Berita Lembata
Pemda Lembata Sulit Tekan Kenaikan Harga Barang Meski Ada Subsidi Dengan Kapal Tol Laut
para pelaku usaha yang memanfaatkan kapal Tol Laut untuk menekan disparitas harga pasaran sehingga harga barang tetap stabil.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah daerah Kabupaten Lembata masih kesulitan menekan disparitas harga barang kebutuhan pokok di pasaran.
Padahal, pemerintah pusat, melalui program Tol Laut yang dioperasikan PT Pelni, telah melakukan subsidi untuk angkutan barang dan komoditi dari dan ke Lembata melalui kapal Tol Laut.
Mikael Boli, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperindag Kabupaten Lembata, menyebutkan pengendalian harga barang di pasaran cukup sulit dilakukan karena barang yang masuk di gudang para pelaku usaha bukan hanya diangkut menggunakan kapal Tol Laut yang telah disubsidi saja tapi juga ada juga yang menggunakan jasa kapal swasta.
Baca juga: Pengusaha Kemiri di Lembata Akui Biaya Kapal Tol Laut PT Pelni Lebih Murah Daripada Kapal Swasta
"Kita tidak bisa telusuri barang ini dari (kapal) Tol Laut atau tidak karena tanda khusus tidak ada," ungkap Mikael ketika ditemui di Resto Olimpic Lewoleba, Rabu, 2 November 2022.
Pihaknya tetap mengimbau kepada para pelaku usaha yang memanfaatkan kapal Tol Laut untuk menekan disparitas harga pasaran sehingga harga barang tetap stabil.
Kata dia, masih ada juga keluhan dari para pelaku usaha mengenai tarif bongkar muat di pelabuhan yang cukup tinggi.
Mikael juga mengusulkan supaya ada pembatasan maksimal kontainer yang bisa dipakai oleh pelaku usaha. Jika tidak, kata dia, satu pelaku usaha yang punya banyak modal bisa memonopoli angkutan kontainer Tol Laut ke Surabaya. Hal ini penting untuk membuka ruang bagi pengusaha lokal lainnya untuk memanfaatkan program pemerintah tersebut.
Dia menyebutkan, pada tahun 2022, tercatat ada 18 pelaku usaha (muatan dari Surabaya) di Kabupaten Lembata termasuk para pelaku usaha lokal.
Baca juga: Gerai Maritim Rumah Kita PT Pelni Tekan Lonjakan Harga Sembako di Pasaran Lembata
Mikael Boli, bahkan menyebutkan, pada tahun 2020, Pemda Lembata pernah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena tercatat mengirim muatan balik kontainer ketiga terbanyak di Indonesia.
Sampai Oktober 2022, sejak tahun lalu, ada peningkatan muatan balik (pengiriman barang dari Lewoleba ke Surabaya) sebanyak 28 persen atau sebanyak 344 kontainer muatan balik dari 268 kontainer pada Oktober 2021.
Kendalanya, ujarnya, masih ada belasan kontainer yang tidak terangkut ke Surabaya karena kapasitas kapal (maksimal 55 kontainer)
Vice President of Non Commercial Cargo PT Pelni, Ridwan Mandaliko, mengungkapkan, supaya tak ada lagi kontainer yang tidak bisa terangkut dari Lewoleba maka frekuensi angkutan kapal Tol Laut yang perlu ditambah tahun 2023. Dari sebulan dua kali menjadi sebulan empat kali supaya kontainer yang tertinggal bisa terangkut.
Perihal disparitas harga di pasaran, Ridwan berharap pemerintah daerah juga bisa berperan aktif menekan disparitas harga barang yang dijual pelaku usaha karena pemerintah sudah melakukan subsidi cukup besar untuk angkutan kontainer melalui program Tol Laut.
Baca juga: Ketua Bawaslu Lembata Lantik 27 Anggota Panwascam
"Tanggungjawab pemda kontrol awasi dan monitor supaya harga Jawa dan di daerah tidak jauh," pesannya.
Ridwan menambahkan, para pelaku usaha bahkan dimudahkan dengan diskon 50 persen untuk angkutan muatan balik dengan kapal Tol Laut. Dari segi harga angkutan kontainer, kapal tol laut jauh lebih murah 200 persen dari biaya angkut kapal swasta yang bisa mencapai 7-8 juta sekali angkut.
"Kami akan selalu berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Nanti dari sebulan sekali jadi empat kali sebulan nanti kita usulkan," pungkas Ridwan. (LLR)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS