Pesta Raya Flobamoratas
Launching Pesta Raya Flobamoratas, Aleta Baun : Bersahabat dengan Alam Berdaulat Pangan
Koalisi Voice for Just Climates Action ( VCA) menyelenggarakan Pesta Raya Flobamoratas selama tiga hari, Kamis - Sabtu (17-19 November 2022).
"Artinya terjadi penurunan kasus kebakaran hutan dan lahan itu. Nah sesuai SK Menteri Kehutanan bahwa total luas hutan dikelola oleh Pemerintah Provinsi NTT seluas 1,7 juta hektar. Terjadi penurunan Karhutla dari 6,43 persen tahun 2020 menjadi 0,8 persen pada 2021," tandasnya.
Aktivis lingkungan hidup NTT, Aleta Baun menegaskan bahwa bersahabat dengan alam berdaulat atas pangan.
"Ketika masyarakat merawat alam, pasti pangan akan tercapai. Dimana pun manusia bersahabat dengan alam berarti dia berdaulat dengan pangan karena siapapun dia pasti membutuhkan makan," kata Aleta Baun.
Menurut Aleta Baun, berbicara tentang perubahan iklim, juga berbicara tentang lingkungan dimana kita ada. Perubahan iklim bukan terjadi hanya untuk satu orang tetapi untuk seluruh makhluk yang hidup yang ada di atas permukaan bumi.
"Ketika kita berbicara tentang perubahan iklim kita juga berbicara tentang diri kita, bagaimana kita melakukan sesuatu terhadap alam yang ada dan lingkungan dimana kita tinggal," ujarnya.
Aleta Baun mengatakan, krisis iklim banyak menimbulkan kerentanan yang pasti berdampak mau tidak mau terhadap kaum perempuan dan terhadap petani yang sebenarnya setiap hari bekerja di kebun, di ladang di mana mereka selalu membutuhkan sumber-sumber penghidupan.
"Siapa yang akan mengalami kerentanan tersebut ketika alam kita rusak? Pasti orang-orang yang ada di kampung. Orang-orang yang tidak mendapat gaji, orang-orang yang harus membawa jerigen-jerigen, membawa bambu, membawa periuk untuk pergi ke hutan dan mencari sumber mata air. Itulah yang sebenarnya. Siapa yang akan mengalami adalah orang-orang kecil, orang yang ada di kampung yang tidak mampu berdaya sumber air tidak sampai di muka rumah tetapi harus dia pergi jauh dari rumahnya kurang lebih 25 atau 30 kilometer untuk mencari kehidupan," jelas Aleta Baun.
Baca juga: Pesta Raya Flobamoratas di Waterpark Kupang, Pengunjung Nonton Film Gratis Hingga Wisata Kuliner
"Manusia makhluk yang hidup ketika tidak ada air dia tidak bisa hidup. Rumput saja tidak bisa tumbuh karena itu masyarakat adat menyebutkan air adalah darah yang dia butuhkan untuk mengalir dalam kehidupan," tambahnya.
Perwakilan Simpasio Institute Larantuka, Magdalena Oa Eda Tukan yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan pembukaaan, mengaku senang berada di sini karena belajar banyak juga mendapat banyak informasi terkait program dari pemerintah, gerakan-gerakan atau upaya-upaya yang dilakukan oleh Aleta Baun dan bagaimana Pesta Raya Flobamoratas kemudian menjadi satu wadah untuk bertemu bersama.
"Saya mewakili teman-teman dari Simpasio Institute, sebuah komunitas orang muda yang berbasis di Larantuka yang kurang lebih enam tahun ini belajar tentang arsip dan dokumentasi sosial budaya Flores Timur lalu dalam perjalanan bertemu juga dengan teman-teman muda yang lain yang merasa dan sadar bahwa krisis ekologi juga perubahan iklim adalah masalah bersama," kata Eda Tukan.
"Jadi, orang muda yang hari-hari ini pegang gadget ngomongin musik YouTube teater ternyata mulai sadar bahwa krisis ekologi itu adalah masalah bersama dan ternyata juga kita punya cara-cara yang ampuh untuk menyuarakan itu dengan cara anak muda," tambahnya.
Perwakilan Pesta Raya Flobamoratas, Yurgen Nubatonis mengungkapkan target ketika mendesain kegiatan ini adalah non aktivis.
"Kita juga tidak mau ketika bikin kegiatan lalu tiba-tiba yang datang teman-teman yang selama ini setiap hari bicara tentang iklim, bicara tentang lingkungan itu akhirnya mubazir juga seperti menggarami lautan sehingga kemudian dari konsep namanya pun kita bikin terbuka Pesta Raya Flobamoratas jadi ini kita undang orang NTT untuk datang pesta bukan untuk datang bicara lingkungan ketika ada di situ baru kemudian mereka ketahui, oh ternyata ada juga informasi tentang lingkungan, informasi tentang iklim tetapi ketika kita sebarkan informasinya kita memang tidak kepingin untuk kepalanya mereka itu oh kalau kita ke sana nanti kita belajar iklim nanti kita belajar ini, tidak seperti itu. Memang acaranya tidak didesain seperti itu," papar Yurgen.
Ia berharap lebih banyak anak muda hadir mengikuti Pesta Raya Flobamoratas. "Acara ini didesain untuk menarik minat teman-teman anak muda dari usia 17-35 tahun, tapi kalau yang tidak masuk dalam range itu tidak apa-apa juga. Kita terbuka sekali, kita senang untuk semua orang bisa ada di situ sehingga hal-hal baik yang sudah dilakukan semua orang bisa ketahui, kemudian mau untuk melakukan hal yang sama," ujar Yurgen. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS