Berita Manggarai Barat

Minyak Tanah di Labuan Bajo Langka, Pengurangan Kuota di NTT Jadi Faktor Utama

Deden mengatakan, kuota minyak tanah di NTT pada tahun 2022 mengalami pengurangan 3,84 persen dibanding tahun sebelumnya.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Warga saat mengantre minyak tanah di salah satu pangkalan yang berlokasi di Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Pengurangan kuota minyak tanah di wilayah NTT pada tahun 2022 menjadi faktor terjadinya kelangkaan minyak tanah di sejumlah daerah tak terkecuali di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Hal ini disampaikan Deden M. Idhani, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara saat dikonfirmasi, Kamis 17 November 2022.

Deden mengatakan, kuota minyak tanah di NTT pada tahun 2022 mengalami pengurangan 3,84 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Padahal aktifitas masyarakat di tahun 2022 cenderung lebih tinggi dibanding tahun 2021, karena ada pembatasan kegiatan masyarakat karena covid-19," jelas Deden saat dihubungi dari Labuan Bajo.

Ia menegaskan, bahwa Pertamina telah menyalurkan minyak tanah bagi masyarakat di NTT sesuai dengan regulasi dan kuota yang ditetapkan.

"Sebagai operator yang ditugaskan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen siap menyalurkan minyak tanah jika ada penambahan kuota," kata dia.

Sebelumnya, untuk mendapatkan minyak tanah warga di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, NTT rela antre berjam-jam. Hal ini terjadi lantaran kelangkaan minyak tanah di Labuan Bajo dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Minyak Tanah Langka, Warga Labuan Bajo Rela Antre Berjam-jam

Seperti yang terjadi di pangkalan minyak tanah di Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo Labuan Bajo.
Sambil membawa jerigen, warga mulai mengantre sejak siang.

Untuk bisa mengantre, warga harus mendaftarkan namanya terlebih dahulu agar bisa mendapatkan minyak tanah. Setiap warga hanya mendapat jatah 5 liter.

Yohan Hami, seorang warga yang ditemui mengaku sudah mengantre hampir 3 jam. Atas kelangkaan minyak tanah ini menurutnya sangat berdampak kepada usahanya.

"Saya usaha jual stik bawang atau kiri-kiri, sekali goreng biasanya butuh minyak 5 liter, beberapa hari ini saya tidak bikin karena susah dapat minyak tanah," ungkapnya.

Baca juga: Pemerintah dan DPRD Ende Sepakat Penyaluran Minyak Tanah Dilakukan Terpusat di Kelurahan

Warga Merombok Labuan Bajo itu tidak terlalu mempersoalkan jika nantinya harga minyak tanah naik. Yang penting baginya minyak tanah mudah di dapat demi menunjang usahanya. "Tidak apa-apa naik yang penting jangan langka," kata Yohan.

Damianus, warga lainnya lantas meminta PT Pertamina menambah pasokan minyak tanah ke Labuan Bajo NTT. Sebab menurutnya, minyak tanah sudah langka sejak dua bulan terakhir.

"Harap hal ini menjadi perhatian serius pemerintah dan juga PT Pertamina sebagai penyalur sehingga warga tidak lagi harus mengantre untuk mendapatkan minyak tanah," pintanya. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved