Berita Sikka
Tak Ada Jembatan, Siswa SD Inpres Blawuk Sikka Bertaruh Nyawa Terjang Arus Sungai Demi Sekolah
60 siswa tersebut tinggal di Dusun Wailoke Desa Baokremot dan Dusun Muding Kampung Wairbou Desa Watuomok Kecamatan Talibura.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Puluhan siswa sekolah dasar SD Inpres Blawuk Kabupaten Sikka bertaruh nyawa menyebrangi derasnya arus Sungai Nanga Gete agar bisa sampai ke sekolah.
Hal ini lantaran tidak adanya jembatan yang bisa mereka lewati untuk sampai ke sekolah mereka.
60 siswa tersebut tinggal di Dusun Wailoke Desa Baokremot dan Dusun Muding Kampung Wairbou Desa Watuomok Kecamatan Talibura.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Sabtu 4 Februari 2023, ketika puluhan anak SD Inpres Blawuk tiba di tepi sungai, mereka mengganti seragam sekolah dengan baju rumah.
Baca juga: Hujan Dengan Intensitas Tinggi Guyur Kabupaten Sikka, Bangunan Dapur Warga Dusun Gera Roboh
Selanjutnya, mereka perlahan-lahan mulai menyebrang Sungai Nanga Gete.
Beberapa orang tua siswa pun terlihat harus menggendong anak-anak mereka untuk melewati derasnya arus Sungai Nanga Gete.
Silvanus Kon, Siswa SD Inpres Blawuk mengatakan, setiap pagi ia bersama teman-temannya dari Dusun Muding Kampung Wairbou dan Dusun Wailoke harus berjalan kaki dari rumah dan menyeberangi kali.
"Kami tidak pakai sepatu dari rumah dan setelah menyeberangi kali baru pakai sepatu, kami harus pakai celana lain nanti baru seberang kali baru ganti seragam sekolah," ujarnya.
Ia berharap Pemkab Sikka membangun jembatan sehingga memudahkan mereka untuk pergi ke sekolah.
"Setiap hari kami pergi dan pulang sekolah nyebrang kali ini. Sebenarnya takut kalau tiba-tiba banjir besar. Bahkan kalau sendiri nyebrang kami tidak berani lewat, kami hanya minta bangun jembatan disini," ujarnya.
Baca juga: Dinilai Lecehkan Profesi Wartawan, Ketua DPD PAN Sikka Bakal Dipolisikan
Yoseph, orang tua siswa SD Inpres Blawuk mengaku setiap hari harus menyeberangkan anak-anak melewati Sungai Nanga Gete.
"Setiap pagi saya gendong anak-anak nyebrang kali, siang juga begitu kalau mereka pulang sekolah," ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung lama dan sudah berulang-ulang mengusulkan untuk pembangunan jembatan gantung namun hingga saat ini belum ada respon.
"Sudah diusulkan berulang kali untuk bangun jembatan namun hingga saat ini belum direspon," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.