Berita NTT
Kematian Akibat DBD di Sumba Barat Daya Meningkat Drastis
Sementara di tahun ini belum dilakukan pengadaan. Namun, ia memastikan ada stok yang bisa disuplai ke daerah.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) NTT meningkat drastis.
Walau begitu, Dinas Kesehatan NTT menyebut ada penurunan angka kematian sebesar 75 persen. Di periode Januari 2022 terdapat 8 kasus, sedangkan di Januari 2023 ada 6 kasus kematian.
"Tapi kasus yang di Sumba Barat Daya ini kita harus perhatikan karena dia ada peningkatan kematian tiga kali lipat," kata Kepala P2P Dinas Kesehatan Provinsi Erlina Salmun, Jumat 3 Februari 2023.
Baca juga: Bank Indonesia Tunjukkan Komitmen Tekan Laju Inflasi, Nasi dan Lauk Penyumbang Inflasi di NTT
Sumba Barat Daya, ujar dia, pada tahun 2022 punya angka kematian akibat DBD hanya 1 kasus, tetapi saat ini tercatat ada 4 kasus. Sedangkan kasus kematian lain di ikuti oleh Kabupaten Manggarai dan Ende, masing-masing satu 1 kasus dibanding tahun lalu yang nihil kematian.
Erlin mengaku meski ada kasus kematian yang signifikan, tetapi jumlah kasus secara keseluruhan justru menurun di banding tahun sebelumnya.
"Tahun lalu itu sekitar 932 kasus pada bulan Januari, sekarang hanya 435 kasus pada bulan Januari, kita ada penurunan tiga kali," katanya.
Artinya dibanding pada periode yang sama, maka terjadi penurunan kasus DBD secara jumlah yakni sebanyak 47 persen.
Ia menjelaskan sejak bulan Desember 2022 pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan dengan pembagian abate. Dinas juga mendistribusi Abate ke Kabupaten/Kota di NTT.
Baca juga: Komisi IV DPRD NTT Tinjau Lokasi Longsor di Kolonakaf Timor Tengah Selatan
Masing-masing daerah menerima 25-60 kilogram (Kg) abate. Ada juga pestisida dan alat tes DBD, yang di bagikan ke pemerintah di daerah. Khusus di Kabupaten Sumba Barat Daya, diberi tambahan abate dan mesin foging.
SBD sendiri melaporkan kasus DBD di tahun 2022 sebanyak 77 dan tahun ini 71 kasus.
"Hanya kematian ini yang, itu yang kita sesalkan disitu. Ya itu mungkin keterlambatan ya," kata dia.
Erlin menegaskan penyaluran abate ini menggunakan stok abate yang tersisa dari tahun sebelumnya. Sementara di tahun ini belum dilakukan pengadaan. Namun, ia memastikan ada stok yang bisa disuplai ke daerah.
Terkait dengan kasus ini, Erlin menyarankan agar masyarakat bisa melakukan pemberantasan di sarang nyamuk yang dicurigai. Penerapan 3M plus, kata dia, juga harus dikerjakan.
Baca juga: Kuliner Khas NTT, Kombinasi Makan Bihun Goreng Babi deng Sambal Kecap Asin, Lecker Bro
Selain itu masyarakat juga diminta agar menjaga imun tubuh dengan makanan yang bergizi. Para orang tua, menurut dia harus memperhatikan anak-anaknya. Kalau memungkinkan anak-anak bisa dibawa ke fasilitas kesehatan agar diperiksa oleh petugas medis.
Dukungan pemerintah dalam penanganan DBD, lanjut Erlin, juga sangat dibutuhkan. Pemerintah bisa membantu biaya operasional dalam penanggulangan DBD. Komitmen pemerintah sangat dibutuhkan.
Piha ketiga juga diminta untuk melakukan upaya intensif membantu masyarakat dan pemerintah. Bantuan dari pihak ketiga sangat diperlukan, minimal dilingkungan sekitar pihak ketiga.
"Jadi kayak pertokoan ini sebenarnya kan, mereka hidup di antara masyarakat. Minimal ada hal plus. Ada genangan air didepan mereka, tolong lah dibuat untuk menghilangkan genangan itu. Di kasih semen atau apa, itu menjadi perhatian sendiri," ujarnya.
Di samping itu, empat pilar yang ada juga harus terus menjadi perhatian. Erlin menyebut empat pilar itu diantaranya memperkuat survelens kasus dan vektor, dengan didukung laboratorium memadai. Artinya, tiap kasus perlu ditelusuri dan diperiksa.
Kemudian, membuat penata laksanaan di fasilitas kesehatan. Jika ada pasien yang positif DBD maka langsung dilakukan perawatan. Namun, masyarakat juga harus sadar membawa anaknya atau pasien ke fasilitas kesehatan terdekat.
Ada juga penguatan 3M plus bersama masyarakat serta perkuat kemitraan dalam pencegahan dan penanggulangan untuk DBD.
Adapun jumlah kasus per bulan Januari 2023 yakni;
1. Kota Kupang: 13 kasus
2. Kabupaten Kupang: 8 kasus
3. TTS : 7 kasus
4. TTU: 2 kasus
5. Belu : 42 kasus
6. Rote Ndao: 2 kasus
7. Alor : 6 kasus
8. Flotim : 4 kasus
9. Lembata : 9 kasus
10. Ende : 24 kasus
11. Sikka : 116 kasus
12. Ngada : 0 kasus
13. Nagekeo : 4 kasus
14. Manggarai : 23 kasus
15. Manggarai Timur: 2 kasus
16. Manggarai Barat: 61 kasus
17. Sumba Timur: 0 kasus
18. Sumba Barat: 35 kasus
19. Sumba Tengah: 0 kasus
20. Sumba Barat Daya: 72 kasus
21. Sabu Raijua: 4 kasus
22. Malaka : 1 kasus.
Sementara untuk kasus kematian yakni;
1. Ende: 1 kasus
2. Manggarai: 1 kasus
3. Sumba Barat Daya: 4 kasus. (Fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.