Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 19 November 2022, Mati dan Bangkit Itu Bukan Urusan Kita
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Mati dan Bangkit Itu Bukan Urusan Kita.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Mati dan Bangkit Itu Bukan Urusan Kita.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik berikut dengan merujuk bacaan pertama Wahyu 11:4-12; dan bacaan Injil Lukas 20:27-40.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 19 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Persoalan tentang kematian, sudah jelas bagi orang Saduki. Tetapi soal kebangkitan itu yang dipertanyakan.
Orang Saduki mengungkapkan alasan ketidakpercayaan mereka tentang kebangkitan. Mereka memberikan sebuah contoh pembanding, yaitu tentang perkawinan antara seorang wanita dengan tujuh orang bersaudara tanpa meninggalkan keturunan.
Yang menjadi penyebab kematian dan tidak adanya keturunan ini, siapa dan mengapa tidak dijelaskan. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini?
Latar belakang kisah ini adalah adanya budaya perkawinan Levirat, di mana bila seorang menikahi seorang perempuan, dan mati sebelum meninggalkan keturunan, maka istrinya itu harus menikah dengan adik / saudara suaminya, untuk membangkitkan keturunan bagi kakaknya.
Menjawab pertanyaan orang Saduki, Yesus menegaskan bahwa kelak di surga orang tidak kawin atau dikawinkan, tetapi mereka hidup sebagai anak-anak Allah, dalam situasi yang sama sekali baru dari keadaan di dunia.
Yesus mengatakan, ”Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin
dan tidak dikawinkan. Segala kehidupan perkawinan dan nafsu genital tak ada lagi.
Percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal adalah iman Katolik yang sejati.
Dengan mengimaninya, kita membuka jalan untuk mengalami hidup kekal dan bersatu dengan Yesus sendiri.
Di sana kita akan merasakan damai dan sukacita sejati.
Apa yang kita imani perlu kita hayati mulai saat ini yakni mengenal dan percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 19 November 2022, Upah Kesetiaan
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Soal mati dan bangkit, itu bukan urusan kita. Itu urusannya Tuhan. Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mengisi hari-hari hidup kita yang sisa ini dengan baik, sebagai persiapan untuk kematian yang baik pula.
Atau bagaimana hidup dengan tindakan berbuat baik agar dapat dibangkitkan sebagai anak Allah.
Ingatkan sabda Tuhan, ”Akulah jalan dan kebanaran dan hidup.” Hidup ini adalah perziarahan singkat ke masa depan. Hidup di dunia ini menjadi persiapan untuk menyongsong kehidupan kekal di Surga.
Kesetiaan iman ini akan membuka jalan bagi kita semua menuju Surga abadi, tempat kita berjumpa dengan Yesus dan mengalami kemuliaan.
Kontemplasi
Inilah makna kebangkitan yakni hidup baru sebagai anak-anak Allah. Kita tidak lagi terikat oleh nafsu dunia. Semua sudah sempurna. Kawin dan dikawinkan itu urusan dunia.
Ketika kita sudah dibangkitkan kita tidak lagi membutuhkan hal-hal duniawi yang serba sementara.
Hidup kita sudah kekal sempurna. Kita hidup di hadapan Allah seperti malaikat-malaikat yang siang malam memuji Allah.
Doa
Ya Tuhan Yesus, teguhkanlah imanku yang seringkali rapuh, agar aku sanggup memberi kesaksian tentang Engkau, Sumber hidup dan jalan kebenaran. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Sabtu. Selamat berakhir pekan. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Teks Lengkap Bacaan Sabtu 19 November 2022

Bacaan Pertama: Wahyu 11:4-12
Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.
Bacaan dari Kitab Wahyu:
Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian.
Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya.
Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.
Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur.
Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.
Tetapi, tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.
Dan orang-orang itu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 144:1,2,9-10
Refr. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
1. Terpujilah Tuhan, Gunng Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung. Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku.
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu
Bait Pengantar Injil: 2 Timotius 1:10b
Refr. Alleluya, alleluya.
Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Bacaan Injil: Lukas 20:27-40
Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menulis untuk kita perintah ini:
Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.
Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu.
Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?
Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS