Pilpres 2024
Bukan Prabowo Tapi Airlangga Hartarto yang Paling Dipilih untuk Gantikan Presiden Jokowi
Bukan Prabowo tapi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang paling dipilih publik menjadi calon presiden untuk menggantikan Presiden Jokowi.
Maksudnya, hasil penelitian itu mendapatkan data komprehensif yang mampu memberikan gambaran dalam bentuk nominal yang terukur dan akurat.
Disampaikan pula bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain mengunakan angket berupa kuisioner kemudian dilakukan observasi.
"Penelitian ini mengunakan sample sebanyak 2.180 responden yang tersebar di 400 Kabupaten/Kota."
Para responden itu, katanya, sudah memiliki hak pilih saat penelitian. Dan penarikan samplenya mengunakan metode multistage random sampling."
"Hasil yang diperoleh memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error +/- 21 persen," kata Nugraheni dalam keterangan tertulis pada Rabu 16 November 2022.
Sementara itu, hasil dari sampel penelitian yang 2.180 responden di 400 Kabupaten/ Kota itu memperlihatkan sejumlah fakta yang mengejutkan.
Diketahui, sebanyak 69,3 persen responden merupakan pengguna aktif media sosial, 20,9 persen merupakan pengguna pasif dan 9,8 persen sama sekali tidak aktif.
Hasil penelitian juga menemukan 64,4 persen mendapatkan pesan dan info yang berhubungan dengan politik dan pemerintahan dari media sosial.
Selanjutnya, sebanyak 19,2 persen bukan dari media sosial dan sebanyak 16,4 persen tidak mendapatkan pesan dan info politik
Baca juga: Airlangga Hartarto Tak Terpengaruh Langkah Surya Paloh Deklarasikan Anies Baswedan
"Dari simulasi nama-nama tokoh yang disodorkan pada 2.180 responden terkait preferensi responden untuk memilih presiden jika pilpres digelar pada hari ini maka dalam penelitian ini didasarkan pada personal kandidat, meliputi rekam jejak kepemimpinan, kemampuan menjalin relasi dengan masyarakat dan lawan politik, Karisma, kewibawaan, ketegasan tokoh," paparnya.

Begini Hasil survei INES
- Airlangga Hartarto 20,3 persen
- Prabowo Subianto 19,6 persen
- Ganjar Pranowo 8,6 persen
- Andika Perkasa 6,3 persen