Suap Tambang Iegal

Pengakuan Ismail Bolong, Beda Sikap Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan, Kompolnas Turun Tangan

Ismail Bolong, eks polisi yang menjelma menjadi pengusaha tambang, mengaku menyetor uang hasil tambang ilegal kepada Kabareskrim Polri.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUN MANADO
Kolase Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, eks polisi Ismail Bolong dan eks Karo Panmal Propam Hendra Kurniawan. 

Sebaliknya, apabila tidak benar, maka hal itu itu adalah fitnah dan pencemaran nama baik. Ismail Bolong sebagai orang yang membuat pengakuan itu harus diproses secara hukum. "Kalau Ismail Bolong mengatakan saya dipaksa waktu itu, ya tetap pidana juga. Dicari oleh polisi, siapa yang memaksa," kata Susno Duadji.

Susno Duadji tak menyangkal, beredarnya video pengakuan Ismail Bolong akan berdampak terhadap institusi Polri maupun perorangan.

Terlebih dengan adanya sejumlah kasus yang sudah menyeret Polri mulai dari pembunuhan Brigadir Yosua dengan terdakwa eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, kasus narkoba yang melibatkan eks Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa dan juga tragedi Kanjuruhan.

"Suka tidak suka, publik akan memberi label ke Polri. Wah, ternyata elit Polri atau petinggi Polri itu bobrok," ujar Susno Duadji.

"Saya tidak rela, saya merasa sakit, saya merasa sedih. Maka saya meminta kepada junior-junior saya yang sekarang menangani Polri agar hal ini dilakukan klarifikasi untuk membersihkan nama baik Polri dan tentunya juga kalau tidak bersalah untuk membersihkan pejabat yang dituduh," tambahnya.

Lebih jauh Susno Duadji menyatakan apabila nantinya berdasar pengusutan, dugaan setoran ke Kabareskrim itu benar adanya, hal itu tidak akan merusak nama Polri.

Baca juga: Ismail Bolong Jadi Sorotan Publik Pasca Sebut Nama Pejabat Polri Terima Uang dari Tambang Ilegal

Justru citra Polri akan naik karena hal itu membuktikan janji Kapolri yang menyatakan akan menindak siapapun yang bersalah.

"Saya haqul yakin tidak akan merusak. Justru akan nama Polri akan terangkat. Karena janji Kapolri yang mengatakan siapapun yang berbuat, yang melakukan kejahatan, yang merusak citra Polri akan dia tindak tegas, akan dia potong. Bahwa janji itu bukan pepesan kosong," ujarnya.

Perang Bintang

Petinggi Polri saling buka kartu truf. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam ) Mahfud MD merasakan sedang terjadi perang bintang.

Mahfud MD menyampaikan hal ini sehubungan dengan beredarnya nama Kepala Badan Reserse Kriminal ( Kabareskrim ) Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto dalam isu setoran penambangan batubara ilegal di Kalimantan Timur.

Isu setoran tambang ilegal diembuskan oleh mantan personel kepolisian, Ismail Bolong. Menurut Mahfud MD, isu perang bintang di tubuh Polri harus segera dihentikan.

”Isu ’perang bintang’ terus menyeruak. Dalam ’perang’ ini, para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengakar masalahnya,” kata Mahfud MD melalui Whatsapp, Minggu 6 November 2022, melansir Kompas.com dikutip dari Kompas.id.

Mahfud MD mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menelusuri pernyataan Ismail Bolong, meski belakangan dirinya mengklarifikasi pernyataannya karena saat membuat video tersebut tengah menghadapi tekanan dari Hendra Kurniawan.

Adapun Hendra Kurniawan yang dimaksud yakni mantan Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam), salah satu terdakwa dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice penanganan perkara kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved