Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 6 November 2022, Utamakan Jaminan Kehidupan Kekal
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Utamakan Jaminan Kehidupan Kekal.
Karena jaminan pasti kita adalah bahwa Tuhan akan menguatkan hati kita dan memelihara kita terhadap yang jahat.
Bahwa segala sesuatu yang jahat tentu saja hadir akrab dengan kehidupan kita. Tapi Tuhan mengasihi kita dan menjanjikan kepada kita akan penghiburan abadi.
Karena itu sekali lagi kita dituntut untuk hidup dengan sikap setia iman dan dengan berani mengusahakan kebaikan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 5 November 2022, Membangun Persahabatan dengan Allah
Lebih daripada itu kita diminta untuk hidup dengan mengutamakan hal-hal surgawi yakni menyangkut kehidupan kekal.
Oleh karena arah perhatian kita adalah kehidupan sesudah kebangkitan, maka soal kawin dan dikawinkan yang adalah perkara duniawi atau perkara yang sekarang ada tidak lagi dipandang sebagai yang utama.
Bahkan oleh hidup yang berpengharapan penuh akan kasih Allah yang menyelamatkan itu, maka soal kawin dan dikawinkan itu menjadi yang harus dikesampingkan. Karena yang kita utamakan adalah jaminan hidup kekal.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 6 November 2022

Bacaan Pertama: 2Makabe 7:1-2.9-14
Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal.
Bacaan dari Kitab Kedua Makabe:
Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, “Apakah yang hendak Baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak Baginda ketahui?
Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!” Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, “Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!”
Sesudah itu anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkannya lidahnya, dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani ia berkata, “Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini!
Demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya ini bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua ini dari pada-Nya!” Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraannya bukan apa-apa.