Pilpres 2024

Bukan Prabowo Tapi Airlangga Hartarto yang Paling Dipilih untuk Gantikan Presiden Jokowi

Bukan Prabowo tapi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang paling dipilih publik menjadi calon presiden untuk menggantikan Presiden Jokowi.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
LEBIH DIUNGGULKAN - Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar lebih diunggulkan sebagai sosok pengganti Presiden Jokowi. Ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Network Election Survei atau INES. 

Selain itu, elektabilitas Airlangga juga sangat tinggi, sehingga banyak pemilih menjatuhkan pilihannya pada Menko Perekonomian itu sebagai capres pasca Presiden Jokowi.

Sementara itu berdasarkan hasil jajak pendapat terkait Pemilu dan Pilpres 2024, SMRC memperlihatkan Partai Golkar akan meraup 11 persen suara dalam Pileg 2024.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebaiknya Fokus Urus Pemerintahan daripada Bermanuver untuk Pilpres 2024

Sementara posisi kedua dan ketiga ditempati Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP).

Disebutkan pula bahwa perolehan suara Golkar pada Pileg 2024 akan semakin besar jika parpol yang dipimpin Airlangga Hartarto itu meminang Ganjar Pranowo sebagai capres.

Direktur Eksekutif SMRC, Saiful Mujani menjelaskan jika partai mengusung Ganjar, maka Golkar akan mendapatkan 17 persen suara pemilih.

Survei ini menemukan bahwa Ganjar memiliki efek positif pada penguatan suara Golkar.

Di sisi lain hasil survei juga memuat suara PDIP menjadi turun dari 25 persen jika Golkar mencalonkan Ganjar. Hal ini lantaran para pendukung Ganjar akan beralih mendukung Golkar dalam Pileg.

"Kalau Ganjar dicalonkan oleh Golkar, dia mengajak (sebagian) pemilihnya pergi ke Golkar," ujar Saiful dalam keterangan tertulisnya, Kamis 17 November 2022.

Lebih jauh Saiful menjelaskan peta kekuatan politik partai mengalami perubahan, jika Golkar mencalonkan Ganjar.

Hasil survei juga menjelaskan bahwa Partai Gerindra, PDIP, dan Golkar menjadi berimbang.

"Kalau PDIP ingin menjaga suaranya, mereka harus hati-hati dengan fakta ini. Jangan sampai Ganjar diambil oleh partai lain." ujarnya.

Bagaimana jika Golkar tetap mengusung Airlangga sebagai capres.

Hasil survei SMRC menyatakan peningkatan suara yang didapat hanya 13 persen.

Menurut Mujani, Airlangga tidak memiliki efek positif maupun negatif terhadap suara partai Golkar.

Karena itu, jika Golkar mencalonkan Airlangga, kemungkinan menaikkan suara Golkar tidak terjadi.

Hal ini lebih baik jika Golkar mengusung Erick Thohir sebagai capres Golkar.

Golkar tidak mendapatkan efek positif jika nama Erick Thohir dijagokan sebagai capres.

Menurutnya Golkar hanya mendapatkan 11 persen. "Jadi Tidak bergeming sama sekali. Airlangga tadi dari 11 persen menjadi 13, ini 11 ya 11," ujar Mujani.

Survei ini menggunakan sample 267 dari 1.220 responden, sehingga margin of error-nya sekitar 6,1 persen, umumnya margin of error survei nasional SMRC sekitar 3 persen.

Baca juga: Prabowo Subianto Diramalkan Menang Pilpres 2024, Dukungan Presiden Jokowi Jadi Penentu

Adapun metode yang digunakan adalah eksperimental menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai.

Para responden secara acak dibagi dalam empat kelompok (kontrol, treatment 1, treatment 2, dan treatment 3).

Setiap responden mendapatkan pertanyaan sesuai dengan kelompoknya.

Survei ini menggunakan teknik wawancara tatap muka pada 3-9 Oktober 2022.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved