Berita Timor Tengah Utara
DPRD Timor Tengah Utara Kritisi Pembangunan Jembatan Suspini yang Belum Rampung
Pihak kontraktor untuk tidak boleh bermain-main dengan mutu pekerjaan, dan diharapkan kepada dinas untuk segera berkoordinasi
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Timor Tengah Utara ( DPRD TTU ) Polce Naibesi mengeritisi progres pembangunan Jembatan Suspini, di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Pantauan komisi 3 DPRD TTU banyak temukan pekerjaan fisik proyek 2022 belum selesai, bahkan titik terparah ada di jembatan suspini," ungkapnya melalui pesan WhatsApp beberapa waktu lalu.
Sebagai anggota DPRD dari Dapil Insana, kata Polce, dirinya tetap konsisten dan mendorong Dinas PUPR Kabupaten untuk segera berkoordinasi dengan kontraktor agar segera menyelesaikan pembangunan jembatan dimaksud.
Baca juga: Resahkan Pengguna Jalan, Satlantas Polres TTU Tertibkan ODGJ di Kota Kefamenanu Secara Humanis
Jembatan tersebut, ucapnya, menghubungkan masyarakat Suspini, Desa Subun Tualele dengan Mamsena, bahkan akses Kefamenanu ke Mamsena. Oleh karena itu, pembangunan jembatan ini harus memberi asas manfaat bagi kepentingan banyak orang.
"Tetap kita pantau sampai pekerjaan ini selesai," tukasnya.
Sekretaris DPD Partai NasDem TTU ini juga meminta pihak kontraktor agar memperhatikan mutu pekerjaan pembangunan jembatan ini.
Selain itu, Polce juga menegaskan agar, pihak kontraktor untuk tidak boleh bermain-main dengan mutu pekerjaan, dan diharapkan kepada dinas untuk segera berkoordinasi dengan kontraktor agar pekerjaan yang sudah rusak segera diperbaiki.
"Jangan sampai hanya mau kejar untung kualitas tdk diperhatikan," ujarnya.
Sementara itu, Direktris CV Bersaudara, Yosefina Sonbay saat dikonfirmasi, Senin, 30 Januari 2023 menjelaskan bahwa, pihaknya terkendala pada cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten TTU.
Ketika pembangunan jembatan ini mulai dikerjakan pada tahun 2022 lalu, curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten TTU menyebabkan pembangunan sempat tertunda karena banjir menutup galian dasar pembangunan jembatan ini.
Selain itu, hambatan lain pembangunan jembatan ini yakni hasil laboratorium yang baru keluar 1 bulan setelah tender tersebut dilaksanakan. Pasalnya, laboratorium di Kabupaten TTU sudah rusak memaksa pihak kontraktor untuk mengirimkan material ke Kabupaten Belu untuk dilakukan uji lab.
"Setelah permohonan kita kasih masuk material, mereka harus kerja dulu, sudah tiga Minggu kemudian baru hasilnya keluar baru mulai cor," ungkapnya.
Dikatakan Yosefina, beberapa kali banjir menyeret fasilitas konstruksi jembatan berupa besi dan dinding abutment jembatan. Sehingga mereka terpaksa membeli tripleks dan memulai pembangunan dari awal kembali.
Ia mengakui bahwa, semua kendala pembangunan jembatan ini didokumentasikan dengan lengkap dalam bentuk video dan foto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.