Breaking News

Timor Leste

Presiden Timor Leste Ramos Horta Meminta Australia untuk Merilis File Balibo

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta telah meminta pemerintah Australia untuk akhirnya merilis dokumen rahasia Balibo Five

Editor: Agustinus Sape
Lukas Coch/AAP
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta meminta Australia untuk merilis file Balibo Five. 

POS-KUPANG.COM - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta telah meminta pemerintah Australia untuk akhirnya merilis dokumen rahasia yang berkaitan dengan invasi dan pendudukan Indonesia di negara Asia Tenggara itu saat ia memimpin penghormatan kepada janda Balibo Five, Shirley Shackleton.

Shackleton meninggal pada akhir pekan pada usia 91 tahun setelah lama sakit, setelah berkampanye selama beberapa dekade untuk keadilan bagi jurnalis yang berbasis di Australia yang dibunuh oleh pasukan khusus Indonesia pada tahun 1975 dan untuk penentuan nasib sendiri untuk Timor Timur.

Suaminya, reporter Channel 7 Greg Shackleton, dibunuh di Balibo bersama Gary Cunningham, Brian Peters, Malcolm Rennie dan Anthony Stewart saat mereka berusaha memfilmkan invasi untuk televisi Australia. Wartawan Australia Roger East juga dieksekusi di Dili enam minggu kemudian.

Shirley Shackleton_004
Shirley Shackleton mengunjungi makam suaminya Greg Shackleton pada tahun 2012. Greg Shackleton merupakan salah satu wartawan korban kasus Balibo Five.

“Shirley menghabiskan sisa hidupnya berkampanye untuk kebebasan Timor Leste dan untuk kebenaran tentang keadaan pembunuhan lima jurnalis tersebut,” kata Ramos Horta.

Pembunuhan tersebut telah menjadi subjek berbagai penyelidikan Australia termasuk pemeriksaan koroner NSW yang menemukan pada tahun 2007 bahwa YY, seorang kapten pasukan khusus Indonesia yang menjadi menteri pemerintah, memerintahkan dan mengambil bagian dalam pembantaian tersebut, melakukannya untuk menyembunyikan keberadaan militer Indonesia dalam penyerangan di kota perbatasan.

Laporan intelijen menunjukkan para pejabat Australia mengetahui tentang operasi Indonesia sebelumnya, tetapi sebagian besar dokumen arsip pemerintah Australia sehubungan dengan Balibo, invasi ke Timor Timur dan pendudukan selama 24 tahun telah dirahasiakan dari pandangan publik atas dasar keamanan nasional.

Dengan lebih dari 20 tahun berlalu sejak kemerdekaan Timor Leste dipulihkan, Ramos Horta yakin sudah saatnya berkas lengkap dirilis.

“Ini sudah lama tertunda,” kata peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu kepada The Sydney Morning Herald dan The Age pada hari Senin 16 Januari 2023.

“Australia harus merilis sepenuhnya semua informasi, [semua] dokumen yang berkaitan dengan periode 1974 hingga 1999,” pintanya.

Dorongan untuk mendeklasifikasi catatan intelijen tentang Balibo telah dipimpin oleh Profesor Clinton Fernandes dari Universitas NSW, mantan perwira intelijen tentara Australia di Timor Timur.

Lima wartawan korban Balibo Five_02
Greg Shackleton, Gary Cunningham, Brian Peters, Malcolm Rennie dan Anthony Stewart adalah lima wartawan Australia yang dibunuh dalam kasus Balibo Five di Timor Timur.

Pada tahun 2011, ia berhasil mendapatkan akses ke 43 dokumen pemerintah Australia sehubungan dengan Balibo, tetapi telah diblokir dalam upayanya untuk mengungkapkan materi lebih lanjut, termasuk file yang dapat mengungkap tingkat pengetahuan Australia tentang kejahatan perang Indonesia di Timor Timur dan kelaparan antara tahun 1977 dan 1979 yang merenggut hingga 180.000 jiwa.

“Sebagian besar informasi terkait Balibo, yang dipegang oleh pemerintah Australia sebagai bagian dari Organisasi Intelijen Pertahanan, belum dirilis,” kata Fernandes, Senin.

“Militer Indonesia memberi pengarahan kepada kedutaan Australia sebelum serangan di Balibo, mengatakan bahwa itu akan menjadi operasi rahasia di mana pasukan Indonesia tidak akan mengenakan seragam Indonesia atau membawa bendera Indonesia, dan itu akan menjadi kedok, tuduhan yang dapat disangkal. Kedutaan kami tahu itu. Yang kita tidak tahu…apakah pihak kedutaan tahu jika para jurnalis itu berada di Balibo. Mereka pasti tahu bahwa mereka ada di Timor.”

 

Dia mengatakan dokumen yang telah dideklasifikasi menunjukkan bahwa pemerintah Australia mengetahui apa yang terjadi di Balibo segera setelah itu, setelah mencegat pesan radio militer Indonesia yang tidak terenkripsi, dan tidak adanya kecaman internasional atas kekejaman tersebut memberi Indonesia "lampu hijau" untuk bertindak dengan impunitas di Timor Timur.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved