Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 22 Desember 2022, Magnificat

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Magnificat.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 22 Desember 2022 dengan judul Magnificat. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Magnificat.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari kitab 1 Samuel 1: 24-28, dan bacaan Injil Lukas 1: 46-56.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 22 Desember 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.

Kisah bacaan-bacaan suci yang kita dengar dan renungkan pada hari ini adalah tentang ucapan syukur atas berkat dan penyelenggaraan Tuhan dalam diri orang-orang yang dikasihiNya.

Dalam bacaan pertama, Kitab 1 Samuel mengangkat figur Hana yang datang menghadap Tuhan untuk mempersembahkan ucapan syukur atas kelahiran anaknya Samuel. Dan Samuel dipersembahkan kepada Tuhan karena dia lahir atas permintaan Hana ibunya.

Sedangkan dalam bacaan Injil, penginjil Lukas mengangkat figur Maria yang mengucapkan syukur atas penyelenggaraan dan penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel dan telah menyatakan kasihNya bagi dunia dan terlaksana dalam dirinya.

Kedua kisah ucapan syukur dari dua orang wanita suci ini memiliki karakter yang berbeda-beda, namun memberikan nilai yang perlu kita renungkan.

Hana dalam Kitab 1 Samuel memberikan ucapan syukurnya seturut adat bangsa Yahudi yang dilakukan setelah doanya dikabulkan atau setelah anaknya siap dipersembahkan.

Namun Maria dalam Injil Lukas menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan sejak awal baru mendapatkan karunia kabar sukacita dan membagikan sukacita itu dengan saudarinya Elisabeth.

Dalam ucapan syukur itu, fokus Maria kepada penyelenggaraan Allah bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk seluruh bangsa Israel dan yang sedang terlaksana dalam dirinya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 Desember 2022, Belajar dari Sikap Hana dan Maria

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Kisah kedua wanita dalam dua bacaan ini memberikan kita gambaran akan cara kita mengucapkan syukur kepada Tuhan untuk setiap anugerah yang diberikan kepada kita umatNya.

Dalam hidup, kita sudah banyak menerima berkat Tuhan. Entah itu kita dapatkan karena doa-doa kita kepada Tuhan dan Tuhan mengabulkan doa itu. Atau tanpa kita meminta pun Tuhan memberikan anugerah itu kepada kita.

Kecenderungan manusiawi kita adalah kita akan mengucapkan syukur ketika doa-doa kita terkabulkan secara nyata di dalam hidup kita.

Seperti Hana, meminta seorang anak laki-laki dan diberikan Tuhan seorang anak laki-laki yang diberi nama Samuel itu.

Kecenderungan ini menjadi sangat lazim di tengah-tengah kita. Sehingga kalau tidak dapat apa yang kita doakan, maka kita kebanyakan mulai mengeluh, mengomel dan semacamnya, bahkan bisa sampai menghujat Tuhan sebagai Tuhan yang tidak adil.

Di lain pihak, ketika kita mendapatkan anugerah tanpa kita berdoa memintanya tapi kita masih mendapatkan itu.

Untuk hal-hal semacam ini kita pasti akan sangat cepat mengucapkan syukur kepada Tuhan karena kita sudah mendapatkan itu tanpa kita minta.

Namun kadang juga, bahkan muncul tanpa kita minta pun, kita masih mengeluh atau mengomel seperti “Kita minta lain beri lain nih”, atau bisa muncul juga keluhan seperti, ”coba datang yang lain ka apa begitu ew”, atau banyak lagi bentuk keluhan kita di balik sebuah syukur kita.

Kecenderungan kita adalah merasa diri wajib untuk menerima apa yang harus kita terima tanpa mensyukuri apa yang sudah banyak kita dapatkan.

Kita lebih fokus pada apa yang ingin kita dapatkan dengan instan, lupa juga bahwa Tuhan membutuhkan aksi nyata kita yang tepat sebelum diberi berkat.

Mengapa kita gampang sekali menyalahkan atau mengeluhkan Tuhan ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita doakan?

Itu karena kita sangat ego dengan diri kita sendiri. Padahal kita tahu bahwa semua yang kita dapatkan itu adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 Desember 2022, Maqnificat Maria dan Revolusi

Maka marilah kita belajar dari Hana dan Maria yang selalu bersyukur entah karena doa kita dikabulkan atau tanpa didoakan pun itu datang.

Karena dalam hati yang bersyukur selalu itu, Tuhan hadir secara nyata dalam hidup kita. Kalau Tuhan sudah membuka jalan untuk kita dalam rencanaNya bagi kita, maka sebaiknya kita terima penuh syukur walaupun itu di luar dari rencana atau doa-doa kita.

Rencana dan kehendak Tuhan selalu berbanding terbalik dengan rencana dan kehendak manusiawi kita.

Maka ketika kita diberi satu anugerah dalam rencana Tuhan, terimalah dan bersyukurlah karena dengan cara itu kita akan menerima anugerah-anguerah berikutnya tanpa kita minta.

Seperti Maria menyanyikan mangnificatnya, kita pun menyanyikan magnifikat dalam hidup kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 22 Desember 2022, Yang Mahakuasa Telah Melakukan Perbuatan Besar Kepadaku

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Yang bisa kita pelajari adalah pertama, Tuhan selalu punya rencana hebat dan besar dalam hidup kita.

Kedua, bersyukur adalah cara yang tepat sebagai tanda kerendahan diri kita di hadapan Tuhan.

Ketiga, apa pun yang kita terima dari Tuhan, baik lewat doa dan permohonan kita maupun datang begitu saja, selalu harus mengucap syukur kepada Tuhan pemberi segalanya.

Teks Lengkap Bacaan Kamis 22 Desember 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 22 Desember 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 22 Desember 2022. (Tokopedia)


Bacaan Pertama: 1 Samuel 1:24-28

"Hana bersyukur atas kelahiran Samuel."

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel:

Sekali peristiwa, setelah Samuel disapih oleh ibunya, Hana, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur.

Waktu itu Samuel masih kecil betul.

Setelah menyembelih lembu, mereka mengantar kanak-kanak itu kepada Eli.

Lalu Hana berkata kepada Eli, "Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan.

Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta daripada-Nya.

Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan."

Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: 1 Samuel 2:1.4-5.6-7.8abcd

Refr. Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku.

1. Hatiku bersukacita karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.

2. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.

3. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya, Ia merendahkan dan meninggikan juga.

4. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.

Bait Pengantar Injil

Refr. Alleluya.

O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kaubentuk dari tanah.

Bacaan Injil: Lukas 1:46-56

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku."

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus.

Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved