Berita Manggarai Timur

Warga Kampung Sambikoe Manggarai Timur Hidup Dalam Kegelapan, Puluhan Tahun Rindu Penerangan Listrik

program Indonesia Terang yang dicanangkan oleh pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi nampaknya tinggal sebuah kenangan bagi warga Kampung Sambikoe.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO ISTIMEWA
GUNAKAN LILIN - Warga Sambikoe hanya memanfaatkan lilin dan pelita untuk penerangan malam. 

Pater Yoseph juga menerangkan, menurut data terakhir, 6 Januari 2023, ada 85 Kepala Keluarga yang mendiami kampung Sambikoe. Sebagian besar warga kampung ini berprofesi sebagai petani, yang menggantungkan seluruh harapan hidup mereka pada pengolahan ladang dan sawah.

Meskipun hampir sebagian besar warga adalah para petani sederhana yang sehari-hari hanya mengurus kebun dan sawah, tetapi toh orangtua di kampung ini mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi, bahkan hingga jenjang strata-3 dan beberapa menjadi imam-misionaris yang berkarya di Asia, Eropa dan Amerika Latin.

Selain itu ada yang berprofesi sebagai guru dan pegawai serta mengabdi sebagai guru-pegawai teladan. Tidaklah berlebihan kalau anak-anak dari kampung Sambikoe ini adalah anak-anak yang cerdas dan bermutu tinggi seperti karakter pohon kosambi.

Baca juga: Kunjungi SMAN 8 Poco Ranaka Manggarai Timur, Kadis P dan K NTT Janjikan Penuhi Sarpras Hingga PIP

Secara sosio-religius orang-orang Sambikoe memiliki hospitalitas yang tinggi dan perasaan religiositas yang dalam serta dedikasi yang murah hati. Hal itu terbukti dengan beberapa peran sosio-religius dalam tata hidup bersama banyak dipercayakan kepada orang-orang dari kampung Sambikoe. Selain itu, benih-benih panggilan dan buah dari anugerah panggilan khusus tersebut juga muncul dari kampung, yang sudah sekian puluhan tahun hidup-mati hanya dengan lampu pelita. 

Akan tetapi apakah narasi kelam tersebut ingin diteruskan di era yang semakin modern ini dengan sistem belajar daring, merdeka belajar, dan pelbagai tampilan geliat dunia modern, sementara warga kampung ini belum merdeka dari dan keluar dari tubir kegelapan? Tentu tidak. Semua warga kampung Sambikoe sepakat dan merindukan kehadiran penerangan.

Sambikoe Terang, kerinduan dan doa yang tak berujung. Satu kerinduan terdalam yang ada di lubuk hati warga Sambikoe saat ini adalah adanya jaringan PLN yang menerangi rumah-rumah warga. 

Tentu jika pertanyaan dilontarkan kepada warga Sambikoe, apa yang paling mereka butuhkan saat ini, semua pasti akan sepakat menjawab, 'kami membutuhkan penerangan' seperti layaknya tempat atau kampung-kampung lain, apalagi dalam status administratifnya sebagai bagian dari wilayah kelurahan. Sambikoe terang, itulah harapan dan impian seluruh warga kampung Sambikoe. 

Warga kampung rindu melihat tiang-tiang dan aliran listrik mulai menerangi rumah-rumah mereka. Anak-anak usia sekolah rindu belajar membidik dan menyiapkan masa depan mereka, di bawah penerangan listrik yang baik. Keluarga-keluarga rindu membangun kebersamaan sambil mengikuti gerak dan perkembangan dunia luar melalui layar kaca, yang hanya bisa dimiliki serta difungsikan jika memiliki aliran listrik. 

Tentu mereka masih bisa melitanikan kegunaan dan bahagianya memiliki jaringan penerangan listrik di kampung ini.

Baca juga: Edigy Djaya Global dan Global With Us Jepang MoU dengan Pemkab Manggarai Timur 

Kerinduan tersebut akhirnya menjadi doa yang tak kunjung putus. Doa yang lahir dari dan didaraskan dalam kegetiran bathin, menyatu dalam jerih-lelah sebagai orang-orang kecil dari pagi hingga petang dari bulan yang satu ke bulan berikutnya, dari tahun yang satu ke tahun yang lain. 

"Ada satu yang istimewa dalam larik-larik doa tersebut, yakni kekuatan doa dan harapan bersama dengan ujud tunggal, semoga Sambikoe segera terang. Itulah doa dan harapan kami," Ujar Pater Yoseph. 

Dikatakan Pater Yoseph, menuju kampung, meretas impian bersama di ujung doa dan kerinduan masyarakat Sambikoe, mereka menitipkan salam semoga program Indonesia Terang, Desa Terang atau frasa apapun pemerintah menyebutnya ikut dinikmati juga oleh warga kampung Sambikoe. Agar cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, paling kurang gemanya terdengar hingga di ujung kampung Sambikoe.

"Di akhir narasi ini, bersama seluruh warga Sambikoe kami memberi apresiasi yang setinggi-tingginya, jika pemerintah dan pihak-pihak yang terkait serta berwewenang berkenan mendengarkan keluh-kesah, doa dan permohonan kami ini. Semoga di tahun 2023 ini Sambikoe menjadi kampung terang. Tentu Sambikoe dan orang-orang Sambikoe akan menjadi lebih berkualitas, sebagaimana kualitas pohon kosambi, karena dipacu dengan jaringan penerangan listrik yang memadai dan ikut memberdayakan kehidupan warga kampung,"tutupnya.

Sementara itu, Marselus Marring, Penanggungjawab Kantor Jaga Aimere, Inerie dan Kotakomba, ketika dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, mengatakan, petugas PLN sudah melakukan survey di Kampung Sambikoe untuk pemasangan jaringan. 

"Dari pihak PLN ULP Bajawa sudah melakukan survey. Tinggal menunggu,"ujar Marselus singkat. (rob) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved