Berita NTT
Bank Indonesia Tunjukkan Komitmen Tekan Laju Inflasi, Nasi dan Lauk Penyumbang Inflasi di NTT
tingkat kesejahteraan masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT (KPw BI NTT) tunjukan komitmen untuk menekan laju inflasi di NTT.
Akselerasi program pengendalian inflasi perlu terus didorong melalui penguatan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah.
KPw BI memandang bahwa inflasi Provinsi NTT secara keseluruhan di tahun 2023 di prakirakan tetap berada pada rentang sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3+ 1 persen.
Baca juga: Cuaca NTT Hari Ini, 3 Februari 2023, Waspada! BMKG Sebut 9 Daerah di NTT Berstatus Siaga Hujan Lebat
Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Provinsi NTT menunjukkan komitmen tersebut melalui sinergi program pengendalian inflasi.
Saat itu, Kepala KPw BI NTT, S. Donny H. Heatubun menyampaikan upaya yang telah dilakukan diantaranya, Pertama, pelaksanaan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) Kabupaten Belu, dengan rekomendasi implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) antara Kabupaten Belu dan Kota Kupang untuk komoditas hortikultura khususnya tomat.
Kedua, Rapat Koordinasi dan Rapat Teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Kupang bersama Provinsi NTT yang ditujukan untuk membentuk program unggulan TPID Kota Kupang guna menekan laju inflasi yang semakin berfluktuatif Program tersebut dirumuskan dalam kebijakan pengendalian inflasi dari sisi supply dan sisi demand.
Pada sisi supply, beberapa upaya sebagai langkah strategis pengendalian inflasi yang akan dilakukan oleh TPID Provinsi NTT dan Kota Kupang adalah pertama, pembentukan dan penguatan klaster pangan khususnya peternakan ayam.
Baca juga: Atlet Pencak Silat NTT Belum Dapat Bonus yang Dijanjikan Ketua KONI
Kedua, melanjutkan program urban farming / gerakan menanam pekarangan rumah dengan tanaman pengendalian inflasi.
Ketiga, melakukan mapping (Pemetaan) produksi dan distribusi komoditas di daerah, khususnya komoditas hortikultura serta membuat, merapikan, dan melakukan pengkinian database distributor (pemasok) komoditas hortikultura di setiap daerah.
Empat, Berupaya memberikan subsidi biaya angkut komoditas hortikultura guna menurunkan biaya logistik (pengiriman komoditas). Lima, perluasan tupoksi PD Pasar Kota Kupang menjadi Perumda sekaligus sebagai offtaker di Kota Kupang. Enam, menguatkan dan melaksanakan Kerja Sama Antar Daerah (KAD), salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan BUMD.
Selanjutnya, pada sisi demand upaya yang akan dilakukan oleh TPID Provinsi NTT dan Kota Kupang adalah;
pertama, mengintensifkan kegiatan operasi pasar unruk memastikan pasokan di pasar, kegiatan pasar murah, sidak pasar, pemantauan harga baik di pasar maupun ke gudang distributor.
Kedua, menggalakkan komunikasi penggunaan produk olahan. Seperti, penggunaan minyak kelapa sebagai substitusi minyak sawit, penggunaan bubuk cabai, penggunaan gula lempeng, gula semut, gula aer (Rote), gula hela dil guna meningkatkan konsumsi terhadap produk lokal dan mengurangi impor dari luar daerah.
Berita NTT
Bank Indonesia
Inflasi
Kepala KPw BI NTT
S. Donny H. Heatubun
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
Provinsi NTT
ayam
Nasi
Lauk
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
Nilai Tukar Petani
KPK Kantongi Tersangka Kasus Bawang Merah Malaka, DPRD NTT: Jangan Sewenang-wenang |
![]() |
---|
Kuota Ternak NTT Tahun 2023 Masih Tunggu Keputusan Gubernur |
![]() |
---|
Belanja di Pasar Tradisional, Kapolda NTT Dengar Curhatan Pedagang |
![]() |
---|
Mengenal MoriGe, UMKM Binaan Bank NTT yang Merambah Pasar Internasional |
![]() |
---|
Cuaca NTT Hari Ini, 3 Februari 2023, Waspada! BMKG Sebut 9 Daerah di NTT Berstatus Siaga Hujan Lebat |
![]() |
---|