Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025, "Berdoa dengan Tidak Jemu-jemu"

Tema "Berdoalah dengan tidak jemu-jemu" mengajak kita untuk merenungka

Editor: Eflin Rote
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Br. Pio Hayon, SVD. Hari Sabtu Pekan Biasa XXXII
Sabtu,  15 November  2025. 
Bacaan I:  Keb. 18 : 14-16;19 :6-9
Injil:  Luk.  18: 1-8

“Berdoalah dengan tidak jemu-jemu”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Permenungan ini dari bacaan hari ini, dimana kita dihadapkan pada dua pesan penting yang saling melengkapi: kuasa Allah dalam menghakimi dan menyelamatkan, serta pentingnya ketekunan dalam doa. 

Tema "Berdoalah dengan tidak jemu-jemu" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat mendekati Allah dalam doa dengan keyakinan dan ketekunan, serta bagaimana kita dapat mengalami kuasa-Nya dalam hidup kita.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam Kitab Kebijaksanaan (18:14-16; 19:6-9), kita merenungkan tentang bagaimana Allah menyelamatkan umat-Nya dari Mesir sementara menghukum orang-orang Mesir.

Kekuatan alam yang sama yang menghukum musuh-musuh Israel justru melindungi umat pilihan Allah. Ini menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu dan bahwa Ia akan membela umat-Nya yang setia.

Sedangkan dalam Injil Lukas (18:1-8), Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang janda yang terus-menerus mendesak seorang hakim yang lalim untuk memberikan keadilan kepadanya.

Akhirnya, hakim itu mengabulkan permintaannya, bukan karena ia takut kepada Allah atau menghormati manusia, melainkan karena janda itu terus mengganggunya. Yesus menggunakan perumpamaan ini untuk mengajarkan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Maka refleksi kita adalah tentang nilai-nilai ini: Ketekunan dalam Doa: Apakah kita tekun dalam berdoa, meskipun kita tidak selalu melihat jawaban yang kita harapkan?

Apakah kita menyerah ketika doa-doa kita tidak segera dijawab? Keyakinan akan Keadilan Allah: Apakah kita percaya bahwa Allah adalah adil dan bahwa Ia akan membela orang-orang yang tertindas? Apakah kita bersabar menantikan waktu-Nya, ataukah kita mencoba untuk mengambil keadilan di tangan kita sendiri?

Hubungan dengan Allah: Apakah kita memiliki hubungan yang dekat dan pribadi dengan Allah, ataukah kita hanya mendekati-Nya ketika kita membutuhkan sesuatu? Apakah kita meluangkan waktu untuk mendengarkan suara-Nya dan merenungkan firman-Nya?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: pada hari ini, marilah kita merenungkan panggilan untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu dan untuk percaya bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved