dengan kehidupan baru setelah mati.
Ketua Bidang Kreatif dan Daya Saing Produk Dekranasda NTT, Eldi Angi menyebut selama ini Dekranasda selalu memfasilitasi kegiatan yang mengangkat budaya NTT, khususnya fashion, yang tidak terlepas dari budaya tenun NTT.
Kegiatan Garis Poetih yang digagas Ivan Gunawan telah memperkenalkan sejumlah kain tenun dari NTT dengan 32 jumlah koleksi. Dari jumlah itu ada 20 untuk gaun perempuan dan laki-laki 12 gaun.
Selain itu, ada juga produk lainnya seperti topi hingga tas dengan bahan dasar tenun ikat Sumba Timur.
"Tadi malam ibu Ketua Dekranasda, Ibu Julie Laiskodat dan wakil ketua ibu Merry Djogo, juga sudah melakukan konferensi pers dengan Ivan Gunawan," kata dia.
Eldi menjelaskan, acara yang dilakukan itu menampilkan karya busana dari NTT. Sumba Timur menjadi perhatian dari Ivan Gunawan dalam gelaran ini. Dia juga menyampaikan koleksi itu juga akan dijajakan sekaligus aset Dekranasda NTT.
Menurut dia, selama ini ketua Dekranasda Julie Laiskodat selalu berkomunikasi, hingga terjadi sebuah gelaran kegiatan fashion show ini. Persiapan, kata dia, Dekranasda NTT menyiapkan bahan baku yang dikirim ke Ivan Gunawan untuk dirancang.
Ivan Gunawan memang ingin kain dari Sumba Timur karena sotis dan motif yang timbul. Sehingga pihaknya kemudian menyiapkan bahan bakunya.
"Tidak menutup kemungkinan kalau ada kegiatan di NTT kami akan menampilkan di NTT," kata dia.
Kegiatan ini menurut dia, memang belum dilakukan penjualan. Namun, kegiatan itu sebagai langkah awal memulai penjualan, apalagi minat kain tenun NTT sangat tinggi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Ivan-Gunawan-dan-bunda-Julie-Laiskodat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.