Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Oktober 2022, Menghujat Roh Kudus
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Menghujat Roh Kudus.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Menghujat Roh Kudus.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk pada Efesus 1:15-23, dan bacaan Injil Lukas 12:8-12, Peringatan Santa Theresia dari Avila, Perawan dan Pujangga Gereja.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 15 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Kita mengenal bahwa dalam Sakramen Tobat ada tiga unsur penting. Ketiga unsur tersebut, yaitu: mengakui dosa, menyesali dosa, dan membangun niat.
Agar mendapat rahmat pengampunan dari Tuhan, seseorang perlu mempunyai sikap rendah hati dan jujur di hadapan Tuhan.
Semua dosa diampuni oleh Tuhan, kecuali dosa menghujat Roh Kudus.
Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus menegaskan, “Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.”
Lalu apa dosa menghujat Roh Kudus itu? Tugas utama Roh Kudus adalah ‘menginsafkan’ manusia dari dosanya.
Jika manusia tidak mau insaf, maka ia berdosa melawan Roh Kudus.
Dosa menghujat Roh Kudus berarti tindakan manusia yang menolak kebenaran, kasih Allah, serta pengampunan dari Allah.
Dengan demikian ia tidak mungkin diampuni, baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 14 Oktober 2022, Berlakulah Jujur dan Apa Adanya
Di dalam Katekismus Gereja Katolik No.1864 dikatakan secara panjang lebar, “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, tetapi bersalah karena berbuat dosa kekal” (Mrk 3:29).
Lebih lanjut, diajarkan, “Kerahiman Allah tidak mengenal batas, tetapi siapa yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan, ia menolak pengampunan dosa-dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus.
Ketegaran hati semacam itu dapat menyebabkan sikap yang tidak bersedia bertobat sampai pada saat kematian dan dapat menyebabkan kemusnahan abadi (https://seminarimertoyudan.sch.id).”